Oleh NA Haryokusumo *)
semarak.co-Ketika awal NasDem calonkan Anies sebagai capres 2024 serempak Rakyat puji keberanian NasDem karena Anies sosok oposisi terkuat yang mengalami tekanan dari rezim penguasa JKW dan PDIP.
Sedangkan NasDem ada di lingkaran kekuasaan yang tentunya para kadernya sedang enak enaknya menikmati kue kekuasaan. Langkah NasDem dianggap partai yang berani keluar dari zona nyaman dengan segala resikonya. Tidak hanya mengalami tekanan dari dalam kadernya juga dari penguasa.
PKB ikuti jejak NasDem ingin berevolusi dengan dukung Anies. Langkahnya relatif mulus dan dapat dukungan aklamasi dari semua komponen partai mengingat PKB partai berbasis masa Islam dan ormas islam terbesar pas dengan Anies yang religius nasionalis.
Masuknya PKB ke barisan Anies jadi kekuatan besar yang sulit dikalahkan mengingat PKB punya basis kuat di Jawa Timur dan Jateng. Fakta memenangkan Jatim dan Jateng adalah kunci kemenangan. Inilah yang bikin stres capres koalisi lain ketika PKB memperkuat Anies.
Wajar di tiap moment politis ada pro kontra bahkan para rival juga membuat gerakan manfaatkan moment ini dengan stigma negatif untuk Black Champaign sebagai upaya down grade Anies dengan tuduhan negatif seperti kata penghianatlah dll. Mereka tidak sadar bahwa penentu dari arah koalisi adalah ketum partai dengan pertimbangan kemenangan.
Posisi Anies adalah sosok yang punya gagasan cemerlang dengan rekam jejak untuk membesarkan, memajukan, mensejahterakan bangsa dan negara sejajar dengan negara maju yang di apresiasi parpol dengan mendukungnya. Simpatisan juga harus paham peta kekuatan politik karena tujuan utama adalah menang jadi presiden.
Tidak efektif jika hanya andalkan perasaan emosional terbawa arus gelombang yang dihembuskan rival Anies mendowngrade Anies dengan stigma negatif seperti tuduhan pengecut, penghianat dll. Jangan sampai tidak sadar merubah diri jadi cebong dengan membenci, memusuhi Anies ketika justru para cebong sudah berevolusi dukung Anies.
*) Kolumnis
sumber: WAGroup DPP RAI NASIONAL (postSabtu2/9/2023)