Mendekatimu adalah Ilusi, Menciummu dalah Bunuh Diri

Geisz Chalifah. Foto: profil facebook

Oleh Geisz Chalifah *)

semarak.co-Seringkali kita dibuat tertegun sesaat, ketika membaca kalimat dalam puisi atau Novel. Tak jarang pula, penggalan puisi itu dijadikan lirik lagu yang dibawakan dengan indah walau bercerita tentang kepiluan.

Bacaan Lainnya

Seperti puisi Nizar Qabbani Penyair Syiria yang menjadi lagu sangat populer di semenanjung Timur Tengah berjudul Elhobe Elmostahel dibawakan oleh Kazeem Elsaher penyanyi dari Iraq. Dalam liriknya dia berkata: Mendekatimu adalah ilusi, menciummu adalah bunuh diri.

Puisi Nizar Qabbani lainya berjudul Ighdob menjadi lagu yang dibawakan penyanyi cantik asal Syiria bernama Asala Nasri. Liriknya tak kalah mengagumkan: Diam itu keagungan, sedih itu keanggunan.

Yang tak kalah menguras emosi ketika membaca novel Laila Majnu yang ditulis oleh Nizami, beragam kalimat yang mengoyak emosi sering kali menghentikan kita sejenak dalam membaca isinya.

Di halaman yang lain dalam kisah yang semakin menguras hati, Nizami menulis: Kau adalah penyembuh bagi semua yang salah pada diriku namun pada saat yang sama kau adalah penyakitku! Kau adalah mahkota yang telah dibuat untukku, namun yang menghiasi kepala orang lain

Dan pada akhirnya Nizami semakin menancapkan kepedihan; Kabilah Laila dan Kabilah Majnu datang untuk bersimpuh dimana orang kesayangan mereka terbaring, hanya dalam kematian mereka diizinkan untuk bersanding

Sore yang agak mendung, di atas panggung Reda Gaudiamo memetik gitar, dia melantunkan lagu dari puisi Sapardi Djoko Damono, berjudul; Sajak kecil tentang cinta. Reda Gaudiamo dengan petikan gitarnya, memaksa semua yang berada di sekitar panggung Pasar Seni, terdiam, terpukau dengan lantunan suaranya.

Lirik lagu yang berasal dari puisi Sapardi itu menyatu dengan petikan gitar juga dirinya. Emosinya sampai ke semua yang hadir, suaranya melambangkan kegetiran yang sangat;

Mencintai angin harus menjadi siut

mencintai air harus menjadi ricik

Mencintai cakrawala harus menebas jarak

Mencintaimu harus menjelma aku

Senjapun berakhir, tepukan tangan membahana pada sang pelantun. Memberi respek  sedalam-dalamnya dari mereka yang terpukau oleh lantunannya. Azan magrib berkumandang lalu sebagian bersegera menghadap sang khalik dalam doa. Sekhusyu, senyata permohonan sebelum menghadap-Nya dalam diam dan terpaku bisu.

Mengalahkan Anies di Jakarta

Tanpa Bansos tanpa Aparat, berkompetisi secara fair.  Imaginisasi saya mampet.  Karena Anies menembus dinding pembatas antara dia dan warganya. Semua kisah sukses Gubernur sebelumnya adalah kisah sukses tentang kebijakan.

Tapi kisah Anies bukan hanya tentang kebijakan. Kisah Anies adalah cerita yang tersimpan di benak warga. Cerita tentang Anies bagi warga Jakarta menjadi cerita personal. Dia hadir di gang – gang sempit dan kumuh saat warga merayakan resepsi pernikahan anaknya.

Dia hadir dan mengangkat keranda jenazah ketika warganya mengalami musibah kedukaan. Dia datang di tengah demo yang sedang panas, mengajak mahasiswa berdialog lalu mereka bubar dengan baik2.

Dia hadir ketika warganya terbunuh disaat terjadinya demo, disaat semua yang hadir marah atas perilaku aparat, dia datang mewakili pemerintah. Menenangkan lalu bersama – sama mengangkat kurung batang jenazah untuk dimakamkan.

Bagaimana cara mengalahkan orang seperti itu? Kecuali Bansos & Aparat diturunkan secara gila2an.  Seperti pilpres kemarin. Kalau sudah seperti itu sebaiknya tak usah ada pilkada. Raja cukup menunjuk anaknya atau menantunya.

Seringkali Kaum Otak Dikit menulis komentar tanpa memahami orang yg dia komentari. Isinya selalu dan selalu menghinakan dan seolah mereka krn pro kpd kekuasaan, lalu merasa menjadi orang hebat yg padahal kerjanya cuma jadi buzzer bayaran.

Mereka tak pernah mau belajar apalagi mencari data tentang rekam jejak orang lain yg dianggap berbeda pandangan.  Lalu menghakimi yg berbeda dengan beragam predikat negatif. Lucunya lagi mereka bisa dikatakan tak kenal bahkan tak tahu menahu siapa yg dihadapi.

Kemudian bicara dengan pongahnya seolah orang lain berada dalam kondisi atau berwatak gembel seperti mereka. Yg menghiba atau mengemis kepada kekuasaan. Sombong kepada orang sombong adalah sedekah.

Gue cuma mau katakan dalam bahasa sederhana. Kepada Kaum otak dikit buzzerRp watak gembel. Gue ga pernah bisnis dgn proyek pemerintah, tapi dari jaman dulu, saat kalian masih mandi di empang bareng kebo. Gue udah seperti ini. (*)

*) pegiat medsos, mantan Komisaris Ancol, dan Loyalis Anies Baswedan

 

sumber: WAGroup KAHMI Nasional (postSenin8/7/2024/geiszchalifah)

Pos terkait