Opini by Zeng Wei Jian: Fitnah Kepada Dasco
Joked Abdurahman ngetwit, “Dasco katanya melaporkan seluruh rahasia kepada Budi Gunawan”.
“Katanya” itu kata Pa Amien Rais. Di kultwit lain, Joked Abdurahman menyatakan, “Dasco atur MK”. My opinion; Hebring banget bisa atur MK…!!
Saking edannya, Joked Abdurahman ngarang cerita Dasco pernah mengatakan, “Prabowo kita buat kalah, dan Prabowo sudah setuju itu”.
Kepcer kultwit Joked Abdurahman segera sampai ke Android Eggi Sudjana.
Nama “Eggi Sudjana” dicatut sebagai background story. Perannya sebagai supporting cast dalam plot narasi down-grade nama baik Ir. Sufmi Dasco Ahmad SH.MH.
Secepat kilat, Eggi Sudjana merilis klarifikasi; “Saya bersaksi bahwa Bung Dasco TIDAK NYATAKAN ITU APA LAGI MELAKUKAN NYA! Ini bantahan resmi saya”.
“Itu fitnah keji buat Bung Dasco dan Prabowo sendiri. ALLAH SUBHANNA WA TA ALA MAHA TAHU, MELIHAT DAN MENDENGAR, MAKA AZAB ALLAH MENIMPA ORANG-ORANG YANG MEMFITNAH,” lanjut Eggi Sudjana.
Awal mula fitnah itu berasal dari sini:
Suatu malam, seorang ajudan menelepon. Pa Prabowo minta Bang Dasco datang ke Kertanegara 4. Sekarang. Segera.
Bang Dasco tiba di Kertanegara 4. Para ulama dan habaib sudah di sana. Ustad Haikal Hassan, Zaitun Rasmin, Yusuf Martak, Syafii Ma’arif, Amien Rais, dan lain-lain. Atmosphere serius. Ada ketegangan.
Pa Prabowo menjelaskan rapat itu. Intinya, para ulama dan habaib hendak dikriminalisasi. Surat panggilan polisi sudah beredar. Mereka dicekal. Ngga bisa pergi ke luar negeri. Status “tersangka” sudah disiapkan.
Pa Prabowo perintahkan Bang Dasco bantu. Instruksinya buka komunikasi dengan otoritas keamanan seperti Wiranto, BG, dan Kapolri.
Lieus Sungkharisma tidak dilupakan. Pa Prabowo bilang Lieus non muslim. Ngga kenal konsep jihad. Tapi ngelawan terus.
Malam itu, Bang Dasco telepon saya. Dia tanya apa Lieus Sungkharisma mau dilarikan juga. Saat itu, Surat Panggilan #1 untuk Lieus Sungkharisma sudah keluar.
Saya bilang ngga usah. Bang Dasco merespon. “Jadi Lieus siap jadi martir? Bisa Mati dan ngga jadi apa-apa lho,” rayunya.
Saya jawab; Ya Lieus Sungkharisma is ready. Saya tau jalan hidup yang dia pilih. Dan dia keras kepala.
Maka namanya tidak masuk daftar yang akan “diumrohkan”. Seminggu kemudian 40-an polisi serbu apartemennya. Lieus Sungkharisma resmi ditangkap.
Silent Ops menyelamatkan ulama sukses. Mereka yang masuk daftar cekal red notice di bandara bisa “diselundupkan” ke luar negeri. Canggih. Mission Impossible.
Akhirnya TSK Makar Lieus Sungkharisma dan Eggi Sudjana, TSK UU ITE Mustofa “Tofa Lemon” Nawardaya dan ratusan tahanan accident 21-22 Mei dapet penangguhan. Semuanya atas jaminan dari Bang Dasco.
Tapi ironis, Bang Dasco malah kena fitnah; mulai dari nyeting MK sampai disebut kaki-tangan Kepala BIN Budi Gunawan.
Tugas resmi dari Pa Prabowo supaya Bang Dasco buka komunikasi dengan otoritas keamanan seperti Wiranto, BG dan Kapolri dipelintir jadi “setingan deal-deal politik” tanpa sepengetahuan Pa Prabowo.
Ada orang sirik dan dengki. Citra Bang Dasco mau dirusak. Jasanya ditip-ex. Namanya jadi target cyber bullies.
Faktanya seperti ini:
Dalam struktur politik, Ketua DPD Partai itu selevel Gubernur. Ketua Anak Ranting segaris dengan Ketua RT.
Presiden Jokowi menugaskan Kepala BIN buka komunikasi dengan Pa Prabowo. Kepala BIN jadi utusan Presiden Jokowi.
Pa Prabowo merespon positif. Sebagai Ketua Umum Partai, dia menugaskan Wakil Ketua Umum Bidang Hukum i.e. Bang Dasco yang terbiasa dengan tugas-tugas senyap sebagai utusannya.
Jadi Kepala BIN dan Bang Dasco saling komunikasi. Sebagai representatif kedua bosnya. Setara. Mitra. Kolega. Struktur non komando. Hasilnya MRT Summit.
Tadi subuh, setelah sholat, Bang Dasco reply pertanyaan saya terkait kultwit Joked Abdurahman yang merilis kisah delusif seputar Pa Amien Rais dan Bang Dasco.
Fiksi itu berbunyi; Amien Rais berkata kepada Dasco bahwa ia sudah tau penghianatan Dasco. Dasco tak jawab. Ia merunduk saja menahan malu.
“Richeck saja dengan orang-orang yang mangkal di Kertanegara 4. Apa pernah Pa Amien Rais berbuat itu ke saya,” kata Bang Dasco.
Saya tau, sebagai “Orang Muhammadiyah” Bang Dasco sangat menghormati Pa Amien Rais. Dari dulu begitu.
“Ngga perna kok. Mas Joked pasti dapet informasi keliru. Fitnah biar jadi pahala bro,” katanya sambil tertawa kecil.
Satu kesimpulan saya. Bang Dasco ini sekali pun low profile dan tendensinya menjauhi kamera tapi punya banyak teman. Koleganya dari grassroot, ulama, jenderal sampai petinggi negara. Everybody likes him.
Ngga seperti Joked Abdurahman yang hanya dekat dengan Jenderal Polisi Tito.
THE END
Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak).