Menekraf Riefky Apresiasi Film Tayang Saat Lebaran Laku Keras, Jumbo Cetak Sejarah

JUMBO berhasil mencetak angka 1.005.252 penonton menurut data terakhir per 6 April 2025 yang diambil dari jaringan bioskop.

Sejumlah film Indonesia yang serentak tayang di bioskop saat Libur Lebaran 2025 laku keras disebu penonton.Data dari berbagai jaringan bioskop dan pelaku industri film menyebut angka penonton mencapai jutaan. Angka ini menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap karya-karya film nasional sangat tinggi.

Semarak.co – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya mengapresiasi atas pencapaian gemilang industri perfilman nasional. Menurut dia, pencapaian ini merupakan sinyal positif bagi pertumbuhan industri kreatif, khususnya sektor Film, Animasi dan Video.

Bacaan Lainnya

“Libur Lebaran tahun ini menjadi momentum penting bagi sineas Indonesia. Film-film lokal berhasil mendominasi layar bioskop dan disambut hangat oleh masyarakat di seluruh pelosok tanah air,” ujar Riefky, dirilis humas usai acara melalui WAGroup jurnalis Kemenekraf Siaran Pers, Senin (7/4/2025).

Tiga film nasional yang berhasil meraih lebih dari 1 juta penonton, yaitu Pabrik Gula yang disutradarai  Awi Suryadi, Qodrat 2 yang disutradarai oleh Charles Gozali, serta film Animasi Jumbo karya Ryan Adriandhy yang diproduksi oleh Visinema Pictures bersama 420 kreator Indonesia.

Film animasi Jumbo mencetak sejarah dan dinobatkan sebagai film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa. JUMBO berhasil mencetak angka 1.005.252 penonton menurut data terakhir per tanggal 6 April 2025 yang diambil dari jaringan bioskop.

Dalam kurun waktu hanya tujuh hari penayangan, JUMBO berhasil meraih lebih dari 1 juta penonton, melampaui rekor sebelumnya yang dipegang oleh Si Juki the Movie: Panitia Hati Akhir (2017), yang mencetak angka total 642.312 penonton.

Menekraf menambahkan, Kemen Ekraf/Badan Ekraf akan terus mendukung pertumbuhan ekosistem perfilman nasional melalui berbagai program fasilitasi, insentif, hingga promosi lintas platform bersama berbagai stakeholders.

“Kami mendorong agar lebih banyak kolaborasi antara produser, sineas muda, dan platform digital untuk memperluas jangkauan film Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri,” jelas Teuku Riefky.

Kemenekraf akan terus memastikan kebijakan yang berpihak pada pelaku ekonomi kreatif, termasuk kemudahan produksi dan distribusi film ke berbagai daerah sampai ke pasar Internasional.

Karena peningkatan jumlah penonton ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi industri film, tetapi juga menciptakan multiplier effect bagi sektor-sektor lainnya seperti industri kuliner, transportasi dan lain lain, di berbagai daerah. (hms/smr)

Pos terkait