Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meminta data desa tentang warga, hingga target dan pencapaian pembangunan desa dapat teridentifikasi setiap pekan.
semarak.co-Pembaharuan data itu berfungsi sebagai acuan berkala dalam ketepatan perencanaan pembangunan desa. Sekaligus ketepatan dalam pendistribusian bantuan. Sehingga relevan dengan asas penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik. Ketika kepala desa ditanya berapa penduduk desanya hari ini?
“Maka jumlah penduduk desa saya hari ini laki-laki 1.725, perempuan 2.250, dudanya 200, jandanya 300. Dan itu data dari seminggu yang lalu. Nah itu baru data desa,” kutip Mendes PDTT Halim saat memberi pengarahan dalam Penyerahan Simbolis Sarana Ruang Komunitas Digital Desa (RKDD) di Kulonprogo, DI Yogyakarta, Minggu (26/11/2023).
Prasarana telematika, sarana komputer, kemudahan mengembangkan teknologi informasi saat ini telah mempercepat pembangunan desa-desa di Indonesia. Sebanyak 47.254 desa di Indonesia telah mempraktikkan Desa Cerdas. Dari yang berupa website desa, pengolahan data mikro desa, hingga penggunaan persuratan desa online, aplikasi pemantau banjir, dagang online desa, dan sebagainya.
“Untuk mendukung digitalisasi desa lebih kuat, Kementerian Desa PDTT mengembangkan Program Desa Cerdas. Sebanyak 3.000 desa dipilih oleh pemerintah daerah, dalam program Fase 1, Fase 2, dan Fase 3,” ungkap Gus Halim, sapaan akrab lain dari Mendes PDTT Halim.
Profesor Kehormatan Unesa Surabaya menambahkan, untuk Fase I saja, terpilih 235 desa. “Desa-desa yang berlokasi di Jawa Tengah dan DIY inilah yang siang ini berkesempatan berkumpul bersama,” imbuh Gus Halim dirilis humas usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Minggu malam (26/11/2023).
Gus Halim juga menyatakan, langkah itu merupakan upaya untuk mencerahkan dan mengedukasi masyarakat lokal dengan memobilisasi kekuatan kolektif komunitas dari berbagai suku atau etnisitas, dan profesi. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pelaksanaan program pelayanan publik berkualitas.
Dengan pemanfaatan digitalisasi desa ini diharapkan terwujud pelayanan maksimal bagi masyarakat desa. Kehadiran Desa Cerdas juga diperlukan sebagai upaya untuk mengakselerasi pembangunan desa dengan cara meningkatkan kecerdasan, kesejahteraan, dan keharmonisan masyarakat tingkat desa.
“Siang ini disampaikan secara simbolis, sarana pendukung Desa Cerdas. Satu set komputer, printer, juga dana pendukung Rp20 juta tiap tahun, yang diberikan kepada desa-desa peserta Program Desa Cerdas,” urai Gus Halim lagi.
Di bagian lain diberita terbaru Mendes PDTT Halim kembali ingatkan Kepala Desa di seluruh pelosok Indonesia agar selalu mengupdate data desa minimal sekali dalam sepekan. “Data yang update itu sangat penting supaya setiap program yang dibuat Kepala Desa betul-betul sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran,” cetus Mendes Halim.
“Jangan sampai ketika ditanya berapa jumlah penduduk sampeyan Pak Kades jawabnya memakai data setahun yang lalu,” jelas Gus Halim dalam acara penyerahan Bantuan Sarana dan Prasarana Ruang Kominikasi Digital Desa (RKDD) di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (27/11/2023).
Gus Halim melanjutkan, alasan itu pula yang membuat dirinya perjuangkan program bantuan sarana dan prasarana berupa paket unit komputer kepada desa-desa di Indonesia, sebagai tindak lanjut dari program desa cerdas. Semula program desa cerdas dari Bank Dunia tersebut hanya berupa pelatihan yang kemudian melahirkan duta desa digital dan kader digital desa.
Selanjutnya diperjuangkan agar setelah pelatihan diberikan fasilitas yang berupa paket unit komputer. Meski usulan Gus Halim awalnya sempat ditolak karena alasan administrasi akan tetapi setelah melewati perjalanan panjang dan dialog dengan pihak Bank Dunia pada akhirnya disepakati dan dijalankan.
“Saya bilang, design ini harus diubah karena gak ada gunanya kalau cuma dilatih tapi tidak ada komputernya. Itulah makanya saya ngotot kalau desa tidak dikasih komputer untuk tindak lanjut pelatihan digital dan desa cerdas maka program ini tidak usah dilanjutkan,” imbuh pria yang baru saja mendapat gelar Profesor kehormatan dari UNESA itu.
Sekadar informasi, Kemendes PDTT menyalurkan bantuan Sarana dan Prasarana Ruang Kominikasi Digital Desa (RKDD) kepada 235 desa pada fase pertama dan rencananya akan terus ditambah untuk mendukung percepatan desa digital.
Turut hadir dalam acara penyerahan penyerahan Bantuan Sarana dan Prasarana RKDD itu yakni Kepala Badan Pengembangan dan Informasi (BPI) Kemendes PDTT, Ivanovich Agusta dan beberapa penjabat lainnya.
