Mendikbudristek Nadiem Ajak Perguruan Tinggi Jaga Moderasi dan Toleransi, Ini Disampaikannya di Semiloka Moderasi Beragama

Tangkapan layar video conference Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim memberi pidato kunci melalui tayangan video dalam acara Seminar dan Lokakarya Penguatan Moderasi Beragama Bersama Perguruan Tinggi yang diselenggarakan Balitbang Diklat Kemenag di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (17/7/2024). Foto: humas Balitbang Diklat

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengajak kalangan perguruan tinggi (PT) ikut menjaga moderasi dan toleransi. Keberagaman suku, ras, dan golongan agama serta kepercayaan yang hidup di Indonesia adalah fakta yang telah kita akui dan pahami bersama melalui gagasan Bhinneka Tunggal Ika.

semarak.co-Mendikbudristek Nadiem mengatakan, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk selalu memelihara semangat tersebut, karena menjadi identitas multikultural sebagai suatu kebanggaan dan juga kekuatan. Kebanggaan itu akan kita miliki jika kita terus menanamkan rasa cinta terhadap perbedaan dalam diri setiap anak Indonesia.

Bacaan Lainnya

“Para pendiri bangsa menitipkan pesan kepada kita semua untuk senantiasa menjaga keragaman ini dengan semangat kebersamaan, moderasi, dan toleransi,” ujar Mendikbudristek Nadiem menjadi pembicara kunci melalui tayangan video pada acara Seminar dan Lokakarya Penguatan Moderasi Beragama Bersama Perguruan Tinggi di Kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (17/7/2024).

Karena itu, lanjut Menteri Nadiem, pihaknya di Kemendikbudristek berupaya menguatkan pendidikan karakter yang bertujuan untuk melahirkan generasi pelajar Pancasila, generasi yang beriman dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mampu bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Di jenjang persekolahan, profil tersebut dikuatkan dengan Kurikulum Merdeka serta asesmen nasional. “Guru-guru sekarang didorong untuk mengembangkan proyek pembuatan profil pelajar Pancasila atau P5 dari berbagai pendekatan.

“Termasuk di dalamnya mengintegrasikan kebudayaan lokal dalam pembelajaran atau menjadikan alam sebagai ruang kelas,” terang Menteri Nadiem dirilis humas Balitbang Diklat Kemenag usai acara melalui WAGroup Media Mainstream Balitbang Diklat, Kamis (18/7/2024).

Terakhir, Nadiem menegaskan bahwa selain melalui asesmen nasional, peningkatan kualitas satuan pendidikan tidak lagi hanya berfokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada perwujudan iklim sekolah yang inklusif, toleran, dan bebas dari kekerasan.

Diketahui sebelumnya, Badan Penelitian Pengembangan dan Pendidikan Latihan (Litbang Diklat) Kementerian Agama (Kemenag) sukses menyelenggarakan Seminar dan Lokakarya Penguatan Moderasi Beragama Bersama Perguruan Tinggi di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (17/7/2024).

Adapun tujuan kegiatan ini untuk memperkuat semangat toleransi dan inklusivitas di kalangan akademisi. Mendikbudristek Nadiem memberi pidato kunci melalui tayangan video, menyambut baik hadirnya Perpres Nomor 58 Tahun 2023 dan Permenag Nomor 3 Tahun 2024.

Regulasi tersebut menurut dia semakin mendukung upaya menciptakan sistem pendidikan dan masyarakat yang toleran dan inklusif. “Saya yakin bahwa peraturan hukum ini semakin mendukung upaya kita dalam menciptakan sistem pendidikan dan masyarakat yang toleran dan inklusif,” jelas Mendikbudristek di Jakarta, Rabu (17/7/2024).

Namun, Nadiem mengingatkan kepada semua pihak bahwa gotong royong dengan seluruh pihak akan terus menjadi kunci utama dalam keberhasilan peraturan tersebut. Semua pihak memiliki tanggung jawab bersama untuk melanjutkan pemikiran dan cita-cita mulia para pendiri bangsa.

“Bhinneka Tunggal Ika adalah langkah dan laku hidup Indonesia sebagai bangsa multikultural,” ungkap Mendikbudristek Nadiem dirilis humas Balitbang Diklat Kemenag usai acara melalui WAGroup Media Mainstream Balitbang Diklat, Kamis (18/7/2024).

Mendikbudrisek Nadiem mengajak kita semua agar terus menguatkan toleransi dan moderasi dalam beragama dan berbudaya serta melanjutkan gerakan Merdeka Belajar. Selain itu, Nadiem juga menyoroti pentingnya program Kampus Merdeka yang memberikan mahasiswa Indonesia kesempatan lebih luas untuk belajar di luar kampus.

“Program seperti pertukaran pelajar dalam dan luar negeri, Kampus Mengajar, dan KKN Tematik memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat yang memiliki latar belakang budaya berbeda,” imbuh Menteri Nadiem yang mantan bos GoJek.

Interaksi lintas budaya ini sangat penting untuk membentuk perspektif yang terbuka dan sikap moderat terhadap perbedaan dan keragaman. Upaya ini diharapkan bisa terus menguatkan toleransi dan moderasi dalam beragama dan berbudaya. (smr)

Pos terkait