Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) dan Kementerian Pendidikan Tinggi (Kemendikti) menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Baitul Tholibin, Komplek Kemendikdasmen, pada Selasa (16/9).
Semarak.co – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyatakan, peringatan Maulid Nabi bukan hanya seremoni keagamaan, melainkan bagian integral dari pembentukan karakter siswa dan aparatur negara.
“Untuk penguatan pendidikan karakter, salah satu kegiatan yang dianjurkan di sekolah adalah peringatan hari besar agama. Selain penguatan pendidikan karakter, juga untuk melatih kepemimpinan dan mendinamisasi kegiatan positif di sekolah,” jelas Mu’ti, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Rabu sore (17/9/2025).
Mendikdasmen menyoroti akhlak mulia Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam kepemimpinan, kesederhanaan, serta pelayanan kepada sesama. Beliau mengutip Kitab Al-Barzanji sebagai referensi atas sifat-sifat mulia Rasulullah SAW.
“Dibacaan ke-18 Kitab Al-Barzanji itu disebutkan bagaimana sifat-sifat Nabi yang perlu kita teladani. Beliau itu seorang yang sangat Tawadhu, kalau sepatunya rusak, dijahit sendiri. Kalau bajunya sobek, dijahit sendiri. Kalau ingin susu, beliau memerah sendiri kambingnya,” jelasnya.
Menteri Mu’ti menekankan pentingnya ketulusan dalam pelayanan publik, meneladani Rasulullah SAW dalam khidmat dalam menjalankan pekerjaan baik di lingkungan kantor, keluarga maupun lingkungan masyarakat.
“Beliau melayani keluarganya dengan tulus, bisirotin syariah. Melayani bukan karena disposisi, tapi memang harus begitu. Beliau juga mencintai orang miskin, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah, dan tidak menyulitkan orang fakir. Ini bisa menjadi teladan dalam membangun kehidupan bersama,” ujarnya.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Maulid Nabi tidak hanya merupakan peringatan keagamaan, tetapi juga ekspresi budaya yang kaya dan sarat makna spiritual.
“Ini tentu bukan hanya sekadar kegiatan keagamaan. Bagi Kemenbud, ini juga sebuah warisan budaya bangsa yang ekspresinya sangat banyak. Dari Aceh hingga Papua, kita melihat kekayaan budaya lokal yang terinspirasi dari ajaran Islam, bahkan terjadi akulturasi,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa peringatan Maulid di berbagai daerah di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing, mulai dari pembacaan Barzanji, kasidah, arak-arakan, hingga keris. Menurutnya, ini bukti Islam di Indonesia tumbuh dalam harmoni dengan budaya lokal.
Islam masuk ke Indonesia dengan cara yang sangat damai, dengan dialog budaya, dengan komunikasi budaya yang sangat kuat dan unik karena merangkul tradisi. “Mudah-mudahan kita semua juga menjadi umat yang bisa mencerahkan bangsa,” tutupnya.
UPZ Hadirkan Beasiswa dan Bantuan Sembako untuk Pegawai Non-ASN
Melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ), Kemendikdasmen, Kemenbud, dan Kemendiktisaintek menyalurkan zakat, infaq, sodaqoh, dan paket sembako kepada pegawai seperti pramubakti, tenaga keamanan, dan tenaga kebersihan.
UPZ tiga Kementerian ini menyalurkan bantuan berupa paket sembako kepada 620 penerima, terdiri atas tenaga pramubakti, alih daya, kebersihan, dan keamanan di lingkungan kementerian. Paket sembako yang dibagikan berisi beras 4 kg, minyak goreng, gula, kecap, biskuit kaleng, dan sarung, sebagai bentuk kepedulian terhadap pegawai non-ASN.
UPZ juga meluncurkan program beasiswa pendidikan bagi anak-anak pegawai non-ASN dari jenjang SD hingga perguruan tinggi. Besaran bantuan mengacu pada standar Program Indonesia Pintar (PIP), dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi keluarga dan prestasi akademik penerima.
Beasiswa ini dihimpun dari zakat penghasilan para pegawai tiga Kementerian. Program ini merupakan wujud kepedulian sosial UPZ terhadap kesejahteraan pegawai dan keberlangsungan pendidikan anak-anak pegawai non-ASN. (hms/smr)