Adanya musyawarah Dewan Kesenian Surabaya (DKS), Jawa timur tandingan kini mulai ramai diperbincangkan. Menyusul salah seorang peserta musyawarah berani buka suara. Peserta yang enggan disebut namanya itu mengaku mengaku termasuk dalam 100 daftar undangan yang diundang tim pembentukan DKS tandingan.
semarak.co-Namun dirinya heran yang mendatangi hanya 48 orang dari 100. Tidak hanya itu, dirinya menceritakan musyawarah yang berlangsung singkat dan terkesan terburu-buru.
“Yang hadir 48 orang, dimana ketua terpilih dapat 22 suara,” ungkap peserta itu saat dihubungi lewat telepon seperti dikutip m.bacasaja.id yang kemudian dilansir kepada redaksi semarak.co melalui email semarak.redaksi@gmail.com, Minggu (12/6/2022).
“Jadi ya musyawarahnya berlangsung singkat sekali. Jam 11 sudah selesai, padahal diperkirakan akan selesai sore hari setelah dihentikan untuk solat Jumat. Tapi sebelum adzan berkumandang, musyawarah dinyatakan selesai,” katanya lagi.
Sebagaimana diketahui, Pemkot Surabaya melalui Disbudpar enggan nengakui musyawarah DKS tahun 2019. Dalam musyawarah itu Chrisman Hadi terpilih sebagai ketua. “Lancar, tidak ada yang interupsi maupun protes, bahkan yang sering terdengar adalah teriakan serempak, setuju,” imbuhnya.
Di akhir acara, saat akan kembali pulang, dirinya mengaku dicegat untuk diminta tandatangan. Dirinya lalu kaget ada amplop berisi limapuluh ribuan. “Selesai acara kami diminta tandatangan dan diberi amplop kecil, isinya selembar uang limapuluhribuan,” kata peserta musyawarah tersebut.
Lalu Walikota mengeluarkan SK Wali Kota nomor 188.45/282/436.12/2022 yang ditandatangani pada 25 April membentuk tim untuk membuat DKS tandingan. (net/bac/smr)