Menag Usulkan Kemendikbud Perbaiki Materi Buku Agama Islam Tentang Injil, PGI: Tak Perlu Berlebihan

Menag Yaqut Cholil Qoumas (kanan) saat diperkenalkan Presiden Jokowi bersama Sandiaga Uno yang menjadi Menparekraf. Foto: internet

Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyurati Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas agar buku pelajaran agama Islam terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang menyinggung kitab Injil dan Taurat untuk dikaji ulang.

semarak.co-Menag pun sudah memerintahkan jajaran Kemenag mendalami serta memperbaiki materi pengajaran itu untuk disampaikan ke Kemendikbud.

Bacaan Lainnya

“Saya belum menerima suratnya. Tapi sudah mendengar masalah ini sebelumnya. Dan saya sudah minta jajaran di Kemenag untuk mendalami dan memperbaiki materi pengajaran agama Islam yang disusun sejak 2017, untuk disampaikan kepada Kemendikbud,” ungkap Menag Yaqut kepada detikcom, Sabtu (27/2/2021).

Laman pgi.or.id melansir di tengah perbincangan masyarakat tentang buku pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti bagi siswa kelas 8 SMP dan kelas 11 SMA yang dikeluarkan Kemendikbud Tahun 2014 yang dinilai menyinggung agama lain, Pesekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menilai tak perlu berlebihan dalam menyikapinya.

Pdt. Gomar Gultom, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) mengatakan, meski sangat menyayangkan terbitnya buku pelajaran ini, namun tak perlu ditanggapi berlebihan.

“Ini adalah mata pelajaran agama Islam. Dan tentu saja isinya adalah pemahaman dan ajaran Islam, termasuk mengenai agama Kristen dan Injil. Lalu bagaimana kita menanggapinya? Ya, tidak perlu ditanggapi,” kata Pdt Gomar seperti dilansir pgi.or.id, Sabtu (27/2/2021)

Tugas kita, lanjut Pdt Gomar, adalah memberikan informasi autentik tentang ajaran Kristen kepada murid-murid Kristen, bukan menggugat isi pengajaran agama yang lain Pdt. Gomar menambahkan, sangat berharap pelajaran agama di sekolah lebih mengutamakan pelajaran budi pekerti dan nilai-nilai universal dari agama.

Pelajaran agama yang dogmatis di ruang public, nilai dia, hanya akan menciptakan segregasi, bahkan bisa menciptakan permusuhan. Itu sebabnya, pendidikan agama dalam bentuk ajaran/dogma sebaiknya dilakukan di ruang privat (keluarga dan rumah ibadah) dan tidak di sekolah.

“Ini menjadi PR (pekerjaan rumah)nya Menteri Agama dan Menteri Pendidikan untuk membenahinya. “Mestinya cukuplah negara mendasarkan diri pada konstitusi dengan tafsir hukumnya dan tidak memasuki ranah teologi yang memiliki ragam mashab atau denominasi,” terangnya.

Ketum PGI memberi perhatian jika pendidikan seperti selama ini dijalankan, di mana negara menyusun kurikulum pendidikan agama dengan memasukkan dogma/ajaran agama maka negara telah ikut berteologi, sesuatu yang sangat absurd.

Untuk hal ini secara khusus PGI telah menyurati Menteri Agama agar ditindaklanjuti. “Di tengah upaya kita membangun kerukunan, memang hal-hal seperti pelajaran agama ini menjadi ganjalan serius.

Antara agama Kristen dan Islam memang terdapat titik temu dan titik tengkar yang cukup banyak, dan kalau tidak hati-hati mengelolanya bisa membuyarkan usaha menuju kerukunan tersebut.

Terkait dengan ini, Sekum PGI telah menyampaikan ke Menteri Agama beserta dengan copy pdf buku-buku tersebut. Oleh Menag sudah diinstruksikan ke stafnya untuk segera berkordinasi dengan pihak Kemendikbud untuk mengkaji materi dari buku-buku ini bila ternyata masih digunakan,” tandas Pdt. Gomar.

Seperti diketahui, Buku pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti bagi siswa kelas 8 SMP dan kelas 11 SMA yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun 2014 menimbulkan perdebatan di tengah masyarakat karena sangat bertentangan dan menyudutkan umat Kristen.

Beberapa hal yang bertentangan dan menyudutkan tersebut, seperti Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa pada permulaan abad 1 M. Kitab Injil diwahyukan di daerah Yerusalem. Kitab ini ditulis pada awalnya dengan menggunakan bahasa Suryani.

Kitab ini menjadi pedoman bagi kaum Nabi Isa a.s., yakni kaum Nasrani. Kitab Injil berisi ajaran pokok yang sama dengan kitab-kitab sebelumnya. Namun, ada yang menghapus sebagian ajaran Kitab Taurat yang sudah tidak sesuai dengan zaman itu.

Secara umum Kitab Injil berisi tentang : 1. Perintah untuk kembali mengesakan Allah Swt. 2. Membenarkan keberadaan Kitab Taurat. 3. Menghapus beberapa hukum dalam Kitab Taurat yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.

4. Menjelaskan bahwa kelak akan datang kembali rasul setelah Nabi Isa a.s., yaitu Nabi Muhammad saw. (di samping ada di Kitab Injil, penjelasan ini juga terdapat dalam Kitab Taurat).

Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia meng-esa-kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun.

Ada pula penjelasan, bahwa di dalam Kitab Injil terdapat keterangan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, yaitu bernama Ahmad atau Muhammad saw. Hanya saja Injil pun senasib dengan Taurāt, yakni sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia.

Kitab Injil yang sekarang, memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidupnya Nabi Isa as. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana). Mereka adalah bukan dari orang-orang yang dekat dengan masa hidupnya Nabi Isa as.

Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi Barnaba. Isi dari Injil Barnaba ini sangat berbeda dengn isi Kitab Injil empat macam yang tersebut di atas. Dan gambar buku Injil Barnabas dinyatakan sebagai kitab injil yang diturunkan kepada nabi Isa AS.

Kitab Inj³l diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab Inj³l yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia meng-esa-kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun.

Ada pula penjelasan, bahwa di dalam Kitab Inj³l terdapat keterangan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, yaitu bernama Ahmad atau Muhammad saw. Kitab Inj³l diturunkan kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia.

Kitab Inj³l sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’ān, bahwa Isa as. untuk mengajarkan tauhid kepada umatnya atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Q.S. al-Ḥad³d /57: 27. (net/smr)

 

sumber: detik.com/pgi.or.id di WAGroup Jurnalis Kemenag

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *