Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mencatat berbagai capaian strategis dalam satu tahun pertama. Capaian tersebut disampaikan pada Taklimat Media Setahun Pendidikan Bermutu untuk Semua sebagai bentuk akuntabilitas publik atas kinerja selama tahun pertama.
Semarak.co – Mu’ti menyampaikan bahwa tahun pertama menjadi momentum penting untuk memulai pelaksanaan kebijakan prioritas Presiden di bidang pendidikan. Seluruh capaian yang diraih merupakan wujud pelaksanaan arahan Presiden dalam Asta Cita.
“Kami baru memulai pelaksanaan kebijakan Bapak Presiden di tahun pertama ini, dan Alhamdulillah capaian yang telah dilakukan sudah sesuai dengan arah kebijakan nasional pendidikan bermutu untuk semua,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Jumat (24/10/2025).
Sepanjang tahun pertama, Kemendikdasmen merevitalisasi 16 ribu satuan pendidikan dengan anggaran Rp16,9 triliun yang menyerap 400 ribu tenaga kerja lokal. Program revitalisasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas sarana dan prasarana belajar, tetapi juga memberi dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah.
Dalam bidang transformasi digital, Kemendikdasmen mempercepat implementasi digitalisasi pembelajaran melalui distribusi 64.072 perangkat interaktif (Interactive Flat Panel/IFP), disertai pelatihan guru serta penguatan platform Rumah Pendidikan sebagai pusat sumber belajar kolaboratif dan inklusif.
Peningkatan kesejahteraan dan kompetensi guru menjadi fokus utama. Sebanyak 395.967 guru non ASN telah menerima aneka tunjangan senilai Rp6,56 triliun, termasuk kenaikan tunjangan profesi menjadi Rp2 juta per bulan dan peningkatan insentif guru honorer menjadi Rp400 ribu per bulan mulai tahun 2026.
Kemendikdasmen juga memberikan beasiswa S1/D4 bagi 12.500 guru yang belum berkualifikasi sarjana melalui program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), yang akan diperluas hingga menjangkau 150.000 guru di seluruh Indonesia pada tahun depan.
Dalam bidang tata kelola guru, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat menegaskan bahwa kebijakan baru bukan bertujuan untuk sentralisasi, melainkan efektivitas distribusi guru agar merata di seluruh daerah.
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Nunuk Suryani menambahkan bahwa kebijakan “guru paruh waktu” yang diterapkan tahun ini merupakan langkah transisi menuju sistem kepegawaian berbasis ASN, dan diharapkan pada 2026 tidak ada lagi guru berstatus honorer sesuai amanat Undang-Undang ASN.
Untuk penguatan karakter peserta didik, gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7KAIH) telah diterapkan di 86% sekolah dan berhasil mencetak Rekor MURI dengan melibatkan lebih dari 7,4 juta siswa dalam kegiatan Senam Anak Indonesia Hebat secara serentak.
Sementara itu, pemerataan akses pendidikan terus diperluas melalui Program Indonesia Pintar (PIP) yang telah menjangkau 10,98 juta siswa, serta Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) bagi 4.616 pelajar dari Papua, daerah 3T, dan anak-anak pekerja migran.
Dalam penutup paparannya, Mu’ti menyampaikan apresiasi kepada seluruh insan pendidikan dan insan media atas kerja sama dalam menyebarluaskan kebijakan pendidikan. “Kami memastikan pendidikan bermutu dan merata bagi semua anak Indonesia. Tahun depan, kami lanjutkan Wajib Belajar 13 Tahun dan perluasan digitalisasi pendidikan,” tegasnya.
Dalam satu tahun pertama, Kemendikdasmen juga meraih sejumlah penghargaan nasional dan internasional, di antaranya Kementerian dengan Kinerja Terbaik dalam Kabinet Prabowo–Gibran, Press Release Terbaik SPS 2025, serta Digital Innovation in Education Award 2025 dari iNews Media Group.
Capaian ini menjadi bukti nyata komitmen Kemendikdasmen dalam mewujudkan Gerak Cepat Pendidikan Bermutu untuk Semua melalui kebijakan yang adaptif, inklusif, dan berorientasi pada hasil nyata. (hms/smr)