Sebelumnya diberitakan, Mendes PDTT Halim meminta desa wisata harus menonjolkan potensi keunikan yang dimiliki agar dapat menarik perhatian wisatawan. Fokus pada keunikan dapat membantu desa membangun citra yang kuat dan membedakan diri dari destinasi lain.
Hal itu Ia sampaikan saat memberikan penghargaan dan hadiah kepada desa yang masuk 15 besar dalam dua kategori Lomba Desa Wisata Nusantara (LDWN) 2023. Penyerahan penghargaan dan hadiah dilaksanakan pada malam apresiasi pemenang LDWN 2023 di Mataram, Nusa Tenggara Baray (NTB) pada Jumat malam (24/11/2023).
Pelaksanaan LDWN 2023 ini meneruskan upaya yang telah dilakukan pada tahun 2019 dan 2022. “Lomba ini bermanfaat untuk mengapresiasi upaya desa, dalam mengembangkan desa wisata, serta mempromosikan keunikan dan keindahan desa wisata, kepada khalayak lebih banyak. Ayo berwisata ke desa saja,” kata Gus Halim.
Pada malam apresiasi pemenang LDWN ini, Gus Halim juga menyerahkan secara simbolis bantuan sarana pendukung Desa Cerdas berupa satu set komputer, printer dan juga dana pendukung sebesar Rp20 juta setiap tahun kepada peserta program Desa Cerdas.
“Malam ini Desa Cerdas Fase I yaitu 5 desa dari Kabupaten Sumbawa siap menerima sarana ruang komunitas Digital Desa yang akan dikirim langsung dari gudang produksi ke desa-desa yang terpilih,” kat Profesor Kehormatan Unesa Surabaya dirilis humas melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Jumat (24/11).
Gus Halim juga mengapresiasi kepala daerah yang berkomitmen mendukung pengembangan desa wisata. Diharapkan para kepala daerah semakin kuat berkomitmen kepada desa. “Semoga para pemenang semakin berkualitas membangun wisata berkelanjutan. Semoga para kepala desa semakin bersemangat mendukung BUMDesa wisata,” katanya.
Agar desa harus membangun secara otentik, pesan Gus Halim, mendinamiskan kelembagaan, dan budaya desa senantiasa adaptif terhadap lingkungan. Desa Wisata, pasti harus mengedepankan keunikan desa, keunikan alamnya, keunikan budayanya, keunikan keseniannya, dan segala keunikan lainnya.
Sektor wisata kini menjadi salah satu strategi utama desa untuk meningkatkan pendapatan warga, melindungi lingkungan dan juga menjaga kerukunan warga. Saat ini desa-desa wisata mencakup jenis wisata yang meriah.
Di antaranya yakni wisata danau dan laut, pantai, pegunungan, hutan, sungai, air terjun, air panas, embung, kolam pemandian umum, taman, budaya, seni dan tradisi, sejarah dan religi, dan kuliner. “Desa wisata harus mengedepankan wisata yang berkelanjutan dan mendukung SDGs Desa tujuan ke sembilan yakni Infastruktur dan Inovasi Desa sesuai Kebutuhan,” kata Gus Halim.
Dalam malam apresiasi ini, sejumlah bupati yang desanya masuk 15 besar pada dua kategori ini turut hadir untuk menerima penghargaan atas dedikasi dan komitmennya dalam pengembangan desa wisata di wilayahnya masing-masing. Diketahui LDWN 2023 diluncurkan Kemendes PDTT sejak Agustus 2023 telah usai Jumat (24/11/2023).
Sedikitnya 30 desa masuk 15 besar dimasing-masing kategori yakni kategori pertama desa dengan status IDM berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal. Sedangka kategori yang kedua adalah desa mandiri dan maju. Adapun 30 desa yang masuk 15 besar masing-masing secara berurutan berdasarkan kategori.
Yakni untuk kategori desa berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal adalah Desa Waetuwo (Wajo), Desa Kiluan Negeri (Tanggamus), Desa Guci (Tegal), Desa Partungko Naginjang (Samosir), Desa Lukpanenteng (Banggai Kepulauan), Desa Labengki (Konawe Utara), Desa Melung (Banyumas).
Selanjutnya Desa Lifuleo (Kupang), Desa Golo Loni (Manggarai Timur), Desa Kalipelus (Pacitan), Desa Tanjung Lanjut (Muaro Jambi), Desa Bantayan (Aceh Utara), Desa Bangsri (Blora) dan Desa Iso (Maluku Tenggara). Sedangkan untuk desa yang masuk 15 besar kategori desa mandiri dan maju, yakni Desa Ketapanrame (Mojokerto), Desa Kaduela (Kuningan), Desa Panaikang (Sinjai).
Ada lagi Desa Hendrosari (Gresik), Desa Jatimulyo (Kulonprogo), Desa Senaru (Lombok Utara), Desa Kare (Madiun), Desa Dumaring (Berau), Desa Jangglengan (Sukoharjo), Desa Plajam (Jepara), Desa Tunggulrejo (Karanganyar), Desa Buku (Polewali), Desa Karang Kemiri (Banyumas), Desa Penarungan (Badung) dan Desa Puspamukti (Tasikmalaya).
Selain itu untuk desa wisata favorit pada kategori desa berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal diraih oleh Desa Guci di Kabupaten Tegal. Sedangkan untuk desa favorit pada kategori desa mandiri dan maju diraih oleh Desa Ketapanrame di Kabupaten Mojokerto. (yat/bad/rus/hms/smr)