Pameran Tunggal Félix-Antoine Morin Bertajuk Asemic Sound Cycles di Galeri Salihara

Pengunjung sedang mengamati karya luksi di Galeri Salihara. Foto: humas Komunitas Salihara

Pada semester pertama 2022, Komunitas Salihara mengadakan pameran tunggal seniman Kanada, Félix-Antoine Morin bertajuk Asemic Sound Cycles di Galeri Salihara Jl Salihara No 116, Jakarta Selatan, mulai 10-24 April 2022, pukul 13.00-20.00 WIB.

semarak.co-Pameran ini bisa menjadi pilihan kegiatan ngabuburit seni bagi seluruh warga DKI Jakarta dan sekitarnya di bulan Ramadan. Pameran ini adalah salah satu rangkaian tur pameran tunggal si seniman yang telah dilaksanakan di Prancis, Meksiko, dan Turki.

Bacaan Lainnya

Mengutip rilis humas Komunitas Salihara yang diterima redaksi semarak.co, Sabtu (9/4/2022), Asemic Sound Cycles adalah pameran yang khusus dibuat oleh Félix-Antoine Morin untuk Komunitas Salihara Arts Center.

“Karya-karya Morin dalam pameran ini menawarkan sebuah pengalaman berkesenian baru yang menampilkan kolase visual antara bunyi dan gambar. Pameran ini menjadikan Galeri Salihara sebagai satu-satunya platform untuk menikmati karya-karya Morin di Indonesia,” demikian tulis rilis Humas Komunitas Salihara.

Tentang Pameran Asemic Sound Cycles

Asemic Sound Cycles memamerkan representasi bentuk musik berdasarkan repertoar komposisi yang digubah juga oleh Félix-Antoine Morin. Melalui konstruksi visual dan permainan ketukan, ia menciptakan hubungan antar bunyi dan mengubah nada-nada utama menjadi materi yang abstrak.

Hasilnya adalah bentuk-bentuk karya yang puitis dan berirama dalam torehan-torehan grafis. Karya media baru ini tidak hendak ditafsirkan dari sisi musikalitasnya. Kita dapat menikmati pengalaman estetik yang multitafsir berdasarkan keberagaman persepsi yang abstrak.

Di sisi yang lain Asemic Sound Cycles hendak menunjukkan sisi kepekaan musik dan gambar dari si seniman. Selain torehan-torehan grafis, karya lain dalam pameran ini adalah instalasi yang terletak di tengah Galeri Salihara. Terinspirasi oleh teknik “locked groove” yang ditemukan oleh Pierre Schaeffer pada pertengahan abad 20.

Teknik tersebut hendak menjelaskan fenomena timbulnya bunyi saat jarum alat pemutar piringan hitam menyentuh alur-alur di piringan. Dengan metode serupa, instalasi bunyi karya Morin terdiri dari sebuah mikrofon yang mengeluarkan reaksi bunyi terhadap benda-benda yang dilewatinya di sepanjang lantai.

Tentang Félix-Antoine Morin

Félix-Antoine Morin belajar seni visual di Université du Québec à Montréal (UQAM) dan aransemen elektro akustik di Conversatory of Montreal. Ia pernah memenangkan penghargaan JTTP pada tahun 2008 dan menerima penghargaan Joseph S. Stauffer dari dewan kesenian Kanada pada tahun 2012.

Karya-karyanya telah banyak dipamerkan di berbagai acara berskala nasional dan internasional. Karya-karya Félix-Antoine Morin terinspirasi dari komposisi nada musik sakral dan tradisional yang banyak digunakan dalam berbagai ritual adat.

Ia menjelajahi bermacam kemungkinan dan menciptakan karya melalui berbagai medium sehingga eksekusi karya-karyanya dapat diterjemahkan menjadi mantra-mantra yang puitis. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *