China dengan tegas menentang dan mengecam keras Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo yang menjatuhkan sanksi kepada Departemen Perserikatan Pekerja Garda Depan Partai Komunis China (CCP)
semarak.co-Kementerian luar negeri China, Senin (7/12/2020) menyebut, China akan mengambil langkah-langkah sah yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan, keamanan dan hak-hak pembangunannya, kata juru bicara kementerian luar negeri China, Hua Chunying, dalam sebuah pengarahan.
Menlu AS Pompeo pada Jumat (4/12/2020) mengatakan bahwa ia telah memberlakukan pembatasan visa untuk para pejabat China dan lainnya yang menggunakan atau mengancam akan menggunakan kekerasan, pembukaan informasi pribadi atau taktik pemaksaan lainnya untuk mengintimidasi para kritikus.
Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump kembali membatasi masa berlaku dan penerbitan visa untuk sejumlah anggota Partai Komunis China beserta keluarganya, menurut laporan New York Times (NYT), Kamis (3/12/2020).
Menurut China, keputusan itu merupakan bentuk penindasan politik yang ditujukan terhadap warganya. Berdasarkan aturan baru itu, yang berlaku mulai Rabu (2/12/2020), sejumlah anggota partai dan keluarganya hanya dapat mengajukan visa sekali masuk ke AS dan waktu visa hanya berlaku sampai satu bulan.
Beberapa narasumber sebagaimana dikutip dari NYT menambahkan, warga China, termasuk anggota Partai Komunis, sebelumnya dapat mengajukan visa kunjungan ke AS untuk waktu lebih dari 10 tahun.
“Keputusan itu merupakan bentuk lebih lanjut dari penindasan politik terhadap China yang dilakukan oleh sejumlah pihak antiChina di AS yang memiliki bias ideologi dan masih menyimpan mentalitas perang dingin,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, saat jumpa pers, Kamis (3/12/2020) seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, sebagaimana dikutip NYT, mengatakan keputusan itu merupakan bagian dari upaya melindungi AS dari pengaruh jahat Partai Komunis China.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi merasa yakin hubungan negaranya dengan Amerika Serikat akan normal seperti sedia kala. “Kami sangat berharap dan yakin kebijakan AS terkait China cepat atau lambat akan kembali ke arah yang objektif dan rasional,” katanya saat berbicara dalam Konferensi Dewan Bisnis AS-China melalui sambungan video, Senin (7/12/2020).
Oleh sebab itu, dia mendorong semua pihak, mulai dari peneliti, perwakilan bisnis dan industri untuk meningkatkan dialog dan komunikasi dalam memajukan hubungan bileral China-AS.
“China dan AS seharusnya melakukan dialog di semua tingkatan karena sesungguhnya setiap persoalan bisa didiskusikan, apakah menyangkut hal yang sifatnya strategis, komprehensif atau spesifik,” ujarnya.
Menurut dia, China selalu membuka pintu dialog kapan saja agar kedua negara bisa bekerja bersama memformulasikan peta jalan untuk menjaga dan mengembangkan hubungan diplomatik.
Wang menjelaskan alasan mendasar kenapa hubungan China-AS menghadapi situasi paling buruk sejak keduanya menjalin hubungan diplomatik, karena beberapa orang di AS masih punya mental Perang Dingin yang sudah ketinggalan zaman dengan menganggap China sebagai lawan atau bahkan musuh utamanya.
Menurut dia, tujuan fundamental pembangunan China adalah untuk memberikan kehidupan yang lebih baik kepada rakyatnya dan hal itu bisa dicapai melalui kerja sama dengan negara lain.
Menlu Wang mengusulkan lima hal terkait hubungan China-AS, antara lain mengevaluasi hubungan bilateral, meningkatkan dialog dan komunikasi, memperluas visi yang saling menguntungkan, mengatasi perbedaan dengan menghindari konfrontasi ideologis, dan meningkatkan serapan aspirasi publik.
Tugas paling mendesak saat ini adalah memerangi pandemi COVID-19 dan China bersedia untuk terus memberikan bantuan kepada AS dengan berbagi pengalaman antiepidemi dan menyediakan pasokan medis serta mengembangkan vaksin, demikian Wang.
Dia juga menekankan bahwa kerja sama perdagangan dan bisnis masih berfungsi sebagai faktor penting dalam mendorong hubungan bilateral. China dan AS harus saling mendukung dan mendorong badan legislatif, masyarakat lokal, komunitas bisnis, lembaga penelitian, akademisi, media, dan pemuda untuk memperkuat persahabatan kedua negara sehingga bisa saling pengertian. (net/smr)