Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Paiman Raharjo menjadi pembicara kunci dalam Bench Marking Progam Kepemimpinan Nasional (PKN) angkatan ke LIX Lembaga Administrasi Nasional (LAN) di Madame Salami, Kulon Progo, Yogyakarta, Rabu (15/5/2024).
semarak.co-Wamendes PDTT Paiman berharap Bench Marking PKN LAN angkatan ini bisa melahirkan sebuah Grand Design untuk mengatasi Kemiskinan di Daerah Lambat Tumbuh atau Tertinggal. Wamendes Paiman mengatakan, percepatan pembangunan afirmatif untuk daerah lambat tumbuh menjadi daerah berkembang, maju, danmandiri, melalui kebijakan.
“Saya harap PKN angkatan ini bisa lahirkan Grand Design pengentasan kemiskinan di Daerah Lambat Tumbuh yang komprehensif yaitu dari Tahap Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dam Evaluasi,” kata Wamendes Paiman dirilis humas usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Kamis (16/5/2024).
Pertama, Pemenuhan dan peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan sesuai standar melalui pemenuhan dan peningkatan kompetensi tenaga medis, tenaga kesehatan, dan tenaga pendidik, serta pemenuhan pelayanan kesehatan bergerak berbasis kondisi geografis wilayah.
Kedua, Penguatan ekonomi lokal berbasis kearifan lokal, digital, dan inovasi melalui pengembangan sentra pertanian dan perikanan terintegrasi, penataan pariwisata lokal yang didukung ekosistem kepariwisataan berkelanjutan, dan peningkatan up-skilling dan re-skilling SDM tenaga kerja lokal;
Ketiga, Pemerataan penyediaan infrastruktur dasar sesuai standar, serta peningkatan konektivitas intra dan antarwilayah untuk mendukung pengembangan ekonomi local.
Keempat, Penguatan tata kelola pembangunan melalui peningkatan kapasitas aparatur daerah, percepatan digitalisasi pelayanan publik, peningkatan kerja sama antardaerah, serta peningkatan integrasi sumber pembiayaan.
“Peningkatan kapasitas masyarakat yang tangguh dan adaptif untuk mendukung kemandirian daerah melalui penguatan ketahanan pangan, mitigasi bencana, adaptasi perubahan iklim, konservasi lingkungan, serta pelibatan Masyarakat,” kata Wamendes.
Wamendes kemudian menjelaskan, isu dan tantangan Daerah Lambat Tumbuh. Pertama soal Sarana dan Prasana, dimana ada kesulitan geografis yang tinggi, keterbatasan sarana dasar seperri air bersih, kesehatan dan pendidikan.
Isu kedua soal Kemampuan Keuangan Daerah dengan tantangan masih rendahnya kualitas SDM Pemerintah, belum optinal pengembangan sumber pendapatan dan Tata kelola keuangan. Ketiga soal Aksesibilitas, dimana tantangannya itu tingginya kesenjangan antar dan inter wilayah.
Keempat Karakteristik Daerah dengan tantangan tingginya resiko bencana, rawan pangan dan adaptasi yang komprehensif dan Belum optimalnya upaya rehabilitasi dan konservasi lingkungan hidup.
“Strategi dan kolaborasi pembangunan Daerah Lambat Tumbuh yaitu Peningkatan Ekonomi Masyarakat, Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana, Kapasitas Keuangan Desa, dan Aksesibilitas,” kata Wamendes.
Wamendes Paiman menyebut untuk pengentasan Kemiskinan dan Investasi di desa perlu dilakukan peningkatan kapasitas kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja di desa.
Terkait Kemiskinan Ekstrem, strategi yang perlu dilakukan adalah Menurunkan Beban Pengeluaran, Meningkatkan Pendapatan. “Lalu Meminimalkan Kantong Kemiskinan, Memperkuat Pendamping Desa dan Kelembagaan Desa,” imbuhnya.
Dana Desa jadi salah satu instrumen untuk pembangunan desa yang difokuskan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Untuk 2024, fokus penggunaan Dana Desa pada Penanganan Kemiskinan Ekstrem, Program Ketahanan Pangan, Pencegahan Stunting, dan Bantuan Permodalan BUM Desa dan BUM Desa Bersama.
“Sekali lagi saya berharap bakal ada Grand Design Pembangunan Desa termasuk pengentasan kemiskinan di daerah Lambat Tumbuh yang nanti bakal didorong menjadi regulasi seperti Perpres,” katanya.
Turut hadir Plt Kepala LAN Muhammad Taufiq, Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Basseng, Wali Angkatan Hendriyanto Hadi Tjahyono, Kapuspimnas LANGiri Saptoaji, Indra Lutrianto dan Tartono. Hadir juga tamu Undangan dari para Praktisi dan Pelaku UMKM dan Peserta PKN I Angkatan LIX Tahun 2024.
Di bagian lain dirilis humas Kemendes PDTT terbaru, Wamendes PDTT Paiman berbicara pada Stadium Generale dengan tema Implementasi Kebijakan Sistem Manajemen Nasional IKN dan Pengembangam Desa Menuju Indonesia Emas di Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (14/5/2024).
Wamendes Paiman mengatakan, perpindahan Ibu Kota Negara banyak terjadi kritikan bagi pemerintah, bahkan pemerintah dinilai terlalu cepat menerbitkan undang-undang, dan kesannya terburu-buru.
