Miliki Kapasitas 32 Gbps dengan Frekuensi C-band dan Ku-band, Telkom Siap Luncurkan Satelit HTS yang Menempati slot orbit 113 BT

Foto: humas Telkom

Sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menghadirkan pemerataan akses informasi yang merata melalui infrastruktur dan layanan telekomunikasi digital yang andal, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui anak usahanya Telkomsat siap meluncurkan satelit dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) pada 20 Februari 2024 waktu Florida Amerika Serikat.

semarak.co-Atau pada 21 Februari 2024 waktu Indonesia. Satelit yang menjadi satelit ke-11 milik Telkom ini nantinya akan menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur (113 BT). Satelit dengan nama Merah Putih 2 ini diluncurkan langsung dari Cape Canaveral, Florida menggunakan roket Falcon 9.

Bacaan Lainnya

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, saat ini Satelit Merah Putih 2 sudah berada di Cape Canaveral dan siap untuk diluncurkan dalam waktu dekat. Dengan kapasitas hingga 32Gbps, Satelit Merah Putih 2 membawa transponder aktif terdiri dari frekuensi C-band dan Ku-band.

Yang mana akan menjangkau seluruh area Indonesia. Sebelumnya Telkom telah meluncurkan Satelit Merah Putih pada 2018 dengan penempatan pada slot orbit 108 BT. Satelit Merah Putih 2 menjadi harapan sekaligus wujud komitmen Telkom untuk mendukung pemerataan konektivitas di seluruh Indonesia, melengkapi infrastruktur darat dan laut yang kami miliki.

“Telkom meyakini dengan adanya pemerataan akses informasi ini diharapkan dapat mengakselerasi digitalisasi masyarakat di berbagai aspek,” terang Ririek dirilis humas melalui email semarak.redaksi@gmail.com, Kamis (15/2/2024).

Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf mengatakan, Satelit Merah Putih 2 mengandalkan platform Spacebus 4000B2 dengan usia desain 15 tahun. Pembangunannya sendiri melibatkan Thales Alenia Space yang bertanggung jawab dalam hal pabrikasi pembuatan satelit dan SpaceX sebagai perusahaan penyedia jasa peluncuran satelit.

Kedua perusahaan tersebut merupakan pemain besar di sektornya dan sudah berpengalaman dengan proyek satelit Telkom sebelumnya. Proses pemilihan mitra dan pengadaan satelit tersebut telah dilakukan sesuai dengan asas kepatuhan (compliance) dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

“Selain itu dari aspek bisnis, proses pemilihan mitra juga telah mempertimbangkan biaya per Gbps yang paling rendah sehingga menghasilkan satelit dengan kapasitas lebih besar dengan harga jual yang kompetitif,” tambah Lukman dirilis yang sama.

Meski Satelit Merah Putih 2 belum diluncurkan, potensi bisnis backhaul yang menjadi sasaran satelit ini terproyeksi sangat positif. Hal ini terlihat dari antusiasme calon pelanggan korporat maupun operator VSAT yang ingin menggunakan layanan satelit tersebut.

Tentunya ini menjadi peluang bagi Telkom, khususnya Telkomsat untuk memperkuat portofolio bisnis satelitnya. “Tak hanya membawa misi untuk konektivitas bangsa dan membawa nama baik Indonesia, semoga keberadaan Satelit Merah Putih 2 dapat memperkuat Telkomsat dan TelkomGroup menjadi pemain besar industri satelit di Indonesia,” tutup Ririek. (smr)

#ElevatingYourFuture

Pos terkait