Memotong Perilaku Hewani

M Rizal Fadillah. foto:jakartasatu.com

By M Rizal Fadillah *

semarak.co-Hari Raya Idul Adha sering disebut juga dengan Hari Raya Kurban atau Lebaran Haji. Yang terakhir ini merujuk pada kegiatan jamaah haji yang pada tanggal 10 Dzulhijjah melaksanakan jumrah aqabah lalu bertahalul dan merayakan kebahagiaan dengan menyembelih hewan kurban.

Bacaan Lainnya

Tanda bersyukur kehadirat ilahi rabbi atas kenikmatan yang telah dianugerahkan. Ayat Quran yang sering dijadikan sandaran adalah surat al-Kautsar, yang berisi empat hal penting yaitu:

Pertama, Allah swt mencurahkan banyak kenikmatan kepada hamba-hambaNya. Nikmat beragama, berkeluarga, sehat, memiliki kekayaan, amanah jabatan atau lainnya. Inna a’thoinaakal kautsar. Jika kita rinci dan menghitung nikmat Allah swt tentu tidak akan mampu untuk menghitungnya.

Kedua, kenikmatan yang banyak itu patut disyukuri dengan menjalankan perintahNya. Di antaranya shalat. Melaksanakan shalat jangan hanya dianggap sebagai kewajiban tetapi juga tanda syukur dengan fasholli lirabbika. Tentu shalat yang tulus dan semata berharap pahala dari Allah swt. Shalat yang berdaya guna dalam mendobrak dan mengubah kemungkaran.

Ketiga, berkurban dengan menyembelih hewan karena Allah. Wanhar. Bukan persembahan pada selain Allah. Daging yang dimanfaatkan untuk umat yang membutuhkan dan sekaligus sebagai siar. Implikasinya adalah kesediaan untuk berkorban jiwa, waktu, harta, tenaga, atau lainnya di jalan Allah.

Keempat, perbuatan baik selalu ada tantangan, gangguan, dan hambatan. Perbuatan baik dijalanNya pasti akan mendapat pertolongan dan perlindungan dari Allah. Pembenci, musuh, dan pengganggu agama akan dikalahkan dan dihancurkan. Innasyaaniaka huwal abtar.

Pembenci, musuh, dan pengganggu agama adalah kaum islamofobia. Ketakutan berlebihan kepada Islam. Cirinya menuduh radikal, intoleran atau anti kebhinekaan. Menyerang dengan cara menista atau menodai Nabi dan syariatNya. Juga mencanangkan program liberalisasi, sekularisasi, atau moderasi beragama.

Idul Adha adalah hari raya umat Islam. Karenanya umat Islam disunahkan untuk keluar menuju lapangan untuk melaksanakan shalat Ied, termasuk wanita yang sedang haid walaupun ia tidak perlu shalat. Siar dalam membagi daging hewan kurban kepada siapapun baik tetangga, orang kaya, atau umat beragama lain.

Ritual kolosal umat ini adalah canangan tekad untuk membela dan mengembangkan agama. Idul Adha merupakan pengingat kita untuk memotong perilaku hewani agar bersih dan kembali menjadi insan yang mulia. Darah yang ditumpahkan menjadi simbol keberanian mukmin untuk selalu membela kebenaran dan gigih dalam melawan kezaliman. Daging yang dibagikan turut menggembirakan lingkungan.

Idul Adha mendidik watak filantropis atau altruis. Mendahulukan kepentingan orang lain yang lebih membutuhkan. Seluruhnya dalam rangka ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Merebut derajat ketakwaan agar selamat di perjalanan dan bahagia sampai tujuan.

Selamat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1443 Hijriyah. (*)

Bandung, 9 Juli 2022

*) Pemerhati Politik dan Keagamaan

 

sumber: pwmu.co/Sabtu 9 Juli 2022 | 08:09 di WAGroup INDONESIA ADIL MAKMUR (postSabtu9/7/2022)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *