Menteri Koperasi (Menkop) dan UKM Teten Masduki meyakini bahwa industri Electric Vehicle (EV) di Indonesia mampu menciptakan ekonomi baru dan peluang besar bagi UMKM membuka lapangan kerja yang inovatif.
semarak.co-Menkop Teten mengatakan, EV Indonesia mampu menciptakan ekonomi baru sehingga harus ditumbuhkan untuk menciptakan lapangan kerja. Karena selama ini, sebanyak 97% lapangan kerja disediakan sektor mikro informal.
“EV menjadi ekonomi baru setelah industri kelapa sawit yang diharapkan bisa menjadi penggerak ekonomi nasional,” kata MenKop Teten dalam Closing Ceremony Inabuyer EV Expo 2023 di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis (30/11/2023) dirilis humas usai acara melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Jumat (1/12/2023).
Menkop Teten berharap, semakin banyak pelaku UMKM di sektor otomotif dapat masuk ke dalam ekosistem EV sebagai penyedia suku cadang, distributor, dealer, penyedia layanan pengisian daya, bengkel konversi kendaraan listrik, dan berbagai turunan usaha lainnya.
Hal ini bukan semata untuk memberikan keberlanjutan usahanya, tapi juga mendukung pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik yang lebih inklusif. “Saya dari awal meyakini industri EV akan mengubah struktur industri otomotif dunia, termasuk Indonesia,” imbuh Menkop Teten.
Apalagi Indonesia punya market besar, sambung dia, bahkan bukan tidak mungkin, nantinya pedagang ice cream, pedagang bakso dan sate tak lagi pakai gerobak, tapi pakai motor listrik. Menkop Teten pun turut senang, sebab dalam setahun terakhir ini sudah ada sebanyak 58 brand yang memproduksi EV di dalam negeri.
Bahkan ada yang TKDN nya sudah mencapai 60 persen, lebih tinggi dari aturan TKDN sebesar 40 persen. Dirinya juga meyakini, jumlah brand EV pun akan terus tumbuh. “Karena penyediaan bukan hanya ke lembaga Pemerintahan tetapi juga secara perorangan. Kami mendukung lingkungan yang lebih baik,” imbuhnya.
Serta memunculkan lebih banyak lagi pelaku UMKM, lanjut dia, di mana nanti kebutuhan sparepart-nya diproduksi dengan konsep rantai pasok. “Saya optimistis kita bisa bersaing dengan brand besar dari luar negeri, baik dari sisi harga maupun kualitas,” ujarnya.
Namun perlu diakui, jumlah bengkel konversi motor saat ini masih terbatas. Inilah sebabnya KemenKopUKM turut serta memberikan dukungan nyata dengan menyediakan fasilitas di Smesco sebagai bengkel konversi motor listrik.
Smesco secara konsisten memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM agar mereka memiliki kemampuan dalam melakukan konversi dari motor berbahan bakar ke motor listrik. Langkah ini membuka kesempatan lebih luas bagi mereka untuk terlibat aktif dalam industri yang sedang berkembang ini.
“Saya harap, dukungan yang terus-menerus dari Pemerintah, BUMN, usaha besar, dan asosiasi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca melalui Green Electric Mobility sangat penting. Langkah ini memungkinkan Indonesia untuk berperan dalam rantai pasok global kendaraan listrik, mendorong kemajuan industri sepeda motor listrik lokal, dan juga meningkatkan TKDN, serta kapasitas produksi secara keseluruhan,” tuturnya.
Perkembangan EV di Indonesia, kata dia, sudah sangat luar biasa. Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM pun siap mendukung dengan melakukan penyediaan skema pembiayaan KUR Klaster hingga Rp500 juta.
“Nanti asosiasi bisa menjadi penjamin serta katalis untuk menyalurkan KUR Klaster. Saya harapkan pasti ini meningkat. Kita ingin semua fokus dukung brand lokal. Sementara, daerah juga harus mendukung dengan membuat aturan mengenai kesehatan lingkungan,” ujarnya.
Menkop Teten turut mengapresiasi dan berterima kasih kepada HIPPINDO dan Aismoli, serta semua pihak yang terlibat dalam mendukung acara Inabuyer EV Expo 2023. “Event ini menjadi wadah yang luar biasa untuk mempromosikan kendaraan listrik ramah lingkungan, produk lokal yang patut kita banggakan karena diproduksi, didistribusikan, bahkan diekspor ke luar negeri,” katanya.
Peningkatan Transaksi
Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi mengatakan, banyak negara yang menyatakan minat dan mendukung industri EV di Indonesia. Hal itu terbukti dengan kehadiran perwakilan negara seperti China, Vietnam, maupun Thailand yang hadir dalam event tiga hari Inabuyer EV Expo 2023 di Jakarta.
Tak hanya itu, kegiatan yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini pun telah mencatatkan beberapa peningkatan transaksi dan komitmen dari pihak buyer (meliputi Kementerian/Lembaga, swasta, maupun perorangan) dengan para pelaku atau pemilik brand EV yang hadir dalam kesempatan ini.
Inabuyer EV Expo 2023 mencatatkan nilai transaksi B2C (Business to Customer) sebanyak 156 unit dengan nilai sebesar Rp2.086.456.000. Serta potensi B2B dan B2G (Business to Government) sebanyak 32.431 unit dengan nilai Rp423.562.990.000.
Selain itu, Inabuyer EV Expo 2023 juga menghasilkam mandatory K/L termasuk BUMN untuk secara bertahap mengganti kendaran konvensional menjadi kendaraan bermotor listrik. “Saya harap, kalau bisa harus ada tim pengawas dalam menjalankan mandatory ini. Kami pun terus berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi,” kata Budi.
Sementara Ketua Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi menambahkan, saat ini pihaknya telah merespons terbitnya Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 2022, tentang penggunaan Kendaraan Motor Listrik berbasis baterai sebagai kendaraan dinas Pemerintah, dengan memunculkan etalase mobil dan motor listrik berbasis baterai di e-katalog.
Dengan adanya etalase tersebut, setiap instansi pemerintah yang berbelanja di e-katalog tentu saja akan mudah untuk memilih produk-produk ramah lingkungan khususnya kendaraan listrik. Sampai 29 November 2023, nilai transaksi pada platform e-katalog telah mencapai Rp188,3 triliun.
Untuk pengadaan kendaraan bermotor, ada di dalam 5 besar transaksi besar. “Transaksi kendaraan bermotor mencapai Rp6,71 triliun. Sedangkan khusus untuk kendaraan motor berbasis listrik baru mencapai Rp195 miliar atau setara 2,91 persen,” ujarnya.
Hendrar juga berharap, kegiatan Inabuyer EV Expo 2023, dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mengimplementasikan aspek keberlanjutan lingkungan melalui pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Di bagian berita terbaru Menkop Teten mengajak Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Akademi Koperasi (STIE AMKOP) Makassar untuk mengembangkan riset model bisnis yang fokus mendukung hilirisasi dan industrialisasi. Guna mewujudkan industrialisasi, kata dia, tentu SDM yang berkualitas untuk dapat mengolahnya juga diperlukan.
“Maka dari itu, peran perguruan tinggi sangat penting salah satunya untuk riset model bisnis terkait hilirisasi dan industrialisasi,” kata Menkop Teten dalam Kuliah Umum di STIE AMKOP Makassar bertajuk Membangun Wirausaha yang Berdaya Saing Menuju Indonesia Maju 2045 di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (2/12/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Menkop Teten menambahkan, suatu daerah harus dapat memanfaatkan keunggulan domestiknya, dan untuk di Makasar salah satunya rumput laut. “Rumput laut merupakan salah satu kekayaan kita yang hingga sat ini belum dimaksimalkan,” ujarnya.
Padahal rumput laut, terang Menkop Teten, bisa menjadi produk pengganti gandum dalam pembuatan tepung untuk seperti mie. Untuk itu ia mendorong pihak STIE AMKOP untuk melakukan riset model bisnis terkait produk turunan dari rumput laut.
