Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Hadi Tjahjanto memimpin Rapat Dewan Penyantun dalam rangka pengembangan kelembagaan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) di Aula STPN DI Yogyakarta, Kamis (29/9/2022).
semarak.co-Menteri ATR/BPN Hadi menyatakan komitmennya untuk mendukung STPN yang sedang dalam proses transformasi kelembagaan menjadi Politeknik dan pembentukan program studi baru. Ia pun ingin mewujudkan STPN menjadi populer seperti Politeknik Keuangan Negara (PKN) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN).
“Setiap saya kunjungan, saya mempromosikan STPN. Untuk mengubah STPN menjadi setingkat STAN atau STIN, jawabannya, bisa! Dengan kemauan dan strategi. Didukung oleh kemampuan teknis dan taktis,” ungkap Hadi Tjahjanto dirilis humas ATR/BPN usai acara melalui WAGroup Forum Mitra ATR/BPN, Jumat (30/9/2022).
Menteri ATR/BPN Hadi menyampaikan kepada Dewan Penyantun STPN agar dapat melihat situasi global saat ini, di mana persaingan teknologi terjadi begitu cepat hingga menimbulkan persaingan yang begitu ketat.
“Siapa yang menjadi pemenang adalah yang paling cepat melihat pasar, siapa yang paling cepat mengambil (kesempatan, red). Apalagi didukung dengan perkembangan teknologi informasi. Upaya transformasi, juga untuk membanggakan keinginan taruna dan alumni STPN,” ungkapnya.
Ini untuk mendukung lulusan STPN bangga levelnya di atas, lanjut Menteri ATR/BPN Hadi, jadi lulusan bisa diterima di kementerian kelas atas dan di sektor-sektor bisnis yang membutuhkan. “Kita harus berubah tapi tidak meninggalkan yang lama,” jelasnya.
Selain manajemen pertanahan, kata dia, STPN juga didorong untuk memiliki kemampuan manajemen profesi. Dasar dari pasar itu adalah memberikan kemampuan kadaster secara digital. Yang kedua untuk menguatkan kadaster ini adalah hukum pertanahan.
“Saya setuju untuk mengubah, dasarnya dari STPN meningkat menjadi Politeknik. Siapkan model pendidikan di sini yang bisa dijual. Kita perlu mempertimbangkan prospek akreditasi. Jumlah mahasiswa yang banyak harus diimbangi dengan dosennya. Kendali mutu. Kemudian, kita perlu berikan prospek kerja kepada mahasiswa (taruna, red),” tambahnya.
Adapun Rapat Dewan Penyantun STPN ini turut dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN, Himawan Arief Sugoto dan Ketua STPN Senthot Sudirman. Beberapa Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan Kementerian ATR/BPN pusat maupun daerah juga turut mengikuti rapat yang diselenggarakan usai Wisuda STPN Tahun Akademik 2021/2022 pada hari yang sama.
Sebelumnya Menteri ATR/BPN Hadi melakukan wisuda Taruna Program Studi Diploma IV Pertanahan serta Program Studi Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadastral (PPK) Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Tahun Akademik 2021/2022, pada Kamis (29/9/2022) di Pendopo Sasana Widya Bhumi STPN Yogyakarta.
Wisuda kali ini merupakan Wisuda Taruna Program Studi Diploma IV Pertanahan yang ke-32 serta Wisuda Program Studi Diploma I PPK yang ke-26 sejak STPN didirikan pada tahun 1993. Jumlah wisudawan sebanyak 638 orang terdiri dari lulusan Program Studi Diploma IV Pertanahan tugas belajar ATR/BPN sebanyak 43 orang dan Program Studi Diploma I PPK sebanyak 595 orang.
“Saya ucapkan selamat kepada para Wisudawan dan Wisudawati, atas keberhasilan studinya di STPN. Pesan saya, tingkatkan terus ilmu pengetahuan dan teknologi Saudara-Saudara. Karena dunia kerja itu sangat berbeda, perlu pengembangan skill lagi,” ucapnya.
Dilanjutkan Menteri ATR/BPN Hadi, “Saya juga berpesan kepada Saudara-Saudara untuk menjaga dan mengembangkan karakter baik yang telah ditanamkan di STPN untuk bekal di dunia kerja dan di dalam masyarakat.”
Menteri Hadi juga mengajak Alumni Taruna STPN sebagai generasi muda Indonesia, untuk mengambil peran bersama pemerintah, membawa perubahan dalam mewujudkan program-program pemerintah, seperti program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
“Jaga nama baik dan junjung tinggi almamater Saudara. Lulus dari sini kalian ibarat kertas putih, jangan sampai kertas ini tercoret menjadi bagian dari mafia tanah, karena itu melanggar ikrar alumni, melanggar janji kalian di depan saya,” pesan Menteri Hadi.
Sejak didirikan, STPN baru memiliki dua program studi (Prodi), yaitu Prodi Diploma IV Pertanahan dan Diploma I PKK. Menurut laporan Ketua STPN, Senthot Sudirman, STPN dalam proses transformasi kelembagaan menjadi Politeknik Badan Layanan Umum Pendidikan.
Persyaratannya, yakni Pendidikan Politeknik harus didukung tiga Prodi. Untuk itu, Ketua STPN memohon arahan dan dukungan dari Menteri ATR/BPN untuk mewujudkan pembentukan prodi-prodi baru, transformasi menjadi Politeknik, dan transformasi STPN menjadi BLU-Pendidikan tersebut.
Dalam sambutannya, Ketua STPN menyerahkan lulusan STPN kepada Menteri ATR/Kepala BPN untuk diberdayakan secara langsung dalam menunjang tugas-tugas di lingkungan Kementerian ATR/BPN.
“Kami serahkan kembali kepada Menteri ATR/Kepala BPN sebanyak 43 orang Sarjana Diploma IV Pertanahan, dan sebanyak 595 orang lulusan Diploma I PKK, dengan harapan menjadi ujung tombak untuk turut berjuang dalam dalam mengawal agenda Kementerian ATR/BPN,” ujar Ketua STPN.
Turut mengikuti rangkaian wisuda, Pejabat Tinggi Pratama dan Madya Kementerian ATR/BPN; perwakilan Kejaksaan Tinggi D.I. Yogyakarta; segenap Pimpinan dan Anggota Dewan Penyantun STPN; para Kepala Kantor Wilayah BPN di lingkungan Kementerian ATR/BPN; gubernur dan bupati yang bekerja sama dengan STPN.
Lalu perwakilan Akademi Angkatan Udara; para Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-D.I. Yogyakarta; para Pimpinan Perguruan Tinggi Kedinasan; segenap Pengurus Pusat Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Agraria (KAPTI AGRARIA); serta segenap Anggota Senat STPN. (ys/mw/pha/smr)