Mendes PDTT Halim Berharap Program Tekad Terbukti Percepat Pencapaian SDGs Desa

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar (ketiga dari kiri), didampingi istri Lilik Umi Nashriyah (bersebelahan atau kerudung orange) menunjukkan produk usai memberikan arahan sekaligus membuka Workshop Nasional Program TEKAD 2023 di Trans Resort Bali, Rabu (12/04/2023). Turut hadir Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati, Country Director IFAD Hani Elsadani, Dirjen PEI Harlina Sulistyorini, Dirjen PPDT Eko Sri Haryanto. Foto: Sigit Purwanto / KemendesPDTT

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar berharap Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) dapat mempercepat pencapaian SDGs Desa, khususnya di wilayah timur Indonesia.

semarak.co-Mendes PDTT Halim menjelaskan, Program Tekad yang dirancang Kemendes PDTT bersama International Fund for Agriculture Development (IFAD) telah terbukti membantu mempercepat pembangunan desa di Indonesia.

“Program ini harus bisa memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan ekonomi desa,” jelas Mendes Halim saat membuka Workshop Nasional Pengelolaan Program Tekad di Bali, Rabu (12/4/2023) dirilis humas usai acara melalui WAGroup Humas Publikasi 2023, Rabu sore (12/4/2023).

Program Tekad menargetkan terjadi peningkatan penghasilan sekitar 412.300 rumah tangga dan memberi manfaat untuk 1.855.350 orang di 500 desa inti, 1.220 desa klaster di 25 kabupaten dari 6 provinsi wilayah Indonesia Timur.

Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang baik antara kader kampung dengan pendamping desa di lapangan agar program tersebut berhasil melalui peningkatan status desa yang signifikan di wilayah sasaran program.

Sementara itu, Country Director IFAD Hani Elsadani mengaku siap berkolaborasi dengan siapapun. Pihaknya juga mengaku selalu merespons prioritas pembangunan pemerintah untuk menghilangkan kesenjangan dan mengurangi ketidak setaraan di Indonesia Timur.

“Program ini adalah untuk meningkatkan tata kelola lokal dan juga proses perencanaan desa inklusif untuk mencapai transformasi ekonomi desa yang lestari dengan membangun potensi lokal,” imbuh Hani Elsadani. (bad/smr-06)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *