Kementerian UMKM bersama Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) dan platform MPStore meluncurkan program Digitalisasi Pasar Tradisional Berbasis Artificial Intelegent (AI) sebagai implementasi program digitalisasi UMKM khususnya bagi pedagang pasar tradisional.
Semarak.co – Menteri UMKM Maman Abdurahman menyatakan, selama ini pasar tradisional selalu diidentikkan dengan tempat jual beli yang kumuh dan minim sentuhan teknologi. Sehingga transaksi yang dilakukan antara pedagang dan pembeli masih tradisional dengan uang kartal.
“Padahal pasar tradisional justru menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat yang memiliki peran penting dalam perekonomian negara,” ujar Maman di Pasar Kebayoran Lama, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Media Teman UMKM, Selasa Malam (27/5/2025).
Menurutnya, diperlukan terobosan dengan optimalisasi teknologi digital dalam transaksi jual beli di pasar tradisional. Dengan cara tersebut diharapkan transaksi di pasar tradisional akan meningkat di tengah isu pelemahan daya beli masyarakat.
Melalui program ini transaksi jual beli di pasar tradisional dapat dilakukan nontunai sehingga memudahkan para pembeli. Maman menegaskan tidak meminta pedagang meninggalkan transaksi tradisional, tetapi justru dengan menambah pola jualannya dengan platform digital.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jumlah pasar tradisional di Indonesia diperkirakan sekitar 17.443 unit pada tahun 2024. Dengan masuk ke ekosistem digital, para pedagang pasar tradisional diharapkan omzet hariannya akan meningkat dua kali lipat.
Selain itu daya saing dan pangsa pasar juga akan naik seiring dengan semakin baiknya ekosistem digital yang dibangun oleh pemerintah dengan pihak terkait lainnya.
“Kami akan lakukan pendidikan digitalisasi ini kepada pedagang pasar lainnya di enam provinsi. Mudah-mudahan ke depan bisa diperluas ke provinsi lain di seluruh Indonesia dan memberikan manfaat bagi UMKM khususnya para pedagang pasar,” kata Maman.
Untuk menyempurnakan digitalisasi yang diterapkan, Kementerian UMKM juga mengembangkan Super Apps berupa SAPA UMKM yang memungkinkan pengusaha UMKM dapat bertransaksi, memasarkan, hingga masuk dalam rantai pasok global.
“Sambil jalan kami siapkan platform besar SAPA UMKM agar terintegrasi semua UMKM itu. Melalui peluncuran ini menjadi bagian dari yang nantinya akan diintegrasikan pada Super Apps itu,” katanya.
Maman berharap ke depan para pedagang pasar tradisional dapat menyesuaikan diri dan terlibat langsung di dalam ruang digital agar bisnis yang dijalankan dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta daya saingnya meningkat.
Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri mengapresiasi komitmen Kementerian UMKM yang memperhatikan nasib pedagang pasar tradisional. Diakui, saat ini pelemahan daya beli masyarakat mengakibatkan omzet dari para pedagang di pasar tradisional rata-rata turun hingga 50 persen.
Oleh sebab itu, inisiatif Kementerian UMKM untuk mengintegrasikan ekosistem digital dengan melibatkan para pedagang pasar tradisional menjadi salah satu solusi yang konstruktif. Ke depan IKAPPI bertekad menggalakkan digitalisasi dalam setiap transaksi.
“Kita siap untuk membangkitkan kembali pasar tradisional, kita akan siapkan digitalisasi dan dengan cara-cara lainnya karena ini menjadi bagian dari ikhtiar kita semua agar pasar kembali ramai,” ujar Abdullah.
Utusan Khusus Presiden Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif dan Digital Ahmad Ridha Sabana menambahkan, digitalisasi menjadi suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Mau tidak mau pengusaha UMKM agar bisa bangkit adalah dengan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
“Pemerintah sudah membangun basis ekosistem yang sangat cukup baik melalui infrastruktur teknologi telekomunikasi seperti QRIS sehingga dengan adanya fasilitas ini transaksi bisa berjalan dengan mudah,” ujarnya. (hms/smr)