Karena itu, Wamendes Paiman dalam Stadium Generale itu paparkan terkait dengan proses dan tahapan-tahapan yang sudah dilakukan untuk perpindahan IKN tersebut.
“Sebenarnya perpindahan Ibu Kota Negara telah melalui kajian yang panjang dan sangat matang yang didasarkan pada aspek ekologi, sosiologi dan historis,” ujarnya.
Secara ekologis, lanjutnya, permukaan tanah Jakarta semakin turun setiap tahunnya, ditambah dengan kepadatan penduduk yang luar biasa, menjadikan kondisi Jakarta memang sangat padat.
Kemudian secara sosiologis, Jakarta penduduknya sangat padat sekali, sehingga terjadi kesenjangan sosial, dan juga rentan dengan polusi udaranya yang kurang sehat.
“Sedangkan secara historis, bahwa perpindahan Ibu Kota Negara ini telah diusulkan, digagas oleh Proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia, Presiden Soekarno,” ungkap Wamendes dirilis humas usai acara elalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Kamis (16/5/2024).
Karena itu, jika ada kelompok-kelompok yang mengritik dan menentang pemerintah tentang perpindahan Ibu Kota ke IKN ini sesungguhnya kurang pas. Karena, maksud dari pemerintah dengan pindahnya IKN, akan terjadi pemerataan pembangunan.
Keberadaan IKN diyakini bakal tingkatkan kesejahteraan masyarakat seperti bakal adanya pembangunan infrastruktur dan peningkatan fasilitas. “Nantinya ini bakal beri efek tingkatkam kesejahteraan Masyarakat,” kata Wamendes Paiman.
Wamendes Paiman memaparkan strategi pembangunan desa dan perdesaan yang akan dilakukan di sekitar IKN. Menurutnya, terdapat 10 strategi pembangunan yang sudah disiapkan.
Pertama, Pemerintah Desa melakukan perbaikan kualitas perencanaan pembangunan desa melalui perencanaan pembangunan desa berbasis Data Desa SDGs Desa dan IDM.
Kedua, Pemerintah Daerah memberikan dukungan melalui program atau kegiatan yang menyasar pada indikator IDM yang masih lemah sesuai dengan hasil penjaringan data dukungan program atau kebijakan Pemda di Desa Tertinggal dan Sangat Tertinggal tahun 2024.
Selain itu juga Memperkuat kelembagaan ekonomi di Desa dengan dibentuknya BUMDesa, Desa Wisata dan lainnya. “Ketiga, pembangunan desa dan perdesaan disekitar IKN juga perlu adanya Kolaborasi dan sinergi lintas sektor melalui sinkronisasi program/kegiatan,” terang dia.
Sinergi antar pendamping Kementerian/Lembaga, Menciptakan ruang kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan mitra pembangunan lainnya untuk mempercepat pengentasan Desa Tertinggal dan sangat Tertinggal, serta ppenurunan angka kemiskinan di desa.
Keempat, diperlukan juga adanya Peningkatan efektivitas pemanfaatan Dana Desa untuk penanganan kemiskinan ekstrem, ketahanan pangan dan hewani, pencegahan dan penurunan stunting skala desa, dan pengembangan sektor prioritas di desa sesuai potensi dan karakteristik desa.
Kelima, perlu adanya pemanfaatan ruang desa untuk penghidupan berkelanjutan dalam rangka mengendalikan setiap pemanfaatan dan perubahan pemanfaatan lahan (alih fungsi) di Desa yang berdampak terhadap perubahan iklim dan degradasi lingkungan.
“Keenam dengan optimalisasi pemanfaatan aset dan potensi desa untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan Desa. Ketujuh dengan Penguatan peran Pemda dalam mengkonsolidasikan penyelenggaraan pembangunan kawasan perdesaan, mulai dari perencanaan hingga evaluasi berdasarkan potensi Kawasan,” ulasnya.
Kedelapan dengan Pengembangan kerjasama antar Desa (termasuk antar BUMDes/BUMDes Bersama) dan kerjasama Desa dengan pihak ketiga melalui badan pengelola kawasan.
Kemudian yang kesembilan dengan penguatan sosial budaya lokal desa melalui pendidikan budaya, pengembangan pariwisata berbasis budaya, dan pelestarian bahasa dan adat istiadat.
“Terakhir, perlu meningkatkan pengendalian terhadap kerusakan lingkungan dan konservasi sumber daya alam sesuai dengan daya dukung lingkungan agar terciptanya kelestarian lingkungan yang berkelanjutan,” ujar Wamendes Paiman.
Sebelum Stadium Generale, Wamendes Paiman melakukan Penanaman Anggrek Bulan di sekitar Balairung UKSW didampingi Rektor Intiyas Utami. Turut hadir dalam Stadium Generale itu, Rektor UKSW Intiyas Utami, Ketua Asosiasi Badan Perguruan Tinggi Swasta Thomas Suyatno dan Para Pimpinan Lembaga di UKSW.
Rektor sejumlah Perguruan Tinggi juga turut hadir secara daring dalam salah satu rangkaian acara Ulang Tahun UKSW. Hadir juga Forkompimda Kota Salatiga, mahasiswa dan masyarakat Umum. (fir/hms/smr)