PT PAM JAYA mengklaim pasokan air untuk wilayah Jakarta masih dalam level aman meskipun saat ini mulai masuk musim kemarau panjang. Namun warga tetap diimbau untuk hemat air bersih.
Manajer Humas PT PAM Jaya Linda Nurhandayani mengatakan, sumber air baku yang lain, yaitu air curah dari Tangerang, juga masih relatif sesuai dengan target yang diharapkan PT PAM Jaya.
“Hal ini karena level ketinggian air di Jatiluhur sebagai salah satu sumber air baku PAM Jaya yang terbesar sekitar 81 persen masih pada tingkatan aman. PT PAM Jaya juga memanfaatkan sumber air baku dari sungai-sungai yang ada di Jakarta yaitu Kali Krukut dan Cengkareng Drain,” kata Linda saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Walaupun begitu, beberapa wilayah Jakarta saat ini sudah mengalami kekeringan. Ia tidak menampik Jakarta Utara sudah mulai terdampak, sehingga pasokan air pun tidak lancar.
“Jakarta Utara memang cenderung lebih rentan mengalami kekurangan air. Ini diakibatkan wilayah itu daerah terjauh dari jangkauan jaringan pipa PT PAM Jaya,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klematologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut tahun ini wilayah DKI Jakarta akan mengalami kemarau ekstrem. Agustus sampai September diperkirakan sebagai puncak musim kemarau, dengan kemungkinan lebih kering dari biasanya.
Berdasarkan data monitoring hari tanpa hujan (HTH) BMKG hingga 31 Juli 2019, dua wilayah di Jakarta masuk dalam kategori kekeringan ekstrem dengan HTH lebih dari 60 hari, yaitu Rorotan dan Sunter Rawabadak. Sementara sebagian besar wilayah lainnya tergolong kategori sangat panjang, dengan rentang HTH 30 sampai 60 hari.
PAM Jaya, lanjut Linda, menyiapkan sejumlah mobil tangki air untuk kondisi darurat sebagai langkah antisipasi kekeringan dalam menghadapi puncak kemarau di Jakarta tahun ini.
“PAM Jaya bersama Palyja dan Aetra menyiapkan mobil tangki untuk kondisi urgent. Total sebanyak 26 mobil tangki, dari PAM Jaya lima tangki, Palyja 15 tangki, dan Aetra enam tangki,” katanya.
Selain itu, dia menyebut perusahaan penyedia air bersih itu terus melakukan koordinasi dengan pihak Perum Jasa Tirta II untuk memantau pasokan air baku untuk Jakarta. Saat ini, sebagian wilayah Jakarta mulai kekeringan dan kekurangan pasokan air bersih. Misalnya, yang terjadi di Jakarta Utara.
Itu terjadi, kata dia, karena wilayah Jakarta Utara merupakan yang paling jauh dari jangkauan pipa jaringan PAM. Ia menambahkan hingga saat ini cakupan layanan perusahaan salah satu badan usaha milik daerah itu masih sebesar 60%.
“Tahun ini PAM Jaya sedang membangun SPAM atau Sistem Penyediaan Air Minum Hutan Kota yang akan mengaliri sebagian wilayah di Jakarta Utara dan Barat. Dengan ada potensi kekeringan akibat kemarau panjang, PAM Jaya mengimbau masyarakat Jakarta tetap bijak dan hemat dalam menggunakan air bersih,” imbaunya. (net/lin)
sumber: indopos.co.id