Direktur Keuangan Wika A.S.N Kosasih menjelaskan, lebih spesifik proyek infrastruktur tersebut adalah pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang menjadi proyek prioritas nasional. Menurutnya, program pemerintah yang terus menggenjot pembangunan infrastruktur yang dikombinasikan dengan peningkatan konektivitas nasional, menjadi peluang besar bagi Wika.
“Beberapa yang ingin disasar adalah proyek pembangunan pelabuhan, jalan tol, dan prasarana infrastruktur transportasi berbasis rel. Selain infrastruktur transportasi, peluang kedua yang akan disasar Wika adalah infrastruktur pembangkit listrik. Strategi Wika dalam mendapatkan proyek ini, adalah dengan mensinergikan proyek-proyek kawasan industri. Kawasan industri itu kan harus punya power plant, dan disitu juga harus ada pengolahan air bersih, itu semua keahlian kita, jadi mudah,” ujar Kosasih di sela acara Rapat Umum Pemegang Saham(RUPS) Tahunan di gedung Wika, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (17/3).
Kontraktor pelat merah ini menjadi salah satu yang mendapatkan berkah dari kedatangan Raja Salman dan delegasinya ke Tanah Air beberapa waktu lalu. Emiten dengan kode saham WIKA tersebut dipercaya menggarap proyek perumahan di Arab Saudi senilai Rp 26 triliun. “Mereka lahan besar sekali, kemungkinan kita akan bangun perumahan horizontal, ada residensial, apartemen dan perumahan,” ungkap Kosasih.
Meski baru pada tahap Nota Kesepahaman, Kosasih mengatakan, membangun perumahan di Arab Saudi merupakan kesempatan baik bagi Perseroan memperkenalkan keunggulan BUMN Indonesia. “Kita bersyukur sekali kita dikasih kesempatan membangun Saudi Arabia, untuk perumahan di Saudi Jedah. Kemungkinan besar total proyeknya Rp 26 triliun. Karena di sana tidak ada sumber daya manusia (SDM), project management nanti dari kita. Kita bisa menunjukkan karya anak bangsa ada disana, bisa membanggakan jemaah umroh dan haji bisa lihat bahwa yang bangun Indonesia. Kalau perlu kita bawa dari sini, kita bawa dari sini SDM,” tuturnya.
Di bagian lain RUPS Tahunan Wika menyetujui akan membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp 303,5 miliar atau sekitar 30% dari laba bersih tahun buku 2016 sebesar Rp 1,01 triliun. “Dividen per saham yang dibagikan sebesar Rp 33,86 per lembar saham. Kami berbangga juga karena kami mencapai rekor Rp 1,01 triliun, untuk pertama kalinya WIKA mencapai Rp 1 triliun di 2016,” Kosasih.
Perseroan berharap dapat membukukan laba bersih lebih besar lagi di tahun-tahun mendatang. Laba bersih tahun ini juga diyakini lebih baik dibandingkan 2016, karena target kontrak baru sebesar Rp 43,24 triliun. Hingga pekan ketiga Maret perseroan sudah merealisasikan sebesar Rp 14,5 triliun. “Artinya sekitar 34-35 persen sudah dicapai di Minggu ketiga Maret. Kami lebih cepat dari ekspektasi,” ujar Kosasih alias Antonius.
Adapun pembagian dividen rencananya dilakukan 30 hari setelah hasil RUPS Tahunan dilaporkan ke otoritas bursa. Perkiraannya, dividen dibagikan kepada Negara dan pemegang saham sekitar akhir Maret atau awal April 2017. Selain menetapkan dividen, RUPS Tahunan juga menetapkan cadangan wajib sebesar Rp 101,2 miliar. Atau 10% dari laba bersih 2016. Sementara itu, cadangan yang belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp 607 miliar atau 60 persen dari laba bersih.
Dibanding tahun lalu, dividen yang dibagikan kali ini lebih tinggi. Tahun lalu, perseroan membagikan dividen sebesar Rp 125 miliar, atau 20 persen dari laba bersih tahun 2015 yang sebesar Rp 625 miliar. Adapun nilai dividen per saham sebesar Rp 20,63 per lembar saham.
Untuk jajaran direksi, diputuskan untuk mengangkat Chandra Dwiputra sebagai Direktur Operasi I dan Novel Arsyad sebagai Direktur Human Capital dan Pengembangan Sistem. Sedangkan jajaran komisaris, diputuskan untuk mengangkat Imam Santoso sebagai Komisaris Utama menggantikan Mudjiadi.
Berikut ini komposisinya:
Komisaris Utama : Imam Santoso
Komisaris Independen : Imas Aan Ubudiyah Nurrachman
Komisaris :
Eddy Kristanto
Liliek Mayasari
Freddy Saragih
Jajaran Direksi yang lama:
1. Bintang Perbowo sebagai Direktur Utama,
2. Antonius NS Kosasih sebagai Direktur Keuangan,
3. Gandira Gutawa Sumapraja sebagai Direktur Operasi I,
4. Bambang Pramujo sebagai Direktur Operasi II,
5. Destiawan Soewardjono sebagai Direktur Operasi III,
6. I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra sebagai Direktur Human Capital dan Pengembangan Sistem.
Jajaran Direksi yang baru:
1. Bintang Perbowo sebagai Direktur Utama,
2. Antonius NS Kosasih sebagai Direktur Keuangan,
3. Chandra Dwiputra Sumapraja sebagai Direktur Operasi I,
4. Bambang Pramujo sebagai Direktur Operasi II,
5. Destiawan Soewardjono sebagai Direktur Operasi III,
6. Novel Arsydad sebagai Direktur Human Capital dan Pengembangan Sistem.