Mendes Halim Berharap AVN Hasilkan Villages Spesific Action Plan, Rencana Aksi AVN: Desa Fokus ke Digitalisasi, Wisata, dan OVOP

Para delegasi dari beberapa negara peserta event internasional ASEAN Village Network (AVN) yang digelar Kemendes PDTT menikmati kuliner khas desa Kota Batu Malang Jawa Timjur di sela-sela acara. Foto: humas Kemendes PDTT

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar berharap event ASEAN Villages Network (AVN) ke-2 di Kota Batu dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, 29 Agustus hingga 1 September 2024 dapat menghasilkan Villages Spesific Action Plan untuk tahun 2025-2026.

semarak.co-Rencana kerja ini akan jadi pedoman dalam melanjutkan forum ini sehingga jejaring desa untuk saling bertukar pikiran pembangunan desa tidak terputus. AVN Meeting ke-2 sebagai pertemuan lanjutan dari pertemuan pertama, diharapkan dapat menghasilkan Villages-specific Action Plan yang diusulkan masing-masing desa anggota ASEAN Villages Network untuk periode 2025-2026.

Bacaan Lainnya

Ke depannya, harap Mendes PDTT Halim, action plan ini akan menjadi pedoman kegiatan untuk mendukung keberlanjutan ASEAN Villages Network di tahun-tahun mendantang. AVN juga diharapkan menjadi ruang untuk mengembangkan desa berikut dengan strategi dan kebijakannya melalui jejaring yang terbangun.

Sehingga segala tantangan dalam pembangunan desa baik secara ekonomi hingga informasi digital dapat diatasi, sambung Mendes Halim, dengan kolaborasi yang baik antara peserta dari Indonesia maupun delegasi negara anggota ASEAN.

“Forum ini dihadiri delegasi seluruh anggota ASEAN untuk saling berbagi seputar strategi dalam membangun masyarakat perdesaan yang tangguh, inklusif, dan Sejahtera,” ujar Mendes Halim saat membuka The 2nd AVN Meeting and Related Meetings Senior Official Meeting on Rural Development and Proverty Eradication (SOMRDPE) di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (29/8/2024).

Selain itu, forum internasional ini juga diharap menjadi katalisator untuk perubahan transformatif dalam lingkup ASEAN. Tentu saja hal tersebut disesuaikan dengan potensi dan masalah masing-masing desa sebagaimana prinsip membangun berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan pihak tertentu.

“Saya percaya bahwa platform ini memberikan kesempatan strategis bagi kita untuk saling belajar dari pengalaman masing-masing, bertukar praktik terbaik, dan membentuk kemitraan untuk memperluas aksi lokal kita dalam mempercepat implementasi SDGs,” terang Gus Halim, sapaan akrab Mendes PDTT Halim.

Beberapa kategori penghargaan diserahkan Gus Halim di antaranya adalah Bupati yang berhasil menjadikan seluruh desanya berstatus mandiri, Desa AVN 2023, desa yang berhasil naik status menjadi mandiri tahun 2024, khususnya di Kabupaten Malang dan Mojokerto.

“Serta penghargaan kepada bank dan perguruan tinggi sebagai partner dalam membangun desa,” papar Gus Halim dirilis humas usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Kamis (29/8/2024).

Hadir mendampingi Dirjen PDP Sugito bersama Pejabat Tinggi Madya dan Pratama lainnya di lingkungan Kemendes PDTT. Hadir pula para kepala desa, pimpinan daerah berprestasi, pendamping desa, serta delegasi seluruh anggota ASEAN.

Di bagian lain dirilis humas Kemendes PDTT terakhir, ASEAN Village Network (AVN) yang digelar Kementerian Desa (Kemendes) PDTT menghasilkan beberapa rencana aksi di antaranya fokus desa pada digitalisasi, wisata, dan One Village One Product (OVOP).

Gambaran besarnya dipaparkan desa-desa anggota AVN 2023, salah satunya Desa Namang Kecamatan Namang Kabupaten Bangka Tengah dalam bidang wisata. Wisata di Desa Namang tidak hanya dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian desa setempat tapi juga memberikan edukasi pada setiap wisatawan yang datang.

Tidak hanya dari domestik namun juga wisatawan internasional yang diperkenalkan beragam budaya, kuliner, hingga produk yang dihasilkan Desa Namang. “Tambang timah juga kami buat wisata supaya mereka mengenal ini timah, madu, lada. Kami sediakan edukasinya di desa kami di Bangka Belitung,” ujarnya.

Kepala Desa Namang Zaiwan menambahkan, dalam sehari wisatawan bisa dapat edukasi madu liarnya dengan rasa pahit maupun manis. Mereka mendapat edukasi tentang lada putih dan lada hitam. Wisatawan bisa dapat edukasi mulai nanam sampai metiknya.

“Dalam waktu satu atau dua hari bisa langsung dapat edukasi wisatanya,” papar Zaiwan, dalam forum FGD dalam 2nd ASEAN Villages Network Meeting and Related Meetings Senior Official Meeting on Rural Development and Proverty Eradication (SOMRDPE) di Kota Batu, Jumat (30/8/2024).

Untuk memberikan edukasi lebih detail dan membuat wisata desa semakin dikenal, Desa Namang juga menyediakan homestay sebagai tempat menginap wisatawan. Dengan demikian maka tidak sebatas tahu, namun wisatawan juga paham dan mengenal lebih dalam terkait desa tersebut sehingga manfaatnya untuk banyak bidang termasuk perekonomian.

“Pengunjung dari luar negeri juga menginap di homestay kami. Mereka disajikan wisata kuliner, budaya, adat, dan lain-lainnya. Kami mengedukasi madu, bekas tambang, ladang, dan memperkenalkan banyak hal khas Indonesia,” jelas Zaiwan dirilis humas usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Jumat (30/8/2024).

Paparan juga dilakukan delegasi negara lain, yaitu Laos dan Kamboja. Seluruh delegasi meyakini bahwa perkembangan setiap desa sangat dipengaruhi jejaring yang dilakukan serta kolaborasi berbagai pihak.

Selain Desa Namang, beberapa desa lain yang mempresentasikan rencana aksinya adalah Desa Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul, Desa Kembang Kuning Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur, Desa Duda Timur Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem.

Lalu Desa Kubu Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya, Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, Desa Muara Badak Ulu Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Desa Blendung Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang.

Selain FGD, para delegasi juga melaksanakan kunjungan ke Desa Pujon Kidul. Dalam kesempatan tersebut disajikan beragam pameran budaya dan kuliner Festival Warung Ublik Kuliner Tempo Doeloe. (ria/hms/smr)

Pos terkait