Pandemi Boleh Terjadi Tapi Kerja Kemanusiaan Tak Boleh Berhenti (Ancol Dikelola Dengan Hati)

Geisz Chalifah. foto: internet

Oleh Geisz Chalifah *

semarak.co-Rudi sehari-hari bertugas sebagai Office Boy di Gedung Ecovention Ancol, dia hanya bisa menamatkan sekolah sampai SMP.  Dengan masalah ekonomi yang dihadapi Rudi tak bisa melanjutkan sekolah ketingkat selanjutnya.

Bacaan Lainnya

Demikian pula Ramli sehari-hari bertugas sebagai security, menjaga gedung tetap aman dan menyambut setiap tamu yang datang dengan ramah. Cita-citanya tak muluk, untuk menjadi kepala security dia harus punya ijazah SMA.

Kadang saya berbincang  tentang apa saja dengan mereka yang sehari-hari di depan mata kita, tapi lebih sering lagi “tak terlihat” oleh banyak orang.

Pekerjaan yang mereka geluti  membuat mereka  ada untuk  sekedar melaksanakan pekerjaan tapi seperti “tak terlihat” bahkan sekedar untuk diajak bicara, terkadang kita alpa untuk sekedar mengetahui namanya.

Ada pula Dita (Ida Farida), sehari-hari bekerja di Ocean Dream Samudra sebagai tenaga alih daya. Kebiasaan bertanya tentang sekolah memberi saya pemahaman tak semua orang berkesempatan mendapat pendidikan.

Dita menjawab dengan terus terang bahwa dia hanya menamatkan sekolah SMP.  Berbeda dengan yang berdebat dengan saya di stasiun TV, ketika ditanya SMA anda Dimana?  Lalu ngamuk tak terkira sambil mempermalukan dirinya sendiri.

Melalui Bagus Prayogo saya mendapat khabar ketiganya telah menamatkan jenjang SMA paket C. Lengkap dengan foto dan ijazah SMA yang telah mereka miliki.

Perbincangan tentang hal-hal  sederhana, sekedar menegur, lalu memotivasi untuk kehidupan yang lebih baik memberi banyak manfaat, karna sekolah adalah eskalator kehidupan. Ketiganya melanjutkan sekolah SMA paket C yang dikelola oleh PT Pembangunan Jaya Ancol.

Dengan senyum bahagia mereka mengirim foto dengan Ijazah tergemgam kepada Bagus Prayogo, sambil mengirim salam dan ucapan terimakasih kepada saya. Tampak senyum cerah dan harapan untuk masa depan yang lebih baik di wajah mereka.

Pandemi memang menerpa dan membuat banyak orang merana tak terkecuali kawasan wisata seperti Ancol. Namun demikian kerja kemanusiaan tak mengenal pandemi. Eskalator kehidupan (Sekolah Rakyat Ancol) akan tetap berlangsung karena kawasan ini dikelola dengan hati bukan sekedar menghitung angka-angka.

*) penulis adalah Komisaris Taman Impian Jaya Ancol

 

sumber: m.facebook.com/story.php?

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *