Ucapan berbelasungkawa disampaikan petinggi Persaudaraan Alumni (PA) 212 atas kabar meninggalnya aktivis Tionghoa Lieus Sungkharisma. Selama ini, Lieus dikenal sebagai orang baik dan selalu terdepan dalam perjuangan menegakkan demokrasi di Indonesia.
semarak.co-Bahkan tak jarang mendiang kerap vokal terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap menyimpang. Semangat Lieus yang Koordinator Masyarakat Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) ini dalam berjuang dan bersahabat patut untuk dicontoh.
“Kami ikut berbelasungkawa dan doa terbaik untuk Bang Lieus. Walau beda keyakinan tapi beliau senantiasa support perjuangan kami untuk tegaknya keadilan di negeri ini. Selamat jalan sahabatku,” pungkas Slamet Maarif, Sekretaris Majelis Syuro PA 212 kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu pagi (25/1/2023).
Lieus Sungkharisma meninggal dunia di RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan pada Selasa malam (24/1/2023). Lieus meninggal dunia karena serangan jantung yang begitu mendaddak di RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan.
Kabar kepergian Lieus diterima redaksi Kantor Berita Politik RMOL dari asisten pribadinya, Icko Rahmawati. Pemilik nama asli Li Xue Xiung yang lahir di Cianjur, Jawa Barat, 11 Oktober 1959, ini disebutkan menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 21.00 WIB di RS Pondok Indah, Bintaro Jaya.
Jenazah Lieus akan disemayamkan di Rumah Duka Heaven, Pluit, Jakarta Utara, untuk kemudian dikremasi. “(Sakit) jantung, di RS Pondok Indah Bintaro mau dibawa ke Rumah Duka Heaven,” ujar Ricko kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa malam (24/1/2023).
Semasa hidup, Lieus pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (PARTI), Wakil Bendahara Depinas SOKSI (Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) periode 1986-1991, Ketua di DPP AMPI (Angkatan Muda Pembaruan Indonesia), dan DPP KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia).
Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabuddhi) pada tahun 1985, Ketua Perhimpunan Pengusaha Tionghoa DKI Jakarta dan Ketua Umum Multi Culture Society, sekaligus Wakil Presiden The World Peace Committee.
Ia juga mengelola tabloid bernama Naga Post. Asisten pribadi Lieus, Icko Rahmawati menyampaikan Lieus menghembuskan nafas terakhir Selasa malam (24/1) sekitar pukul 21.00 di RS Pondok Indah, Bintaro Jaya.
Pemilik nama asli Li Xue Xiung ini sempat mengirimkan video wawancaranya dalam podcast yang digelar oleh Presidential Institute kepada redaksi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa pukul 08.22 pagi tadi. Yang ternyata merupakan pesan terakhirnya.
Dalam video tersebut, Lieus sangat berharap agar Presiden Joko Widodo mengeluarkan Perppu terkait batas pencalonan presiden atau presidential threshold menjadi nol persen dari 20 persen yang ditentukan saat ini. Leius menganggap, hal tersebut sangatlah bisa dilakukan oleh Jokowi sebagai seorang Presiden RI.
“Pak Jokowi sekarang punya kuasa. Kalau beliau bilang, partai-partai saya gak suka ini (preshold 20 persen), tidak memberikan kesempatan menampilkan orang-orang amanah dan orang-orang yang baik,” kata Lieus dalam video wawancarannya.
Lewat podcast yang dipandu oleh Aminuddin tersebut, Lieus menyampaikan kalau deklarasi-deklarasi capres yang saat ini masif dilakukan semata hanyalah permainan kelompok oligarki yang menghendaki calon tertentu dan mengesampingkan calon potensial lainya. “Semua dia (oligarki) yang kuasain, semua dia yang tentuin. Rusak kita,” ujar Lieus.
Jenazah Lieus akan disemayamkan di Rumah Duka Heaven, Pluit, Jakarta Utara, untuk kemudian dikremasi. Semasa hidup, Lieus pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (PARTI), Wakil Bendahara Depinas SOKSI (Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) periode 1986-1991, Ketua di DPP AMPI (Angkatan Muda Pembaruan Indonesia), dan DPP KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia).
Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabuddhi) pada tahun 1985, Ketua Perhimpunan Pengusaha Tionghoa DKI Jakarta dan Ketua Umum Multi Culture Society, sekaligus Wakil Presiden The World Peace Committee. Ia juga mengelola tabloid bernama Naga Post. (net/rmo/smr)