Mendesa PDTT Halim Sebut Film Kembali ke Desa Ingatkan Arti Penting Desa bagi Indonesia

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar menghampiri sepeda yang jadi property dalam film Kembali ke Desa disamping banner poster filmnya yang didampingi Istri Umi Lilik Nasriyah, Sekjen Kemendes PDTT Taufik Madjid, dan Eselon 1,2,3 Kemendes PDTT untuk Nonton Bareng ( Nobar) di Jakarta Pusat, Rabu (8/12/2021). Foto: Mugi/KemendesPDTT

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar memberikan apresiasi atas lahirnya karya sinema bertajuk Kembali ke Desa. Film produksi Paramitha Devi Dimensi tersebut diharapkan mampu meningkatkan atensi dan kesadaran publik akan arti penting desa bagi masa depan Indonesia.

semarak.co-Mendes PDTT Halim mengatakan, saat ini desa di Indonesia menjadi entitas penting bagi pembangunan Indonesia. Sejak dikucurkannya dana desa, berbagai percepatan pembangunan desa terjadi di berbagai pelosok nusantara.

Bacaan Lainnya

“Saya memberikan apresiasi tinggi atas lahirnya film bertema tentang desa-desa Indonesia termasuk film Kembali ke Desa ini. Kami berharap film-film yang bercerita tentang desa ke depan akan semakin banyak dan meningkatkan kecintaan kita terhadap entitas desa di Indonesia,” ujar Mendes PDTT Halim saat menghadiri primiere film Kembali ke Desa di CGV Grand Indonesia, Jakarta Rabu malam (8/12/2021).

“Desa kini tidak lagi menjadi cerita pinggiran, tempat gambaran segala kesusahan dan penderitaan. Desa kini bergerak dengan berbagai inovasi, kreasi, maupun aktivitas ekonomi,” kata Mendes Halim didampingi Ny Lilik Umi Nashriyah, istrinya.

Di masa lalu, lanjut Mendes Halim, desa-desa di Indonesia sering digambarkan sebagai bukti keterbelakangan Indonesia. Lapangan kerja susah, fasilitas layanan kesehatan terbatas, sarana pendidikan tidak ada, sehingga warga desa berbondong-bondong ke kota untuk melakukan urbanisasi.

“Namun seiring dengan adanya dana desa, perlahan gambaran suram itu mulai terkikis. Sekarang Kepala Desa bahkan sudah ada yang bergelar Doktor, itu artinya pembangunan desa memberikan prospektif bagi percepatan pembangunan di Indonesia,” ujar Mendes Halim seperti dirilis humas melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Kamis malam.

Apalagi Kemendes PDTT saat ini memiliki arah kebijakan pembangunan desa yang merujuk pada SDGs Global yang dilandingkan ke level desa yaitu SDGs Desa yang memiliki 18 Goals dan 222 Indikator. “SDGs Desa mulai dari Desa Tanpa Kelaparan, Desa Tanpa Kemiskinan, Desa Peduli Lingkungan dan semua hal ada disana,” katanya.

SDGs Desa memiliki tujuan ke-18 yaitu Lembaga Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif yang berarti pembangunan desa tidak boleh lepas dari akar budaya setempat. “Ini tugas kita semua, jangan sampai desa dibangun tanpa bertumpu pada akar budaya,” kata Gus Halim sapaan akrab Mendes PDTT Halim.

Eksekutif Produser film Kembali ke Desa Paramitha Rusady mengucapkan terima kasih kepada Menteri Desa PDTT atas kepercayaan dan dukungan hingga film garapannya itu bisa tuntas. Menurutnya film Kembali ke Desa memiliki pesan moral agar generasi millennial tak ragu untuk hidup dan membangun desanya masing-masing.

Aktris senior ini juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi). “Kami berharap setelah menonton film ini bisa menggugah seluruh penonton dan masyarakat luas untuk kembali ke desa dan utamanya bekerja keras untuk membangun desanya,” kata putri kandung aktris senior Mike Widjaya.

Ketua Umum PARFI Alicia Djohar mengungkapkan kesyukuran atas kepercayaan Kemendesa PDTT kepada koleganya untuk menggarap film Kembali ke Desa itu. “Semoga ke depannya, kerjasama terus terjalin antara PARFI dan Kementerian Desa,” kata Alicia.

Turut hadir dalam pemutaran film itu Sekretaris Jenderal Kemendes PDTt Taufik Madjid, jajaran Pejabat Tinggi di Lingkungan Kemendes PDTT, Bupati Bogor Ade Yasin, Mitra Kemendes PDTT, Kepala Desa Agen Perubahan dan masyarakat umum.

Dalam pemutaran film yang dibintangi Diza Refangga, Amelia Marda, dan Rizal Djibran itu juga dirilis soundtrack yang berjudul Kembali ke Desa yang diciptakan Aditya Gumay. (fir/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *