Catatan Daulah Khilafah Islamiyah *
semarak.co-Ibadah jihad untuk saat ini adalah Fardhu ain. Berbeda pada zaman Rasulullah dan para sahabat ketika kaum muslimin menguasai dunia ini, maka jihad menjadi fardhu kifayah. Cukup sebagian kaum muslimin ikut berperang, maka gugurlah kewajiban kaum muslimin yg lainnya.
Jadi janganlah kita mencari-cari seribu alasan untuk mendalili suatu amalan yang dibangun atas dasar ro’yu. Ketahuilah Agama yang diamanahkan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam (SAW) ini dibangun dengan Al Quran sebagai petunjuk dan pedang sebagai pelindung.
Dan tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan☝️
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:👇👇👇
Bismillaah…
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَا لَـكُمْ اِذَا قِيْلَ لَـكُمُ انْفِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اثَّا قَلْـتُمْ اِلَى الْاَ رْضِ ۗ اَرَضِيْتُمْ بِا لْحَيٰوةِ الدُّنْيَا مِنَ الْاٰ خِرَةِ ۚ فَمَا مَتَا عُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا فِى الْاٰ خِرَةِ اِلَّا قَلِيْلٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah,” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 38)
Dalam surah yang sama Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:👇👇
اِلَّا تَـنْفِرُوْا يُعَذِّبْكُمْ عَذَا بًا اَلِيْمًا ۙ وَّيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوْهُ شَيْئًــا ۗ وَا للّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Jika kamu tidak berangkat (untuk berperang), niscaya Allah akan menghukum kamu dengan azab yang pedih dan menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan merugikan-Nya sedikit pun. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 39)
Ada satu kisah dua ulama besar umat ini yg Bernama:👇👇
Fudail bin Iyadh dan Abdullah bin mubarok kedua nama ini sudah tergolong masyhur dan sering kita dengar. Para dai umat ini sering menyebutkan nama mereka ini. Fudai bin Iyad ulama yang tidak berjhad. Sedangkan Abdullah bin Mubarok ulama yg berjihad dan bertempur langsung dimedan ribath.
Fudail bin iyadh digelar sebagai abdian Haramain (pengabdi dua tanah haram Mekah dan madinah) ilmunya kalau dibandingkan dengan ulama sekarang tidak ada bandingnya dengan ilmu fudail bin Iyad. Dia disibukkan dengan mengajarkan ummat kepada Tauhid. Perjalanannya Mekah dan Madinah dalam mengajarkan ilmu agama.
Tetapi Fudail bin Iyad melupakan jihad fii Sabilillah. Sehingga Abdullah bin Mubarok mendengar nama ulama besar ini (fudhail bin Iyad). Dan ulama yg bernama Abdullah bin Mubarok ini kurang memiliki keilmuan tpi mengamalkan ilmunya yaitu:👉(jihad fi Sabiilillah).
Maka Abdullah bin Mubarok pun mengirim surat kepada Fudhail bin Iyad. Apa bunyi isi surat nya itu??? Wahai abdian haramain (pengabdi dua tanah haram Mekah dan Madinah) menyebutkan fudhail bin Iyad.”
Ketahuilah di dalam beribadah yang kamu lakukan ini hanyalah main-main. Kamu di sana berkeringat karna mengajarkan ummat kepada Islam. Sedangkan kami di sini mandi penuh dengan darah untuk meneggakkan agama ini.
Pakaian kamu di sana harum semerbak minyak kasturi. Sedangkan pakaian kami bau dan berdebu di Medan tempur ini. Fudhail bin Iyad pun menangis membaca surat dari Abdullah bin Mubarok sambil mengatakan. Benarlah yg di katakan Abdullah bin mubarok. Kita mengambil ibroh dari kisah ini bahwasanya:👇
Tauhid dan jihad tidak akan pernah bisa dipisahkan. Ketauhilah agama Allah ini akan senantiasa tegak dengan Tauhid dan jihad. Bukan hanya sekedar dakwah. Jangan kita mendalili amalan yang kita sendiri tidak memiliki kapasitas didalamnya apalagi hanya sekedar katanya katanya dan katanya.
Jika kita belum sanggup melakukan Amaliyah Jihad dgn Jihad melawan kezaliman dan ketidak adilan terhadap penguasa zalim, jangan sampai diri kita ini menjadi seorang pecundang dan mencela kepada para mujahid atau mujahudah! Dan jangan mencari-cari pembenaran diri dan menyalahkan kepada para mujahid atau mujahidah.
Kenapa Allah mewajibkan ibadah sholat, zakat, shaum dan lain sebagainya? Agar kita Sami’na wa Atho’na. Kenapa giliran Allah mewajibkan ibadah Jihad kita enggan untuk Sami’na wa Atho’na? Malah sibuk membantahnya dan bahkan menebar syubhat untuk mencari-cari pembenaran agar Jihad itu meredup dan kalimatullah Laa Ilaha Illallah menjadi kalimat yang dihinakan.
Sudahkah kita berpikir sampai sejauh ini. Silahkan berpikir cerdas☝️☝️☝️
WAllahu A’lam…
الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
اللهم تقبلهم في جنات الفردوس الأعلى
لا اله الا الله محمد رسول الله
*) KAJIAN DAN PENCERAHAN
sumber: WAGroup Keluarga Alumni HMI MPO (postMinggu10/4/2022/masturthoyib)