“Sehingga kita tidak lagi menjual rumput laut dalam bahan mentah, sehingga bisa dibuat produk turunannya. Itulah suatu proses hilirisasi,” kata Menkop Teten dirilis humas usai acara melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Sabtu malam (2/12/2023).
Menkoop Teten mengatakan, Indonesia saat pertengahan 1980an memasuki masa industrialisasi yang berorientasi ekspor. Ketika itu mulai masuk investasi asing seperti pabrik sepatu, garmen, tekstil, elektronik, dan lainnya.
Tapi industri yang mengandalkan buruh murah hanya menjadi sunset industry. Maka sekarang terjadi deindustrialisasi. “Belajar dari industrialisasi, hari ini industrialisasi yang mau dikembangkan adalah yang berbasis keunggulan domestik atau bahan baku dalam negeri,” paparnya.
Yaitu tambang yang selama ini kita ekspor barang mentahnya. Jadi harus melakukan hilirisasi. Selain tambang, hasil perkebunan, kelautan dan perikanan juga akan dikembangkan melalui hilirisasi. Karena itu, pada kesempatan itu pula ia mengajak mahasiswa agar memberikan kontribusi terbaik untuk turut mewujudkan Indonesia menuju negara maju di 2045.
“Indonesia diprediksi punya potensi besar untuk menjadi 4 kekuatan ekonomi besar dunia 2045. Ini potensi yang menurut saya harus disiapkan dengan baik karena banyak negara yang sudah masuk dalam negara pendapatan menengah terperangkap dan tidak naik kelas,” kata Menkop Teten.
Indonesia harus merasa terpacu dengan kemajuan Korea Selatan. Negara yang kemerdekaannya hanya berbeda 2 hari dengan Indonesia tersebut dikatakan sudah sangat maju dan perekonomiannya kuat. Bahkan dari sisi pendapatan per kapita, Korea Selatan sudah mencapai 36.000 dolar AS sementara Indonesia masih tercatat sebesar 4.500 dolar AS.
“Kita negara yang besar sekali. Punya segalanya. Mudah-mudahan emosi dan harga diri kita teganggu karena kita negara kaya tapi kalah dari Korea Selatan. Mereka itu sama pernah dijajah Jepang, padahal mereka serumpun,” tutur Menkop Teten lagi.
“Rasa sakit terhadap Jepang dipakai untuk memotivasi produktivitas mereka. Sekarang terlihat Korea Selatan dikenal dunia. Alat elektronik rumah tangga dari Korea. Otomotif juga. Saya mau kita semua merasa terusik dan termotivasi untuk maju,” demikian Menkop Teten menambahkan.
Untuk menjadi negara maju, kata dia, pemerintah saat ini telah menyiapkan berbagai strategi seperti membangun infrastruktur agar mampu melahirkan pusat ekonomi baru, modernisasi birokrasi, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Menteri Teten menjelaskan Bank Dunia telah memberikan catatan bahwa Indonesia perlu menyiapkan lapangan kerja lebih berkualitas untuk kelas menengah. Maka dari itu, pemerintah sedang melakukan pendekatan industrialisasi yang mengandalkan keunggulan domestik.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Pembina Yayasan Bata Ilyas Jamaluddin Bata Ilyas menambahkan bahwa koperasi menjadi bagian dari fondasi ekonomi Indonesia yang merupakan ekonomi berbasis kerakyatan di mana koperasi dan UMKM menjadi tumpuan ekonomi.
“Merupakan tradisi di kampus kami mengundang petinggi negara dan ilmuwan untuk menyampaikan strategi keilmuan, regulasi, informasi, agar bisa menjadi referensi dalam pembelajaran. Kehadiran MenKopUKM dapat memperkuat ekonomi kerakyatan di sini,” ujar Jamaluddin.
Ketua STIE AMKOP Makassar Bahtiar mengatakan hanya ada 3 perguruan tinggi yang fokus dalam pengembangan koperasi yaitu IKOPIN di Bandung, AMKOP di Palembang, dan AMKOP di Makassar. “Kehadiran Menkop Teten tentu akan membuka pandangan kita mengenai pengembangan koperasi termasuk mengenai digitalisasi yang perlu dikembangkan,” kata Bahtiar. (smr)