Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan A. Djalil bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kunjungan kerja ke Maluku Utara (Malut), Selasa (22/6/2021).
semarak.co-Rombongan Menteri Kabinet Indonesia Maju langsung meninjau Kawasan Industri Weda Bay. Menteri Sofyan memastikan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Kawasan Industri Weda Bay yang disusun melalui program bantuan teknis dari Kementerian ATR/BPN.
Itu sebagai antisipasi pengembangan kawasan bagi peruntukan perumahan karyawan, kegiatan-kegiatan pendukung dan infrastruktur penunjang lainnya dalam rangka mendukung pengembangan Kawasan Industri Weda Bay.
Kunjungan dilanjutkan Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan Wilayah dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Malut di Kantor Gubernur Malut di Sofifi Malut. Rakor ini merupakan tindak lanjut dari Rakor 2 Juni 2021 dengan fokus bahasan Ibu Kota Maluku Utara, Sofifi.
Pada kesempatan ini, Menteri ATR/Kepala BPN mendorong pemerintah daerah untuk dapat melakukan pendataan dan percepatan penyusunan tata ruang sebagai langkah untuk mendukung pengembangan Sofifi.
Sofyan A. Djalil dalam arahannya mengatakan agar seluruh jajaran mempertahankan kinerja yang sudah baik serta mengedepankan kedisiplinan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Rabu (23/6/2021), Menteri ATR/Kepala BPN beserta rombongan melanjutkan perjalanan ke Pulau Obi, Halmahera Selatan untuk menghadiri peresmian smelter nikel High Pressure Acid Leaching (HPAL).
Seusai peresmian dan tinjauan pada control room, rombongan bergegas menuju Bandara Oesman Sadik, Labuha, Maluku Utara untuk selanjutnya bertolak ke Sulawesi Tengah (Sulteng).
Di Sulteng, Menteri ATR/Kepala BPN beserta rombongan mengunjungi PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Sulteng. Di sana, rombongan menerima penjelasan serta melakukan diskusi terkait investasi PT IMIP.
Di bagian lain Menteri Sofyan didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN Himawan Arief Sugoto, Kepala Pusat Pengembangan dan Standarisasi Kebijakan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan Oloan Sitorus dan Aula Andika Fikrullah Al Balad menerima Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko di ruang rapat Menteri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (24/6/2021).
Kunjungan kerja ini bertujuan untuk konsolidasi kelembagaan dan pemantapan organisasi BRIN. Selain itu pada pertemuan ini juga membahas program kerja yang dinilai penting dan mendesak guna menciptakan ekosistem, pengembangan, dan pengkajian hasil riset dan inovasi untuk kemajuan riset yang lebih baik bagi NKRI.
Menteri ATR/ Kepala BPN mendukung penuh lembaga yang dipimpin ilmuwan fisika. Pelaksanaan koordinasi penelitian dan pengkajian saat ini masih sangat kecil sehingga keberadaan BRIN sebagai koordinator riset dan inovasi di Indonesia sangat bermanfaat dan strategis guna mengakomodir hasil riset yang bermanfaat untuk kebutuhan masyarakat.
“Di bidang pertanian sebut saja, pengembangan teh, kopi, dan coklat kita saat ini belum berjalan dengan baik dikarenakan kurangnya riset yang dilakukan di bidang ini. Malaysia sebagai contoh, mampu menduniakan’ durian Musang King nya, di lain sisi, varian durian kita tak kalah banyak,” ujarnya.
Oleh karenanya, lanjut dia, dibutuhkan kajian dan pengembangan khusus agar penelitian kita tidak berakhir sebagai paper products semata, tapi juga mampu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas dan bahkan menjadi komoditas terbesar di dunia.
“Selain itu, juga penting untuk diintegrasikan ke semua bahwa kini sudah saatnya perekonomian kita bergerak atas dasar innovation-based economy, bukan lagi resource-based economy,” tambah Sofyan seperti dirilis humas melalui WAGroup Forum Mitra ATR/BPN, Jumat (25/6/2021)
Laksana Tri Handoko dalam kesempatan ini menjelaskan bahwa BRIN membutuhkan dukungan dari berbagai kementerian. Sehingga koordinasi riset dan inovasi di tiap kementerian dan lembaga penelitian non kementerian (LPNK) dapat berjalan dengan baik dan hasil penelitian bisa lebih menjawab kebutuhan masyarakat.
Di lain sisi, Ia juga menyampaikan kendala yang dihadapi terkait dengan inventarisasi tanah yang belum bersertipikat di lembaga riset BRIN, sehingga mengurangi konsentrasi peneliti yang bekerja di sana.
Menanggapi aspirasi Kepala BRIN tersebut, Menteri ATR/Kepala BPN mengatakan bahwa Kementerian yang Ia pimpin sangat serius menyelesaikan sengketa dan konflik pertanahan yang kiranya dapat menghalangi kepentingan orang banyak di dalamnya.
“Kita siap berkolaborasi, Pak Handoko, apalagi riset dan inovasi merupakan dua hal yang paling penting guna mewujudkan Indonesia yang maju dan dapat bersaing di kancah global. Kita siap untuk itu,” tutup Sofyan A. Djalil. (ls/fm/al/smr)