PAM Jaya segera Distribusikan Air Langsung Minum dari Kali, Direktur PAM Jaya Syahrul: Operasi Shadow Mulai Hari Ini

Personel PAM Jaya memantau perangkat teknologi Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO) di IPA Mookervart, Daan Mogot, Jakarta. IPA Mookervart merupakan terobosan dari PAM JAYA yang menggunakan teknologi pengolahan air baku menjadi air minum. Foto: antara di internet

Perusahaan umum Daerah Air Minum DKI Jakarta Raya (Perumda) PAM Jaya komitmen soal pengakhiran swastanisasi pengelolaan air yang akan berakhir sekitar enam bulan ke depan, tidak berubah. Bahkan tetap tinggi, walau di jajaran direksi telah mengalami perubahan.

semarak.co-Mulai hari ini 1 Agustus 2022, PAM Jaya melaksanakan operasi shadow, yakni operasi masa transisi. Ini berlangsung sampai 31 Januari 2023 saat akhir dari perjanjian kerja sama pengelolaan air, Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dikelola swasta.

Bacaan Lainnya

Yakni Pejompongan 1, Pejompongan 2, Buaran 1, Buaran 2, dan Pulogadung akan dikelola bersama antara PAM Jaya dan mitra swastanya, di mana selama 24 tahun ini hanya dikelola swasta.

Direktur Pelayanan PAM Jaya Syahrul Hasan mengatakan, komitmen direksi atas selesainya kerja sama dengan mitra kerja swasta, terdiridari Aetra dan PALYJA, meski saat ini terdapat pergantian direktur utama, tetap sama dan tetap tinggi.

“Jadi, mekanismenya besok (hari ini), karena sudah transisi akan berubah. Di mana selama 24 tahun tidak bisa masuk ke sana kecuali memang ada surat tugas dan lain-lain, boleh masuk ke sana secara bebas untuk kemudian melakukan kerja-kerja seperti dilakukan Aetra dan Palyja,” terang Syahrul saat diskusi dengan wartawan Balkoters di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Sabtu malam (31/7/2022).

Diproses distribusinya, lanjut Syahrul, diproses produksinya, diproses pelayanannya juga. Paralel dengan proses transisi tadi, Syahrul mengatakan, pihaknya juga melakukan inisiatif bisnis yang disebut due diligence atau kajian uji tuntas pihaknya bekerja sama Ernst and Young.

“Erns and Young yang merupakan konsultan big four dunia untuk kemudian meng-capture seluruh lini bisnis di mitra swasta pengelolaan air,” ujar Syahrul dilansir lampuhijau.co.id/Minggu, 31 Juli 2022, 12:00 WIB.

Jadi, lanjut Syahrul, seluruh lini bisnis yang ada di Aetra dan Palyja nantinya akan diuji tuntas. “Istilahnya akan dikulik semua standar operasion procedur (SOP), Man Power, proses bisnisnya, dan itu nanti hasilnya diserahkan ke PAM Jaya, sehingga saat pengelolaan 100 persen PAM Jaya tidak gagap lagi dalam lakukan proses bisnisnya,” ucapnya.

Selanjutnya, kata dia, adalah dengan melakukan langkah IMO (Integration Management Office) yang dimaksudkan untuk menggabungkan dua system, yakni PAM Jaya dengan mitra swasta (Aetra dan PALYJA.

Contoh yang paling terlihat, lanjut Syahrul, adalah data pelanggan di mana dalam sistem PALYJA adalah norek (nomor rekening), sedangkan Aetra merupakan nopel (nomor pelanggan) dan itu akan digabungkan atau diintegrasikan oleh PAM Jaya dan akan selesai ketika seluruh operasional pengelolaan air minum 100% oleh mereka.

“Kami menggunakan Oracle, di mana itu juga dipakai oleh Aetra dan PALYJA, kami kemudian mengintegrasikan. Pengintegrasian ini sebenarnya bisa disebut proses merger, akuisisi atau bisa apapun itu Namanya,” ucap dia.

