Pagi Ini Akhirnya Saya Paham Jalan Pikiran Anies

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan di Wihara Dharma Bhakti, Jakarta, Sabtu dini hari (25/1/2020). Foto: internet

Opini by Naniek S. Deyang, Wartawati senior kepercayaan Jkw waktu di Pemda DKI

semarak.co -Saya yang sudah lama males nonton TV semalam tak bela -belain mecicil ( mendelik) utk nonton ILC TVone . Saya pelototi TV itu tanpa beringsut bahkan iklan pun saya tonton spy saya tdk ketinggalan informasi soal covid 19 ini.

Bacaan Lainnya

Habis nonton sudah kelewat larut sebetulnya,tadinya saya mau tidur tapi gak bisa tidur, penasaran akhirnya saya baca semua berita soal virus corona  dan segala pro kontranya.

Sejak tahajud, sampai subuh saya merenung, dan akhirnya berkesimpulan keputusan Anies terkait apapun mulai dari pembentukan tim yang  memantau dan menginformasikan perkembangan virus corona di Jakarta  dari waktu ke waktu yang  ternyata mendahului pemerihtah pusat.

Meliburkan anak -anak sekolah, menghimbau orang bekerja dari rumah sampai mengurangi transportasi umum, bahkan mempertimbanhkan utk me-lock down Jakarta ( sebelum akhirnya keputusan lock down  menjadi hak  pemerintah pusat), adalah sebuah tindakan CERDIK, TEPAT dan BENAR!

Pemikiran Anies adalah MENCEGAH  MENJADI TIDAK MELUAS. Saya ulang pemikiran Anies adalah mencegah! Karena kalau sampai meluas “kiamat utk warga Jakarta” khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Anies sebagai pemimpin rupanya TAU PERSIS bagaimana kondisi RS di Jakarta baik menyangkut jumlah tenaga medis, peralatan, jumlah bangsal, obat-obatan sampai APD ( Alat Pelindung Diri)  tenaga media yg semua serba TERBATAS!

Ini Jakarta, Indonesia bukan Wuhan -Tiongkok! Di Wuhan begitu virus ini melanda kota itu, seluruh pejabat daerah dan pusat langsung berjibaku membangun RS dengan ribuan bangsal dalam hitungan hari!

Lha kita jangankan bangun RS secara mendadak, mau menambah budget bantuan utk membantu RS -RS yg bisa menerima pasien yg terpapar saja masih harus dibahas   anggarannya  di DPRD, dan bisa makan waktu berbulan -bulan, belum polemiknya. Birokrasi kita itu ruwet! Sementara  corona sangat cepat menular.

Di Jakarta saat ini yg menerima pasien dengan fasilitas lengkap utk yg terinfeksi Corona baru tiga RS, yaitu RS Sulianti Saroso, RS Persahabatan dan RSPAD Gatot Subroto, dengan jumlah bangsal isolasi  hanya 20-50 utk satu RS.

Bayangkan penduduk Jakarta ini  sekitar 12 juta kalau ada 0,1 persen saja penduduk Jakarta terpapr Corona atau 120 ribu orang! TERUS ITU AKAN DITARUH DIMANA MEREKA???

Oke jangan kita ambil seluruh Jakarta, misalnya kita ambil saja mereka yg di jalan umum. Menurut Anies, tingkat gesekan orang  di Jakarta setiap hari, yg menggunakan kendaraan umum sekitar 1 Juta.

Bagaimana kalau di antara 1 juta orang itu berpotensi tertular? kita hitung 0,1 persen saja, kan sudah 10 ribu orang ….terus bangsal cuman ada 200-an saat ini. Nah yg tidak tertangani berarti berpotensi utk Wassalam kan??

Jadi yg dilakukan Anies adalah sekali lagi PENCEGAHAN! Agar tidak menjadi pagebluk ( menular secara besar -besaran) karena kalau terjadi pagebluk maka RS – RS dan tenaga medis kita gak siap!!

Lihatlah tadi malah apa yg disampaikan Jubir RS Persahabatan di ILC, utk Alat Pelindung Dini ( APD)  utk tenaga medis saja masih jauh -jauh dari kebutuhan bahkan mengancam keselamatan tenaga medis. Sampai tadi malam saja sdh 14 tenaga medis di Jakarta yg terpapar positif tertular virus corona.

Jadi jangankan bicara jumlah bangsal, jumlah peralatan, jumlah Lab dan obat -obatan, utk ADP tenaga medis saja masih jauhhhhh kekurangannya!! Bayangin nggak kalau keselamatan tenaga medis ini gak diperhatikan dan mereka mogok melayani  atau mengundurkan diri, karena nyawanya terancam?

Terus rakyat yg terpapar nasibnya gimana? Percuma kita punya duit atau punya makanan tapi saat terpapar virus ini tdk tertangani, karena keterbatasan tenaga medis, ruang dan juga peralatan, kan?

Jadi sungguh pagi ini saya merasa amat sangat kasihan pada Anies dan timnya, yg menurut saya sudah berjibaku habis -habisan utk melakukan pencegahan, karena kalau sampai masyakarat Jakarta terpapar 0,1 persen saja, maka RS , tenaga medis,  dan peralatan tdk akan bisa menampung dan menangani.

Lha orang punya pikiran visioner, antisipasif dan logic lha kok malah dituduh lebay, cari panggung, bahkan kejamnya lagi dikaitkan dengan politik.

Akibat kesuudzonan  di atas dan kompor dari  buzzer, hanya utk kebijakan spy semua serba cepat saja, dari  otoritas yg tadinya diserahkan ke daerah  sekarang ditarik lagi ke pusat.

Saya berharap, bukan hanya Pak Anies, tapi Gubernur , Bupati dan Walikota  lain pun bersikap lebih baik bertindak antisipasif, dari pada menunggu jadi wabah, karena kalau  sampai virus ini merebak, maka  haqul yakin tenaga medis di daerah -daerah  plus RS- RS jauh dari realita siap.

Kalau ditanya sih pasti semua “siap”, tapi kenyataannya  pasti tidak seindah jawabannya, lha  jangankan di daerah yg  di Jakarta dimana RS -nya sdh lebih maju saja kenyataannya  belum siap dengan banyaknya  bangsal, peralatan, dan ADP  yg dibutuhkan kok!

Mbok yo berhenti mengaitkan penanganan Virus Corona ini dengan politik to ya😭😭Dan ayo semua bergerak melakukan pencegahan, mau pakai istilah  lock down , karantina wilayah atau apa kek yg penting jangan penyebarannya makin membesar! ***

 

sumber: WA Grup Keluarga Alumni HMI MPO (post Kamis (19/e/2020)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *