Kementerian Koperasi (Kemenkop) terus memperkuat peran Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih sebagai motor penggerak ekonomi desa dan ketahanan pangan nasional.
Semarak.co – Hal tersebut diwujudkan melalui kegiatan Sosialisasi Peningkatan Kapasitas Produksi Kopdes Merah Putih di Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), di mana kegiatan dihadiri 60 peserta offline dan 84 peserta online.
Asisten Deputi Pengembangan Produksi, Deputi Bidang Pengembangan Usaha Kemenkop Elviandi mengatakan, kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk dapat mendorong peningkatan produksi komoditas unggulan di Sumatera Barat seperti gambir, kelapa, dan sebagainya.
“Desa adalah fondasi pembangunan bangsa. Melalui Kopdes Merah Putih, kami ingin menghadirkan lembaga ekonomi rakyat yang kuat, mandiri, dan berdaya saing sehingga mampu memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan,” katanya, dirilis humas usai acara melalui pesan elektronik Redaksi semarak.co, Senin malam (20/10/2025)..
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2025 mencapai 23,85 juta orang. Sekitar 4 persen di antaranya atau sekitar 12,5 juta orang berada di wilayah pedesaan. Persentase kemiskinan di desa juga masih lebih tinggi (11,03%) dibandingkan dengan perkotaan (6,73%).
Menurut Elviandi, kondisi ini menegaskan pentingnya pembentukan Kopdes/Kel Merah Putih sebagai solusi untuk memperkuat ekonomi desa, mengurangi rantai distribusi hasil pertanian yang panjang, meningkatkan efisiensi rantai pasok, serta mendorong kemandirian ekonomi berbasis gotong royong.
“Hingga 17 Oktober 2025, tercatat sebanyak 82.066 desa/kelurahan telah membentuk Kopdes/Kel Merah Putih melalui Musyawarah Khusus Desa (Musdesus), dan 80.081 di antaranya telah berbadan hukum,” rincinya.
Barometer Produksi Gambir Nasional
Sementara itu, Sumbar memiliki potensi besar di sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. Salah satu komoditas unggulan daerah ini adalah gambir. Provinsi ini menyumbang hingga 90% dari total produksi gambir nasional, terutama dari Kabupaten Pesisir Selatan, Lima Puluh Kota, dan Agam.
Data BPS Sumbar tahun 2022 mencatat luas lahan gambir mencapai 28.837 hektare (ha) dengan total produksi 13.887 ton. Komoditas ini menjadi bahan baku penting industri farmasi, kosmetik, penyamakan kulit, serta makanan, menjadikan Indonesia sebagai pemasok utama 80% kebutuhan gambir dunia.
Kopdes Merah Putih Jadi Model Koperasi Masa Depan
Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono menyatakan, Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih merupakan model koperasi masa depan, di mana koperasi yang hadir di tengah masyarakat dengan solusi konkret untuk membuka akses ekonomi rakyat di tingkat akar rumput.
Menkop berharap Dekopinwil terus menjadi wadah konsolidasi, pembinaan, dan penguatan kapasitas koperasi, serta menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan ekonomi rakyat yang inklusif dan berkeadilan.
“Alhamdulillah, kini setiap desa/kelurahan di Jawa Barat kini memiliki Kopdes/Kel Merah Putih sebagai pusat aktivitas ekonomi rakyat,” kata Menkop, pada Muswil Dekopinwil Jabar 2025 di Kota Bandung.
Menkop menegaskan bahwa saat ini sudah memasuki era pembaruan gerakan koperasi, sebuah era di mana koperasi tidak boleh hanya menjadi organisasi administratif. “Tetapi, harus menjadi gerakan ekonomi rakyat yang moderen, profesional, dan berdaya saing tinggi,” ucap Menkop Ferry.
Bahkan, bagi Menkop, Dekopinwil Jawa Barat harus bisa menjadi motor penggerak perubahan, mengawal transformasi koperasi menuju digitalisasi, memperkuat tata kelola, dan memperluas jejaring usaha.
Menkop juga merujuk banyaknya koperasi sektor produksi yang tumbuh kuat di Jabar. Ada koperasi peternakan, perikanan, dan pertanian, yang dikelola dengan profesional. “Kisah sukses ini perlu diangkat agar masyarakat tahu bahwa koperasi bisa menjadi pemain utama dalam pembangunan ekonomi daerah,” papar Menkop.
Ferry berharap Dekopin dapat menjadi etalase keberhasilan koperasi, tempat di mana masyarakat bisa melihat bahwa koperasi bisa unggul, berinovasi, dan menembus pasar luas. Menurut Menkop, Gerakan Koperasi hanya akan kuat jika menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.
Di samping itu, Menkop ingin anak muda melihat koperasi sebagai ruang berkreasi, berinovasi, dan berjejaring, bukan sebagai kuno, tetapi sebagai platform ekonomi gotong royong yang relevan dengan zaman digital.
“Di sinilah peran Dekopinwil dan seluruh insan koperasi Jawa Barat untuk membangun narasi positif tentang koperasi, memperkuat publikasi dan pemberitaan, serta membumikan nilai-nilai koperasi dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Menkop Ferry.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebutkan, sesungguhnya ada nilai koperasi dalam mengelola negara, karena dibangun atau didesain secara kolektif. “Sistem pengelolaan APBN atau APBD kita itu ya koperasi, yang disusun atas usaha bersama berazaskan kekeluargaan,” katanya.
Begitu juga koperasi, lanjut Dedi Mulyadi, di mana sistem ekonominya disusun atas usaha bersama dengan azas kekeluargaan. Artinya, ada ekonomi berkeadilan yang terdistribusi. “Dananya tidak boleh keluar wilayah atau luar negeri, harus berputar di sekitaran desa,” terang Deddy.
Dia pun mewanti-wanti keberadaan para rentenir di tengah masyarakat yang berkedok koperasi, dengan melakukan praktik bank gelap dan berdampak pada tumbuhnya angka kemiskinan.
“Kita ingin menurunkan tingkat kemiskinan, bukan hanya dengan cara meningkatkan pendapatan masyarakat. Tapi, juga menurunkan angka belanja masyarakat. Contoh, pendidikan gratis, makan gratis, dan sebagainya,” katanya. (hms/smr)





