Menpar Widiyanti Optimistis Kopdes Merah Putih Buka Ruang Integrasi Ekosistem Pariwisata Lokal

Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana yakin keberadaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dapat mendorong kolaborasi antarpelaku usaha di destinasi wisata.

Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana mengatakan, lahirnya Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih bukan sekadar upaya rebranding. Kehadiran 80 ribu Koperasi Merah Putih adalah bentuk keberanian negara mengembalikan koperasi pada khitahnya.

Semarak.co – Keberadaan Kopdes/Kel Merah Putih yang disertai dengan perencanaan matang, dan pendekatan kreatif, koperasi bisa berdampak baik pada pengembagan di berbagai sektor, baik pertanian, pertenakan, bahkan pariwisata.

Bacaan Lainnya

“Kami yakin keberadaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dapat mendorong kolaborasi antarpelaku usaha di destinasi sekaligus membuka ruang bagi integrasi ekosistem pariwisata lokal,” kata Widiyanti, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Siaran Pers Kemenpar2, Minggu (24/8/2025).

Belum lama diresmikan, keberadaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih telah dirasakan manfaatnya. Seperti yang dialami oleh masyarakat Desa Wisata Tamanmartani, salah satu dari tiga desa percontohan nasional untuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

Ketua KDMP Tamanmartani Mawardi, menjelaskan Kopdes Merah Putih Tamanmartani, Sleman telah beroperasi sejak Senin (16/6/2025). Meski baru dua bulan beroperasi, KDMP Tamanmartani telah memiliki 895 anggota dan disambut positif oleh masyarakat desa.

KDMP Tamanmartani menjalankan empat unit usaha, seperti klinik dan apotek, simpan pinjam, sembako, dan sarana produksi pertanian (saprotan). Keempat unit usaha bisa langsung berjalan dengan baik.

KDMP Tamanmartani juga mendukung dan menguatkan pengembangan pariwisata. KDMP berfungsi sebagai agregator yang memasarkan produk dan layanan anggota. KDMP menyediakan wadah bagi UMKM lokal untuk menjual produk mereka langsung kepada wisatawan.

“Kopdes Merah Putih Tamanmartani support system-nya ditopang produk oleh-oleh. Kami menerima berbagai produk dari UMKM di Desa Wisata Tamanmartani. Jadi di desa wisata ini mengusung wisata edukasi, wisatawan bisa belajar peternakan, berkebun, bertani, dan sebagainya,” kata Mawardi.

Pelaku usaha tidak perlu lagi berjuang sendiri untuk memasarkan produknya. Koperasi dapat berperan sebagai distributor, mengumpulkan produk dari berbagai anggota (petani, pengrajin, produsen kuliner), dan memasarkannya ke pasar yang lebih luas, baik secara lokal maupun digital, sehingga memperpendek rantai pasok dan meningkatkan daya tawar produk.

Mawardi menjelaskan ke depan nantinya para pelaku pariwisata di desa seperti pemilik homestay, UMKM, pengrajin bisa mengakses lebih mudah ke sumber pembiayaan, seperti pinjaman mikro dan perbankan untuk mengembangkan usaha, meningkatkan fasilitas, dan menciptakan produk-produk baru yang lebih berdaya saing.

“Waktu Bu Menteri Pariwisata ke sini, memberi arahan bahwa ini bisa dikerjasamakan dengan BNI. Jadi teman-teman pelaku pariwisata kalau butuh modal bisa lewat koperasi, lewatnya BNI. Mau pinjam KUR lewat kami bisa. Artinya layanan kami di sini bisa untuk membantu juga teman-teman pelaku wisata yang ada di Tamanmartani,” kata Mawardi.

Pinjaman yang diajukan pelaku pariwisata dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti membangun fasilitas baru seperti gazebo, toilet, atau area parkir, membeli peralatan pendukung misalnya perlengkapan outbound, atau melakukan renovasi pada penginapan (homestay).

Tak hanya itu, dana pinjaman dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan. Contohnya, pelaku usaha kuliner di desa wisata bisa meminjam modal untuk membeli bahan baku dalam jumlah besar atau peralatan masak yang lebih modern.

Pengelola Bidang Wisata Bumdes Tamanmartani, Pandu Cahyo Gustoro, menambahkan bahwa KDMP juga berkolaborasi dengan Bumdes dan Pokdarwis dalam mengoptimalkan potensi pariwisata di desa.

Paket wisata yang dibuat oleh Kelompok Sadar Wisata, seperti paket wisata berkunjung ke Lumbung Mataraman, belajar jemparingan, belajar membatik, belajar soal pertanian, perkebunan, hingga peternakan. Sedangkan Bumdes dan KDMP membantu mempromosikan

“Alhamdulillah sudah berjalan lancar, sudah bisa mendatangkan wisatawan asing, wisatawan lokal, dan sudah ada dampaknya ke masyarakat atau pelaku wisata yang kami tangani, jadi ada peningkatan grafiknya,” kata Pandu.

Pelaku UMKM, Prima Sintalia, mengaku mulai merasakan manfaat adanya Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Ia bisa membeli barang lebih murah di KDMP Tamanmartani untuk dijual kembali di toko kelontong miliknya.

“Misalnya beli telur dari hasil peternakan, ini bisa lebih murah di koperasi. Karena di samping saya sudah mendapatkan harga yang lebih murah, saya bisa juga istilahnya memberikan masyarakat harga yang lebih spesial,” kata Prima. (hms/smr)

Pos terkait