Nasabah Mekaar Terus Tumbuh, PT PNM Targetkan Penyaluran Pembiayaan Rp70 Triliun di 2023

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi (ketiga dari kanan) didamping Direktur Perencanaan Strategis dan Keuangan PNM Ninis Kesuma Adriani, dan Direktur Bisnis PNM Tjatur H Priyono (paling kanan) menyerahkan hadiah sepeda secara simbolis kepada nasabah yang berhasil naik kelas dalam acara Media Gathering di Menara PNM, Jakarta, Jumat, 11 November 2022. Foto: heryanto/semarak.co

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menargetkan penyaluran pembiayaan tahun 2023 mencapai Rp70 triliun. Artinya harus tumbuh 11,11% dari asumsi penyaluran senilai Rp63 triliun di sepanjang tahun ini. Tentu PNM menyebut harus lebih jeli dan kreatif untuk cari dana, tapi PNM lebih optimistis.

semarak.co-Sementara penyaluran pembiayaan PNM hingga 31 Oktober 2022 sebesar Rp156,79 triliun kepada nasabah PNM Mekaar atau nasabah perempuan usaha ultra mikro yang berjumlah 13,2 juta.

Bacaan Lainnya

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, PNM telah melakukan pemberdayaan usaha mikro dan ultra mikro dengan memiliki 13 juta nasabah aktif perempuan prasejahtera, melalui PNM Mekaar dan 193 ribu nasabah melalui ULaMM. Unit mekaar sebanyak 3509 di seluruh Indonesia dengan jumlah pendamping 56 ribu.

Optimalisasi pemberdayaan usaha mikro dan ultra mikro bersama holding ultra mikro berhasil memberdayakan 13 juta nasabah aktif perempuan prasejahtera melalui PNM Mekaar dan 193 ribu pelaku UMK melalui ULaMM pada Triwulan III-2022. Angka ini tumbuh 21,48% secara tahunan dibanding tahun lalu sebanyak 10,83 juta nasabah

Tak sampai di situ PNM dalam program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) telah melakukan pelatihan dan pendampingan sebanyak 11.494 kegiatan di seluruh Indonesia. PNM juga, lanjut Arief, memiliki PNM Digi merupakan aplikasi yang digunakan nasabah dalam melakukan aktivitas bisnisnya.

Sektor ultra mikro nasional diyakini Arief masih tetap tangguh meski perekonomian global tahun depan berpotensi kembali terpukul akibat resesi maupun isu geopolitik. Hal ini tercermin bahwa penyaluran PNM masih tumbuh baik kendati pandemi Covid-19 memaksa pembatasan aktivitas masyarakat.

“Karena yang kami biayai itu diberdayakan mayoritas dari segmen subsisten, mereka pelaku usaha mikro yang untuk survive hidup ya harus berusaha. Kami juga berikan stimulus melalui pembiayaan dan capacity building untuk mereka mampu aktualisasikan produksi usahanya,” kata Arief dalam media gathering di Rooftop Menara PNM, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (11/11/2022).

Pertumbuhan ini, terang dia, dapat dilihat dari realisasi pembiayaan PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar). “Di tahun 2020, pembiayaan baru tersalurkan sebesar Rp 24 triliun. Nilai itu mampu tumbuh signifikan sampai dengan Rp45 triliun pada tahun 2021,” paparnya.

Di bagian lain Arief menyebut PNM memiliki PNM Digi merupakan aplikasi yang digunakan nasabah dalam melakukan aktivitas bisnisnya. Pencapaian PNM hingga saat ini meraih penghargaan TOP GRC Award 2022 GRC Empowerment in Digital era  and its to G20 Indonesia Presidency dan 2 penghargaan Internasional sebagai Best New Sukuk Sustainable Finance” dan “Best New Sukuk Indonesia diselenggarakan The Asset Triple A Islamic Finance Awards di Kuala Lumpur, Malaysia.

Peningkatan juga dicatatkan PNM untuk nasabah Mekaar yang naik kelas ke segmen pembiayaan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM). Perseroan mencatat akumulasi sebanyak 130 ribu nasabah Mekaar naik kelas menjadi nasabah ULaMM.

Memenuhi target pembiayaan 2023, kata Arief, perusahaan juga menerapkan sejumlah strategi dari aspek pendanaan. Terlebih, saat ini porsi pendanaan dari pasar modal sebesar 58%, sebesar 30% dari perbankan, dan sisanya dari pemerintah.

“Kemarin alhamdulillah dapat tambahan dari pemerintah melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP) di bawah Kementerian Keuangan. PIP itu Rp2 triliun, Rp1,4 triliun dengan skema syariah karena membiayai pembiayaan syariah kami, Rp 600 miliar dengan konvensional,” kata dia.

Untuk tahun depan, PNM masih akan lebih banyak mencari pendanaan di sektor pasar modal. Salah satunya adalah merealisasikan penerbitan sukuk yang telah tertunda di tahun ini menjadi di awal tahun depan. Nilainya sambil membaca situasi pasar, kalau bisa dan peluangnya bagus mungkin sampai Rp4 triliun.

“Kalau tidak ya kita buat bertahap Rp2 triliun. Selebihnya kebetulan dari cash flow internal dari penyaluran masih bisa kami upayakan. Kami pun belum akan membebankan potensi peningkatan biaya dana kepada nasabah,” ujarnya.

Bahkan tetap diupayakan, kata dia, agar pengenaan bunga kepada nasabah bisa terus menurun dalam kisaran yang dianggap sesuai. “Justru bunga ke nasabah terus kami upayakan menurun, seperti harapan stakeholders, walaupun bunga pendanaan kami juga sesuaikan,” rincinya.

Dilanjutkan Arief lagi, “Karena kami juga tidak mau kalau bunga kami turunkan dianggap charity, jadi tidak mendidik mereka. Ke depan kami akan melihat kemungkinan, suku bunga mungkin angsurannya tidak kami turunkan, tapi akan kami kembalikan suatu saat kepada mereka.” (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *