Aktivis 98 Syahganda Nainggolan mengklaim aktivis 98 yang pro kini sudah membenci Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menyusul gelombang protes terhadap pemerintahan Jokowi selama beberapa bulan belakangan dan mungkin masih akan terus berlanjut. Soalenya masih terdengar agenda-agende demonstrasi besar ke depannya.
semarak.co-Menurut Syahganda, ini tak hanya berasal dari masyarakat umum dan kalangan oposisi, melainkan juga barisan aktivis 98 yang sempat mendukung Jokowi. Hal itu semua ditemukan aktivis Syahganda saat bertemu sejumlah aktivis 98 dalam acara buka bersama beberapa waktu lalu.
“Ternyata mereka yang dulu pro Jokowi lebih keras membenci Jokowi daripada saya sekarang, bahkan terang-terangan meminta turunkan Jokowi,” ujar Syahganda dalam diskusi Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia (PMKI) di Jalan Dharmawangsa Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (27/4/2022) dilansir kbnews – 29/04/2022 12:08 AM.
Syahganda menerangkan, situasi global yang berkecamuk juga berpotensi memperparah situasi dan kondisi politik nasional. Karena hingga saat ini pemerintah tak kunjung menentukan sikapnya menolak perang Rusia dan Ukraina.
“Kita enggak tahu apakah situasi ini menghantarkan perubahan besar-besaran dalam waktu pendek. Dan kalau Amerika menarik grand-nya USD60 miliar yang jadi cadangan uangnya di Bank Indonesia, kalau Amerika tersinggung dalam situasi begini masih menunjukkan netralitas di posisi internasional,” tuturnya.
Lebih dari itu, Syahganda juga telah mendengar penilaian Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD terhadap kepemimpinan di masa pemerintahan saat ini. Di mana, Mahfud menyebut situasi di dalam negeri sudah kacau balau, karena tidak ada ketegasan dari pemimpin yakni Jokowi.
“Jadi Pak Mahfud MD mengatakan pemimpin Indonesia sekarang adalah pemimpin yang lemah sampai 2024. Sehingga dibutuhkan pemimpin yang kuat. Kalau kata Mahfud MD di Amerika Latin posisi sekarang sudah ada kudeta,” demikian kutip Syahganda.
Acara ini juga dihadiri puluhan aktivis, di antaranya Rocky Gerung, Usman Hamid, Jumhur Hidayat, Ferry Juliantono, Faisal Basri, Bursah Zarnubi, Anthony Budiawan, dan Andrianto. (net/rmol/kbn)