Opini Nanik Deyang
Saat lebaran hari keempat, saya WA staf Pak PS, dia bilang ada di KL mengantar beberapa Jenderal berobat. Saya sampai tdk bisa ngomong, Masyallah di tengah kebutuhan dana Pak PS yg menggunung utk memberi uang transport saksi Pilkada Jabar dan niatnya membantu Sudirman utk Jateng , beliau masih menyisakan dana utk membantu pengobatan para Jenderal.
Mengapa Pak PSmembantu mereka padahal di antara Para Jenderal itu ada di partai lain ( Partai Pemerintah)? Pak PS Itu dalam bersahabat tidak ada “sekat”, selalu tulus dan ikhlas. Beliau iba terhadap para Jenderal yg sakit itu, dulunya saat masih aktif adalah Jenderal yg lurus dan tdk punya usaha, jadi saat sudah pensiun kalau berobat sendiri pasti berat.
Pak PS itu juga dalam hidupnya tdk ada kata putus dalam bersahabat , pokoknya kalau ada sahabatnya yg susah dan Pak PS masih bisa membantu ya dibantu ( meski sahabat itu sering mengkhianatinya).
Bagi Pak Prabowo, persahabatan itu tdk ada kaitannya dng politik agama dan ras. Itu jadi prinsip Pak PS banget. Itu sebabnya walaupun LBP sering mengkhianatinya misalnya, namun karena Pak PS menganggap dia masih sahabat, ya kalau LBP lagi menghadapi masalah,dan ingin ketemu Pak PS meski sekarang di pemerintahan ya ditemuinya, serta sebisa mungkin membantu masalah yg dihadapi LBP.
Demikian juga saat menunjuk Sudrajat sebagai Gubenur Jabar, itu semua dasarnya karena dia ingin senior dan sahabatnya yg bersih dan jujur itu bisa duduk di pemerintahan.
Menengok ke belakang bagaimana Pak PS berjuang utk seorang sahabatnya yakni Pak Drajat, kita semua sempat dibuat terpengarah saat akhir November 2017 , Pak PS tiba -tiba menunjuk Mayjen ( Purn) Sudrajat sebagai Cagub Jabar.
Alasan Pak Prabowo menunjuk Sudrajat , karena Pak Drajat Jenderal yg lurus, dan jujur, sehingga terpanggil hatinya utk membantu Jenderal baik tersebut agar bisa duduk memimpin di Jabar.
Alkisah akhir November 2017 digelar rapat pimpinan para Ketua Partai Gerindra di kantor DPP Gerindra, saya kemudian di WA Sepri Pak PS utk mampir di DPP Gerindra. Diundang juga secara mendadak Ketua DPD Jabar, Pak Mulyadi.Hingga siang itu para petinggi Gerindra belum tau siapa yg diputuskan utk jadi Cagub Jabar, malah semua mengira Pak PS mau nunjuk Pak Mulyadi ( Ketua DPD Gerindra Jabar).
Namun ternyata dalam pertemuan itu Pak PS menyebut nama Mayjend ( Purn) Sudrajat. Saat itu hampir semua orang yg mendengar terlonjak dari kursinya. Kenapa? Karena nama Sudrjat tdk pernah disebut Pak PS selama ini. Kemudian meski kader Partai Gerindra, tetapi Sudrajat tdk pernah aktif , jadi orang DPP pun tdk semua mengenal Sudrajat. Satu -dua orang sempat mengenal, saat Pak Sudrajat tahun 2014 ikut menjadi salah satu Jubir Gerindra saat Pilpres.
Akhirnya siang itu juga Pak Drajat di undang ( kita harus nunggu 4 jam Pak Drajat datang, karena saat di tilpon Pak Sudrajat masih meeting). Pak Drajat saat itu CEO di sebuah perusahaan penerbangan.
Nah saat Pak Drajat datang itu sebagian peserta rapat baru “ngeh” wajah atau sosok Pak Drajat.
Saya berbisik pada teman di situ, ” Perlu modal besar dan kerja keras nih utk mengenalkan Pak Sudrajat, “..Dan teman saya menyetujui bisikan saya. Usai rapat siang sampi sore itu, saat saya hanya tinggal beberapa orang, saya tanya ke Pak PS, ” Pak Drajat memang punya uang Pak?” , tanya saya ke Pak PS.
Waktu itu Pak PS menggeleng sambil mengatakan ” nanti kita yg carikan,” ( maksudnya Pak PS yg biayai ).
Saya masih ngeyel lagi..” Pak nama2 lain seperti Dedy Miswar, RK dll itu sdh melekat di kepala rakyat lho Pak, ..” , Pak PS dengan nada agak tinggi menyahuti saya ..” Mbak Nanik saya ini bekas Panglima Perang, saya tau bagaimana caranya berperang , ” kata Pak PS agak tersinggung atas kengeyelan saya.
Berhari-hari kami di antara yg diajak Pak PS bicara masih “grenengan”. Pasti berat banget nih di Jabar soalnya lawannya sdh bersosialisasi tahun -tahunan dan modalnya pada gedhe.
Untuk meyakinkan pilihannya benar maka Pak Prabowo pun lantas memanggil tokoh2 ulama se Jabar dan presentasi siapa Sudrajat dan mengapa ia dipilih, serta memohon dukungan pada tanggal 7 Desember 2017.
Alhamdulillah para Ulama ternyata semua siap mendukung . Apalagi ternyata Pak Drajat pemilik Pondok Pesantren di Pelabuhan Ratu. Dan setelah direstui ulama tanggal 7 Desember itu juga, Pak PS langsung mendeklarisikan Sudrajat ( belum ada wakilnya waktu itu, karena Pak PS harus lobi PKS duku dan juga PAN) sebagai Cagub dari Gerindra.
Usai Sudrajat diusung , Pak PS pun berjibaku mencari uang utk sosialisasi dan lain-lain. Namun lagi2 memang tdk mudah Pak PS menjual asetnya, bahkan saat akan menggadaikan lahannya, ternyata ngurus suratnya berlarut -larut makan waktu, bahkan hingga Pilkada belum selesai. Hebatnya Pak PS tetap tdk mau nyerah pada konglomerat tidak mau dibantu dng syarat.
Sudrajat akhirnya memang maju dengan dana yg amat minim, karena Pak PS belun berhasil menjual asetnya. Kalau pihak lain bisa mencapai ratusan miliar modalnya , Sudrajat hanya dibiayai tidak sampai puluhan miliar dan lagi2 semua Pak PS yg membiayai dibantu teman -teman DPR dari Gerindra dan Pak Mulyadi. Pak PS merasa dia yg menunjuk Sudrajat , maka dia juga yg harus bertanggungjawab.
Di tengah pusingnya Pak PS dng Jabar dalam mencari dana, ternyata ia dikhianati kawannya utk Cagub Jateng. Seorang sahabtanya yg dulu minta Pak PS menunjuk Sudirman Said, dan janji akan membiayai ternyata zonk alias Omdo. Namun apa daya, utk membantu Jabar saja masih klimpungan , apalagi utk Jateng.
Sebetulnya kalau mau jujur 7 bulan belakangan ini Pak PS sama sekali gak mikir pencapresannya, tapi mikir bagaimana mengantar Sudrajat dan Sudirman bisa jadi Cagub Jabar dan Jateng.
Nah dengan perolehan sekarang apapun hasilnya, menurut saya utk Sudrjat -Syaiku sdh luar biasa!! Bagaimaba tidak? Dengan waktu yg amat singkat ( kurang dari 7 bulan pencoblosan), dan dengan dana yg amat sangat minim ( hanya dari Pak PS dan teman -teman Gerindra), Sudrajat -Syaiku bisa menghajar tiga kandidat yg didukung Partai yg semua berafiliasi dengan pemerintah. Padahal sosialisai Pak Sudrajat praktis kurang 6 bulan!
Demikian juga dengan Jateng, Sudirman yg asal Brebes yg juga bukan tokoh populis di Jateng, dengan hampir tanpa modal ternyata juga bisa mengobrak -abrik gandang banteng. Bahkan kalau mau jujur Ganjar tanpa Gus Yasin pasti tenggelam oleh Sudirman -Ida.
Di kesimpulan tulisan saya ini saya mau bilang, justru di Pilkada ini kita lihat kekutaan Prabowo itu luar biasa, rakyat memilih bukan karena dikasih uang, tapi karena yg mereka pilih adalah represntasi atau jagoannya Pak Prabowo.
Jadi siapa bilang Prabowo surut dng kekalahan Jateng dan Jatim ( Jabar masih belum bisa diklaim).
Ingat Prabowo hampir “tdk bergerak” utk Gus Ipul. Nah Anda bayangkan kalau nanti Prabowo sdh turun utk dirinya sendiri ( Pilpres), baik di Jatim, Jateng dan Jabar , siapa yang bisa melawan?
Prabowo yg setia dng sahabat -sahabtnya , Prabowo yg tdk pernah bekhianat akan diberikan KESETIAAN OLEH RAKYAT.
Jadi silahkan pada bermanuver kalau gak duit kalian hangus tdk bertuan melawan kesetiaan rakyat …
Di akhir tulisan ini , saya mau tanya tokoh2 Partai yg mengklaim partainya menang ada nggak yg pengorbanannya seperti Pak PS membiayai sendiri calonnya? Jadi orang yg kalian hina Jenderal bokek itu tdk menyerahkan jagonya utk dibiayai para konglomerat!
Sekedar info spy tdk pada Jumawa, untuk Pilkada DKI Pak PS itu keluar dari kantong pribadinya lebih dari 100 miliar , jadi sekarang yg mau ngojok -ojokin atau narik2 Anies jadi Presiden itu apa gak malu , wong gak keluar duit kok mau menjagokan? Ingat Anies atau Sandi akan kwalat kalau berkhianat dng Pak PS !
(dikutip dari WAG GARUDA PERKASA NASIONAL kiriman D’Riadi08)