Menkop Ferry Ajak Syarikat Islam Bersama Besarkan Gerakan Koperasi untuk Pilar Ekonomi Kerakyatan

Menkop Ferry Juliantono saat pembekalan peserta Rakernas II Syarikat Islam (SI).

Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono mengungkapkan, semangat tokoh besar Syarikat Islam (SI) Cokroaminoto dalam berkoperasi mampu mengilhami dakwah ekonomi di Indonesia, dimana. Koperasi adalah  sistem ekonomi kerakyatan yang didasarkan pada prinsip gotong royong.

Semarak.co – Menkop mengajak Syarikat Islam bersama membesarkan gerakan koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan. Ferry mendukung penuh Syarikat Islam untuk membentuk dan mengembangkan koperasi yang berlandaskan prinsip syariah demi kemajuan ekonomi umat.

Bacaan Lainnya

“Terutama, bagi petani dan pedagang kecil. Cokroaminoto melihat koperasi sebagai solusi strategis untuk melawan penindasan ekonomi dan mewujudkan kesejahteraan bersama,” ucapnya, saat pembekalan peserta Rakernas II Syarikat Islam (SI), di Jakarta, dirilis humas Kemenkop usai acara melalui pesan elektronik Redaksi semarak.co, Rabu (4/11/2025).

Menkop menyatakan,  mendapat amanah dari Presiden Prabowo Subianto untuk membesarkan kembali koperasi sebagai badan usaha yang merupakan perwujudan dari ekonomi konstitusi, yaitu ekonomi Pancasila.

Bahkan, ketika para pendiri bangsa merumuskan Pasal 33 UUD 1945, di mana negara juga harus membentuk badan usaha yang karakternya sama sejalan dengan prinsip-prinsip keislaman. “Mereka mempertautkan dengan nilai-nilai yang muncul dan hidup berkembang di masyarakat kita yang tentu saja banyak berakar dari nilai-nilai keislaman,” imbuhnya.

Bentuk kongkrit dari amanah Presiden tersebut adalah membangun 80 ribu lebih Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di seluruh Indonesia. “Itu untuk mempercepat ketinggalan koperasi dari badan usaha lain, BUMN dan swasta, setelah sekian puluh tahun terabaikan,” jelasnya.

Ferry mengakui, ketika negara menandatangani Letter of Intent (LoI) dari IMF pasca krisis moneter 1998, yang memaksa sistem dan praktek ekonomi di Indonesia diserahkan kepada mekanisme pasar bebas. Negara diminta untuk tidak terlalu mengatur sistem dan praktek ekonomi.

Menkop pun meyakini bahwa apa yang menjadi program strategis pemerintah saat membangun koperasi ini sama seperti apa yang dulu dilakukan tokoh-tokoh Syarikat Dagang Islam. “Sama persis, di mana kita menolak kolonialisme, menolak dominasi asing, menolak penguasaan oleh segelintir orang,” tegasnya.

Menkop mencontohkan eksistensi Koperasi Pondok Pesantren Sidogiri sebagai sebuah koperasi sukses dan besar hingga mampu mendulang aset triliunan rupiah. “Dan masih banyak Kopontren lain yang sukses dan besar, seperti Sunan Giri, At-Ittifaq, dan lainnya,” imbuhnya. (hms/smr)

 

Pos terkait