Pandemic COVID-19 Bikin Transaksi Mobile Banking BTN Tembus Rp10,638 Triliun

Ilustrasi posisi likuiditas Bank BTN sangat kuat ditopang pertumbuhan DPK yang positif. Foto: humas BTN

PT Bank Tabungan Negara (BTN) menilai pandemic COVID-19 bikin nasabah perseroan aktif bertransaksi melalui mobile banking. Hingga Oktober 2020 nilai transaksi mobile banking BTN mencapai Rp10,638 triliun. Ini melonjak 44% dari posisi akhir 2019 sebesar Rp7,372 triliun.

semarak.co-Direktur Operation, IT and Digital Banking BTN Andi Nirwoto menyebut, nilai tersebut berasal dari jumlah transaksi nasabah mobile banking yang mencapai 60.912.342 transaksi hingga Oktober 2020. Angka ini meningkat 36% dari 2019 yang tercatat  44.872.107 transaksi.

Bacaan Lainnya

“Sementara internet banking mengalami peningkatan jumlah pengguna sebanyak 127 persen. Atau naik dari posisi 2019 dengan jumlah pengguna tercatat 258.521 nasabah dan pada tahun ini tercatat 587.470 pengguna,” ungkap Andi dalam rilis Humas Bank BTN, Senin (9/11/2020).

fitur transaksi menjadi salah satu kunci utama BTN menarik masyarakat menggunakan mobile banking. Pada akhir 2019, hanya ada 62 fitur di mobile Banking Bank BTN, kini mencapai 297 fitur. Di antaranya pembayaran SPP ke kurang lebih 9 universitas, pembayaran PDAM, pembelian voucher streaming, pembayaran BPJS, dan sebagainya.

“Akhir tahun ini kami terus menambah dan melengkapi fitur pembayaran institusi misalnya pembayaran tiket perjalanan moda transportasi, zakat, voucher games dan lain sebagainya sehingga ada kurang lebih 489 fitur baru di mobile Banking BTN,” katanya.

Selain fitur, bank dengan kode saham BBTN ini memperbaiki user interface yang semakin dinamis sehingga menjadi lebih menarik, modern, dan user friendly. Dengan penambahan fitur, pengguna mobile banking pun naik sebesar 24% year on year (yoy) pada Oktober 2020.

“Pengembangan mobile Banking juga diimbangi penguatan sistem keamanan data nasabah agar bertransaksi dengan aman di mobile banking Bank BTN,” ucap Andi.

Secara teknologi, kata dia, BTN terus memperbarui penerapan model best practices, misalkan adanya firewall (mencegah akses tidak sah), adanya metode two factor authentification (fitur keamanan akun online dengan cara verifikasi identitas lebih dari satu kali), dan lain-lain.

Tahun depan, Andi menjelaskan, Bank BTN juga telah menyiapkan berbagai strategi untuk terus mengembangkan digitalisasi perbankan. Di antaranya layanan Open Banking yang merupakan layanan perbankan dengan Application Programming Interface (API) terbuka.

“Diharapkan, hal ini akan mempermudah pengembang pihak ketiga sehingga terhubung langsung dengan bank untuk proses transaksi, baik finansial maupun non-finansial,” paparnya.

Bank BTN terus mengembangkan diri untuk menjadi mitra terbaik yang memberikan end to end solution dalam penyediaan pembiayaan dan transaksi keuangan bagi para pelaku di sektor perumahan.

Dengan mengembangkan digitalisasi, menjadi upaya Bank BTN menuju top 5 di Asia Tenggara di tahun 2025. “Kebutuhan di era digital yang serba cepat saat ini menuntut perbankan untuk menyediakan berbagai layanan berbasis teknologi digital,” tulis Humas.

Karena itu, melalui layanan open banking ini, diharapkan dapat meningkatkan layanan kerja sama Business to Business atau Business to Customer bagi fintech, merchant/commerce, lembaga dan institusi lainnya. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *