Oleh Geisz Chalifah *
semarak.co-Sebuah panggung besar megah dan indah disiapkan untuk para artis atau pejabat tampil diacara tersebut. Masyarakat menikmati dan kagum atas acara yang sukses. Apresiasi diberikan pada pengisi acara pada pemilik hajat dan orang-orang “besar” yang nampak di kamera pemberitaan.
Namun selalunya ada yang terlupakan. Yaitu orang-orang yang berada dibalik panggung itu untuk berdiri. Ada yang mengetuk palu dari pagi hingga petang, ada yang mengikat antar tiang dan memasang penguat lantai agar panggung itu kokoh dan tidak mudah roboh, ada yang naik keatas ketinggian untuk menyamakan sisi kanan maupun sisi kiri.
Saya teringat saat Gubernur DKI Anies Baswedan mengucapkan terimakasih Saat peresmian MRT, Anies dengan fasih memberi apresiasi pada banyak fihak, kepada keringat para pekerja diberagam pekerjaan.
Orang-orang yang berada di lapangan berbilang hari berbilang bulan bahkan kadang berbilang tahun, namun selalunya tak nampak saat pekerjaan berakhir kemudian sukses itu ingin dikesankan pada keberhasilan satu orang.
Jumat 31 Maret 2022, di lintasan sirkuit Formula E, saya mewawancara Bapak Ronny, Bapak Wiji, Dan Bapak Doni. Tiga orang dari ratusan mereka-mereka yang bekerja membangun sirkuit formula e. Kami berbincang di atas aspal sirkuit yang pengerjaannya sudah mencapai 92%.
Para pekerja lapangan itu dengan riang gembira menyampaikan dengan suka cita atas tercapainya target yang ditentukan. Mereka yang berada diterik panas matahari, ataupun angin laut yang berhembus kencang dimalam hari, bekerja tak kenal henti.
Track Formula E dikerjakan dari pagi hingga jam 12 malam ada pula yang beberapa pekerjaan yang dilakukan 24 jam penuh dengan berganti-ganti sift. Sirkuit Formula E menjelang finish. Beberapa waktu lagi Jakarta akan menggelar event Internasional yang akan menjadi sorotan dunia.
Ada banyak yang gembira menunggu acara tersebut tiba. Ada pula segelintir manusia berhati busuk yang semakin sakit hati dengan Pekerjaan Sirkuit Formula E yang semakin hari semakin nampak progresnya. Dibalik kemeriahan acara, teriakan para penonton lambaian tangan para pembalap saat melewati garis finish.
ara bapak – bapak itu akan melihat dari kejauhan, tidak ada yang mewawancaranya di stasiun tv manapun. Namun keluarganya di kampung tahu, ada tangan suaminya ada tangan ayahnya dihajatan tersebut, ada keringat adik atau kakak yang jatuh di aspal selama pengerjaan.
Dan Gubernur DKI Jakarta sebagaimana yang diceritakan oleh bapak Wiji, Gubernur yang selalunya ramah, bila datang kesebuah proyek yang sedang dikerjakan tak pernah lupa menyapa para pekerja dengan hangat. Diakhir perbincangan para pekerja itu memberi salam semangat pada Gubernur untuk terus sehat dan menjadi pemimpin yang selalu peduli pada mereka. (*)