Mohammed bin Salman Tolak Normalisasi dengan Israel Kendati Trump Telah Meminta

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menolak permintaan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk bergerak menuju normalisasi dengan Israel dalam pertemuan puncak mereka baru-baru ini di Washington.

Semarak.co – Penolakan Pangeran Arab Saudi dilaporkan Axios pada Selasa. Menurut media tersebut, pembicaraan menyentuh keinginan Washington agar Riyadh bergabung dengan lingkaran perjanjian perdamaian regional yang semakin luas, Abraham Accord.

Namun, MBS dengan lugas menegaskan kembali posisi lama Kerajaan bahwa normalisasi apa pun bergantung pada penerimaan Israel terhadap solusi dua negara dan pendirian negara Palestina di perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

“Putra Mahkota Arab Saudi menanggapi dengan tegas permintaan Trump dan berpegang teguh pada posisinya,” lapor Axios, seperti dilansir metrotvnews.com dari media Arab Saudi, Arab News dan The New York Times pada 29/11-2025.

Dalam laporannya, Axios menambahkan, dua pejabat AS menggambarkan sang Pangeran sebagai ‘pemimpin yang kuat.’ “Selama pertemuan 18 November, Trump adalah orang yang mengangkat isu tersebut dan mendesak keras MBS untuk bergabung dengan Abraham Accord.”

“Pada saat itu, percakapan menjadi tegang, kata para pejabat. Saat Donald Trump menekan, MBS membalas,” kata laporan itu mengungkapkan, seperti dikutip dari Arab News, pada hari Kamis, 27 November 2025.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah tiba di Washington dalam kunjungan kerja resmi pada 18 Oktober 2025 atas arahan Raja Salman bin Abdulaziz, menyusul undangan dari Presiden AS Donald Trump.

Keduanya mengadakan pembicaraan di Gedung Putih di tengah apa yang secara luas digambarkan sebagai sambutan yang sangat hangat. Dalam konferensi pers berikutnya, Pangeran menegaskan kembali visi Arab Saudi untuk menyelesaikan konflik Timur Tengah.

Ia menekankan bahwa Kerajaan mengupayakan perdamaian dengan Israel, Palestina, dan kawasan secara keseluruhan, tetapi hanya melalui “rencana yang jelas” yang memastikan jalan yang nyata menuju solusi dua negara.

Riyadh telah berulang kali menggarisbawahi perlunya resolusi yang adil yang dimulai dengan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan pada akhirnya mengarah pada perdamaian regional yang komprehensif dan langgeng.

Kerajaan Arab Saudi telah lama memosisikan dirinya sebagai pendukung dialog semua pihak, baik Israel maupun Palestina dan pihak-pihak (negara) lain,  dan memperjuangkan solusi damai di seluruh Timur Tengah. (net/mtnc/tnyt/an/kim/smr)

Pos terkait