Dua kandidat sudah dipastikan akan memperebutkan kursi Ketua Umum KONI Pusat periode 2019-2023 dalam Musyawarah Organisasi Nasional Luar Biasa (Musornaslub) di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Itu setelah bakal calon Ketua Umum KONI Pusat Muddai Madang menyerahkan dokumen persyaratan kepada Tim Penjaringan dan Penyaringan di Lantai 11 Kantor KONI Pusat Gedung Pusat Pengelola Gelora Bung Karno (PPGBK) Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (21/7/2019).
Sebelumnya, bakal calon Ketua Umum KONI Pusat lainnya Marciano Norman lebih dulu mendaftar. Dalam dokumen persyaratan itu, Muddai telah mengantongi dukungan 34 anggota KONI Pusat.
Namun, demi etika dan moralitas serta menjaga keutuhan dalam olahraga Indonesia, Wakil Ketua Umum Komite Olimpiade ini sengaja tak mau menyebut dari mana saja cabor dan KONI Provinsi pendukungnya itu.
”Tak etislah kalau kita sebutkan siapa yang memberikan dukungan kepada saya. Kita harus menjaga marwah olahraga, sportifitas dan persahabatan. Yang jelas, saya sudah mendapatkan kendaraan untuk bertarung di Musornaslub nanti,” kata Muddai Madang usai menyerahkan dokumen persyaratan yang diterima Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan, Amir Karyatin.
Dengan menyerahkan dokumen tersebut, Muddai juga secara tegas mengatakan bahwa dirinya siap bertarung merebut kursi nomor satu KONI Pusat. Bagi pria yang pernah menjabat Wakil Ketua Umum PB Percasi itu tak ada kata mundur.
”Yang namanya olahraga itu kan harus bertarung dan saya sudah mantap untuk menghadapi pertarungan ini tetapi dilandasi dengan jiwa sportifitas. Dalam olahraga itu juga kan hanya mengenal kalah dan menang, dan kita harus siap kalah dan menang,” papar mantan Ketua Umum KONI Sumsel itu.
Muddai juga menjelaskan bahwa kesiapannya menjadi calon Ketua Umum KONI Pusat ini dilandasi oleh keinginan kuat untuk membangun olahraga Indonesia lebih baik ke depan. Dan, untuk membangun prestasi olahraga Indonesia itu dibutuhkan kerjasama dan hubungan yang baik dengan semua stake holder.
”Sudah berulang kali saya tegaskan bahwa untuk membangun prestasi olahraga Indonesia tak mungkin berhasil kalau hanya dibebankan kepada KONI Pusat. Harus ada kerjasama yang solid dengan pemangku kepentingan olahraga lainnya termasuk pemerintah.
Oleh karenanya, jika saya terpilih nanti,langkah awal yang saya lakukan adalah konsolidasi penataan hubungan antar stake holder tadi. Tugas dan fungsi utama, lanjut Muddai adalah menata pembinaan olahraga prestasi melalui cabang olahraga.
“Ada tiga pilar utama yang harus diperkuat yakni KONI-KOI dan cabang-cabang olahraga. Tiga pilar itu kemudian diperkuat dengan adanya dukungan pemerintah karena menyangkut anggaran,” paparnya.
Secara khusus Muddai juga mengakui bahwa jika terpilih nanti menjadi Ketua Umum KONI Pusat, tugas pertama yang menghadang adalah pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020. Ia menyadari masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dibenahi terkait PON ke-20 di Papua.
”PON itu adalah titik kulminasi pembinaan olahraga nasional dalam siklus empat tahunan. Intinya PON merupakan pondasi utama untuk membangun prestasi.Jadi kita tak bisa sekedar menggelar PON, namun hasil akhir dari PON tersebut harus berkualitas karena tujuan akhirnya prestasi dunia,” demikian Muddai Madang. (trigan)