Sementara untuk SDM, Syahrul menyebutkan, di fasilitas-fasilitas yang dikelola mitra swasta mereka, terdapat ribuan karyawan PAM Jaya dan karyawan mitra swasta mereka. Untuk karyawan PAM Jaya yang lingkup pekerjaannya berada di Aetra dan PALYJA (seconded employee), per 1 Februari 2023 kembali ditarik PAM Jaya.

“Sedangkan karyawan Aetra dan PALYJA itu status internal PALYJA dan Aetra. Kemudian apakah akan direkrut PAM Jaya? Itu kami masih dalam taraf kajian dengan memanfaatkan tanggal 1 Agustus 2022 sampai 31 Januari 2023 sebagai masa transisi,” ucapnya.

Berbagai langkah tersebut, dibutuhkan PAM Jaya, karena perusahaan memiliki target tahun 2030 memiliki dua juta pelanggan dan dengan capaian pendapatan Rp30 triliun, di tahun yang sama membutuhkan sumber daya yang genuine. Mulai SDM yang mumpuni hingga sistem yang memadai. “Artinya, memang prosesnya dimulai dari tanggal 1 Agustus 2023 nanti sangat krusial,” tuturnya.

Di bagian lain Perumda PAM Jaya menyebut siap mendistribusikan air langsung minum untuk warga DKI Jakarta mulai 2023. Air bakunya bersumber dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sungai Ciliwung yang ada di wilayah Jakarta Selatan. Untuk pertama kalinya pihaknya mengekstrasi air Sungai Ciliwung hingga 200 liter per detik untuk kebutuhan masyarakat.

Nantinya, air olahannya akan disalurkan untuk warga di Kelurahan Rawa Jati, Kelurahan Pancoran, Kelurahan Duren Tiga, Kelurahan Cikoko, dan Pejaten Timur. “Menariknya adalah airnya bisa langsung diminum. Jadi, yang tinggal di kawasan Pancoran dan Pejaten Timur nantinya air mereka bisa langsung diminum. Insya Allah, di tahun 2023,” imbuhnya.

Menurut dia, pelayanan ini diberikan untuk menjawab pertanyaan publik mengenai kehadiran badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta yang fokus pada penyediaan air. Soalnya nomenklatur dari perseroan ini awalnya adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

“Padahal dulunya adalah perusahaan air minum, tapi faktanya air ini nggak bisa diminum, tapi jadi air bersih yang dimasak baru diminum. Air yang diolah itu nantinya bisa langsung diminum karena menggunakan instalasi pipa baru,” papar Syahrul.

Beda halnya dengan air yang selama ini dialiri memakai pipa yang lama, terang dia, sehingga telah terkontaminasi bakteri E. Coli. “Sebagai informasi, PAM Jaya ini usianya 100 tahun dan jumlah pipanya itu yang ada di bawah kaki kita di Jakarta mencapai 12 ribu kilometer. Usia pipanya ada yang 100 tahun, ada yang sebulan,” ucapnya.

Karena pipanya sambung sana dan sambung sini, terang Syahrul lagi, sehingga tidak mungkin airnya langsung bisa diminum karena memang menggunakan pipa yang lama. “Makanya sangat rentan bagi Kesehatan,” ungkapnya.

Air yang layak langsung minum harus diolah dengan standar ketat sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 492 tahun 2020 tentang Persyaratan Kualitas Air. Hingga kini, PAM Jaya terus berupaya memaksimalkan kemampuan yang ada untuk memenuhi kriteria yang ditetapkan pemerintah pusat untuk menyuplai air langsung minum.

Nantinya, kata dia, air yang telah diolah PAM Jaya ini bisa dinikmati oleh 150.000 orang atau kurang lebih 15.000 sambungan rumah. Selain itu, PAM Jaya juga berencana membangun SPAM Pesanggrahan yang airnya diperoleh dari Ciputat, Tangerang Selatan. Di sana PAM Jaya akan membuat intake untuk memasok air ke SPAM Pesanggrahan.

“Kami sudah beli lahan dan kami sedang melakukan proses detail engineering design atau detail gambar kerja pembangunan tahun ini. Tahun depan mudah-mudahan sudah bisa jadi seperti SPAM Ciliwung. Itu kurang lebih 750 liter per detik,” pungkasnya. (net/lam/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *