Merujuk WHO Sebut Tak Terbukti, China Bantah Virus Corona Berasal dari Lab di Wuhan

Seorang anggota staf mengambil sampel vaksin COVID-19 nonaktif di sebuah pabrik produksi vaksin milik China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) di Beijing, China, 11 April 2020. China telah menyetujui dua kandidat vaksin COVID-19 nonaktif untuk uji klinis. Dua kandidat vaksin tersebut dikembangkan oleh Institut Produk Biologi Wuhan di bawah China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) dan Sinovac Research and Development Co.Ltd, sebuah perusahaan yang berbasis di Beijing. Foto: internet

Kementerian Luar Negeri China menyebut bahwa Organisasi Kesehatan Dunia atau World Healt Organisation (WHO) telah menyatakan tidak ada bukti yang menunjukkan virus corona diproduksi di sebuah laboratorium di negara berjuluk Tirai Bambu itu.

semarak.co -Juru bicara kementerian China Zhao Lijian menyampaikan hal itu untuk menjawab pertanyaan media mengenai tuduhan bahwa virus corona jenis baru atau Covid-19 berasal dari laboratorium di Wuhan, China yang jadi episentrum pandemi Covid-19 sekaligus tempat pertama penyakit itu muncul.

Bacaan Lainnya

Sejak kasus pertama terjadi, seperti dikutip Reuters, kini virus corona telah menjangkiti lebih dari dua juta orang di seluruh dunia dengan 135 ribu lebih kasus berujung kematian. Dalam jumpa pers harian, Zhao merujuk pada para pejabat WHO yang berulang kali telah menyatakan bahwa tidak ada bukti virus corona jenis baru diciptakan di sebuah laboratorium.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa pemerintahannya tengah menyelidiki kemungkinan virus COVID-19 berasal dari laboratorium di Wuhan China.

Sementara Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut China harus jelas menyampaikan informasi yang mereka ketahui. Meskipun begitu, pernyataan Zhao tidak secara langsung ditujukan sebagai balasan atas komentar Trump tersebut.

Pompeo pada Rabu (15/4/2020) seperti dilansir Reuters, menekankan kepada China tentang perlunya transparansi penuh dan berbagi informasi untuk memerangi wabah virus corona, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus dalam pernyataan.

Dalam percakapan telepon dengan Yang Jiechi, direktur Kantor Urusan Luar Negeri Partai Komunis China, Pompeo berbicara tentang Amerika Serikat sangat berkepentingan bahwa China bisa memfasilitasi ekspor pasokan medis guna mencukupi permintaan kritis di AS.

Pembicaraan telepon itu terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (12/4/2020)  memutuskan untuk mencabut dana bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang dituduh berpihak pada China.

Menurut media pemerintah China CCTV, Yang mengatakan pada Pompeo bahwa penting bagi Washington dan Beijing untuk mengelola hubungan mereka dengan baik selama pandemi virus corona dan bahwa ia berharap AS dan China dapat sepakat.

Lalu berfokus pada kerja sama dan membantu memajukan hubungan bilateral. Washington dan Beijing telah berselisih tentang pandemi virus corona dan Pompeo telah berulang kali menggunakan retorika keras terhadap China.

Pompeo menuduh Beijing menutupi skala wabah pada hari-hari awal penyakit itu muncul dan tidak berbagi data yang akurat. China menegaskan telah transparan tentang pandemi itu dan telah dengan tajam mengkritik pejabat Amerika Serikat yang meragukan hal itu. (net/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *