Jemaah cenderung mengalami kelelahan setelah menjalani prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) Makkah Arab Saudi. Sebagian jemaah ada yang baru akan melaksanakan Thawaf Ifadlah setelah mabit di Mina. Thawaf Ifadlah cukup panjang kecuali bagi jemaah gelombang awal yang segera kembali ke Tanah Air.
semarak.co-Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengimbau jemaah untuk tetap menjaga kesehatan dan tidak memforsir diri. Untuk jemaah yang masih lama di Makkah, diimbau memulihkan kesehatan dan kondisi fisiknya terlebih dulu dan tidak memaksakan untuk bergegas melakukan Thawaf Ifadlah.
“Kita semua lelah setelah menjalani puncak ibadah haji. Sebab, haji memang ibadah fisik. Untuk itu, pascaarmuzna, saya harap jemaah fokus menjaga kesehatan dan tidak memforsir diri,” pesan Menag Yaqut di Jeddah, Sabtu (16/7/2022) dirilis humas Kemenag melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Minggu (17/7/2022).
Menag Yaqut berharap jemaah yang berangkat pada gelombang pertama dapat mengatur aktivitasnya selama menunggu jadwal kepulangan, baik kegiatan yang sifatnya ibadah, belanja oleh-oleh, atau lainnya.
Demikian juga bagi jemaah gelombang kedua yang masih harus menuju Madinah untuk menjalani Arbain (salat wajib empat puluh waktu di Masjid Nabawi). “Perjalanan masih cukup panjang dan itu membutuhkan kondisi fisik yang prima. Cuaca di Arab Saudi juga sangat panas. Jangan tunggu haus untuk minum,” sambungnya.
Ditambahkan Menag, angka kematian dalam satu pekan terakhir cukup meningkat. Dalam tiga hari terakhir, jumlah jemaah wafat mencapai sembilan orang. Sementara kalau dihitung sejak awal kedatangan hingga hari ini, total ada 54 jemaah yang wafat.
Menurut Menag, angka kematian tahun ini memang jauh lebih kecil dibanding lima tahun penyelenggaraan haji sebelumnya. Tahun ini, dengan total jemaah haji 100.051, sampai hari ke-43 operasional haji, ada 54 jemaah yang wafat.
Sementara hingga hari operasional yang sama 2015, ada 463 jemaah wafat. Pada 2016, ada 224 jemaah wafat. Tiga tahun berikutnya, angka kematian hingga hari ke-43 pada angka 390 (2017), 206 (2018), dan 241 (2019). Meski angka kematian menurun signifikan, Menag meminta jemaah untuk terus memperhatikan kondisi kesehatannya.
Faktor kelelahan ditengarai dapat memicu jemaah jatuh sakit. Sehingga, perlu upaya jemaah untuk menyesuaikan aktivitas sesuai kondisi fisiknya masing-masing. “Mari bersama menjaga fisik kita agar tidak terlalu kelelahan. Sesuaikan aktivitas dengan kemampuan fisik jemaah masing-masing,” pesannya.
Di bagian lain Menag Yaqut meminta Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) untuk lebih memperhatikan kesehatan jemaah haji. Program yang disusun juga agar disesuaikan dengan tingkat kesehatan jemaah.
Menurut Menag ini penting dilakukan dalam rangka bersama-sama menjaga kondisi kesehatan jemaah. Apalagi, setelah menjalani puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, tidak sedikit jemaah yang mengalami kelelahan.
“Temuan kita, masih banyak jemaah haji yang memaksakan diri melaksanakan ritual sunnah. Termasuk program dari KBIHU itu menurut kami perlu lebih memperhatikan kondisi jemaah,” terang dia usai memimpin rapat evaluasi penyelenggaraan ibadah haji di Jeddah, Sabtu (17/7/2022).
Hadir delegasi Amirul Hajj, Dubes RI di Saudi Abdul Aziz, Konjen RI di Jeddah Eko Hartono, tim pengawas, stafsus Menag, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief beserta jajarannya, serta Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
“Nanti malam kita akan rapat dengan KBIHU untuk membahas bersama agar dalam mengorganisir jemaah untuk beribadah sunah bisa memperhatikan kondisi jemaah, jangan dipaksakan,” sambung Menag Yaqut dirilis humas Kemenag melalui WAGroup Jurnalis Kemenag juga, Minggu petang (17/7/2022).
Apalagi, kata dia, ibadah mubah, seperti jalan-jalan, city tour, dan sejenisnya. Hal itu agar dibatasi karena melelahkan. Menag juga berpesan kepada seluruh petugas, agar terus meningkatkan layanan dengan berorientasi pada jemaah.
Salah satunya adalah terus berusaha agar jemaah tidak kelelahan dan tetap sehat. “Kita akan minta kepada seluruh petugas termasuk KBIHU agar pelayanan berorientasi pada kemampuan fisik jemaah,” tegas Menag Yaqut yang juga Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Anshor, sayap organisasi PBNU.
Berdasarkan data Siskohat Kemenag, sampai hari ini tercatat ada 55 jemaah wafat. Sebanyak 27 jemaah wafat pada fase sebelum Armuzna, pada rentang 4 Juni sampai 7 Juli 2022. Sebanyak 16 jemaah wafat pada fase Armuzna, 8-12 Juli 2022. Dan 12 jemaah wafat pascaarmuzna, 13 Juli hingga hari ini.
Evaluasi Pembimbing Ibadah
Hal lain yang dibahas dalam rapat evaluasi ini adalah pembimbing ibadah haji. Gus Men mengaku menerima laporan tentang masih ada pembimbing ibadah yang tidak bekerja sesuai tusinya. Padahal, jemaah sudah lama menunggu untuk bisa beribadah haji. Sehingga, jemaah harus dipastikan mendapatkan bimbingan dengan baik.
Ke depan petugas pembimbing ibadah ditetapkan lebih awal, pinta Menag, sebelum petugas yang lain. “Saya minta pembimbing ibadah ditetapkan lebih awal dan dilibatkan dalam manasik lebih awal agar para pembimbing ibadah dan jemaah sudah nyambung sejak awal sehingga lebih enak komunikasinya,” pesan dia.
Operasional haji 1443 H/2022 M sudah memasuki hari ke-43. Saat ini, telah berlangsung fase pemulangan jemaah haji gelombang pertama dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Mulai 21 Juli 2022, jemaah haji yang berangkat pada gelombang kedua akan diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah. (smr)