Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi terperanjat melihat tingginya nilai ekonomi budi daya pohon kelapa genjah. Dia yakin, jika ini budidayakan di kawasan transmigrasi akan meningkatkaan pendapatan transmigran dan masyarakat di sekitarnya.
Semarak.co – Dari data yang dipaparkan Pusat Riset Tanaman Perkebunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dengan luas lahan 1 Ha dan pohon kelapa 200 tanaman dengan panen buah kelapa 200 butir pertahun bisa menghasilkan Rp320 juta per tahun untuk kelapa muda dan Rp400 juta untuk kelapa tua.
Viva Yoga menyatakan, untuk mencapai hal tersebut Kementerian Transmigrasi tidak bisa berjalan sendiri namun harus kolaborasi dengan berbagai pihak. “Dalam budidaya kelapa genjah ini kita harap bisa bersinergi dengan BRIN dan PTPN I,” katanya.
Untuk membudidayakan kelapa tersebut bisa dilakukan dengan mengeluarkan IPT (Izin Pelaksanaan Transmigrasi). Saat ini Kementrans memiliki HPL seluas 3,1 juta Ha dan ada 419 kawasan transmigrasi. “Kami ingin semua kawasan transmigrasi produktif,” tuturnya.
Selama ini Kementrans telah mengeluarkan beberapa IPT kepada beberapa badan usaha untuk mengelola lahan. Untuk lebih memberdayakan transmigran dan warga setempat, sistem inti plasma bisa menjadi alternatif pilihan.
Untuk mengawali budidaya kelapa genjah, perlu pilot project. Maluku Utara disebut sebagai tempat untuk membudidayakan kelapa. Selain memiliki lahan kosong yang luas, para bupati di provinsi tersebut banyak yang mengajukan pengiriman transmigran ke daerahnya.
“Dua hal inilah yang menjadi potensi untuk membudidayakan kelapa yang nilai ekonominya sangat menjanjkan, sekaligus mensejahterakan masyarakat lebih program transmigrasi”, ujarnya. (hms/smr)