Menparekraf Sandi Uno Bahas Tantangan Sektor Parekraf Bareng Arief Yahya dan Triawan Munaf

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno membahas tantangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pascapandemi COVID-19 bareng Menteri Pariwisata RI periode 2014-2019 Arief Yahya dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif periode 2015-2019 Triawan Munaf.

semarak.co-Pembahasan tersebut dilakukan saat talk show di acara Pekan Puncak Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2021 di Gandaria City, Kebayoran, Jakarta Selatan, Jumat malam (10/12/2021), kemudian dirilis humas melalui WAGroup SiaranPers Kemenparekraf2, Sabtu (11/2021).

Bacaan Lainnya

Menparekraf Sandi Uno sebelumnya bercerita kepada Arief Yahya dan Triawan Munaf tentang program AKI 2021 yang sudah terselenggara di 16 kota. Dan pada Pekan Puncak AKI 2021 ini, Kemenparekraf/Baparekraf menghadirkan UMKM ekonomi kreatif terbaik dari 16 kota.

“Program ini kita buat untuk membangkitkan lagi ekonomi Indonesia, di tengah situasi COVID-19 melalui peningkatan kapasitas dan publisitas para pelaku ekonomi kreatif. Dimana terdapat beberapa sektor yang ditampilkan seperti kuliner, kriya, fesyen, digital berupa animasi, permainan, aplikasi, lalu film, dan musik. Ini sesuai d RPJMN 2020–2024,” kata Sandi.

Menparekraf Sandi Uno mengatakan, AKI 2021 menjadi salah satu program Kemenparekraf yang diharapkan tepat sasaran, tepat manfaat, juga tepat waktu. Ini adalah bukti program yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.

“Program ini diharapkan dapat menggerakkan ekonomi dan membuka lapangan kerja. Kita harapkan (penciptaan lapangan kerja) akan menuju ke base line tahun ini dan tahun depan penciptaan lapangan kerja di sektor ekonomi kreatif akan kembali ke angka sebelum pandemi,” ujar Sandi Uno, sapaan akrabnya.

Sementara itu, Arief Yahya menjelaskan, sektor pariwisata sebagai alat penyumbang PDB (Produk Domestik Bruto), devisa, dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah. Penilaian ini merupakan perbandingan dari mahalnya biaya investasi negara yang harus dikeluarkan untuk peningkatan sektor migas.

“Dulu Presiden Jokowi menanyakan ke saya, apa core economy bangsa kita? Tegas saya menjawab secara konsisten bahwa core economy bangsa kita adalah pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Arief Yahya di acara yang sama.

Arief Yahya menjelaskan sektor pariwisata bisa menjadi harapan bangsa Indonesia, bahwa indeks daya saing kepariwisataan Indonesia terus membaik dan menembus peringkat 42 besar dunia tahun 2017, dari 135 negara yang diranking oleh World Economic Forum.

Sedangkan salah satu pilarnya menembus 20 besar dunia, yaitu alam dan sumber daya budaya. Di sisi manufacturing, lanjut Airef, kita tidak bisa mengalahkan China, karena banyak produk made in China, kemudian negara yang sukses dengan industri kreatifnya,

“Salah satunya Korea, dimana industri kreatifnya lebih tinggi daripada manufacturing. Sementara kita yang punya modal pariwisata dan creative culture industry kemungkinan bisa menang di sektor tersebut dengan negara-negara lainnya,” katanya.

Sementara itu, Triawan Munaf menjelaskan, Sektor ekonomi kreatif di era Menparekraf Sandiaga ini adalah masa terberat, anggaran direfocusing untuk penanganan COVID-19, kedua adalah keterbatasan dari transportasi atau pergerakan orang selama pandemi.

“Terkait UU Ekonomi Kreatif yang telah disahkan itu diperlukan untuk menguatkan ekosistem industri kreatif terlebih pascapandemi. Lantaran UU itu menjadi payung hukum bagi para pelaku ekraf untuk menjalankan usahanya kedepan,” ujarnya.

Saat ajang Pekan Puncak Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2021 turut hadir jajaran deputi dan direktur di lingkungan Kemenparekraf, juga dimeriahkan oleh penampilan stand up comedyan Oza Rangkuti, dan penampilan musisi Ardhito Pramono. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *