PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama Kompas Gramedia merilis buku “Masinis yang Melintasi Badai”, sebuah dokumentasi perjalanan kepemimpinan Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam menakhodai KAI.
Semarak.co – Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyatakan, buku ini tidak hanya merekam sisi personal pemimpin, namun juga menyuarakan semangat kolaboratif perubahan yang menjadikan KAI sebagai tulang punggung mobilitas masyarakat Indonesia.
“Buku ini simbol keberanian menghadapi tantangan besar. Kami ingin mengenalkan lebih dekat sosok Pak Didiek sebagai pemimpin transformasional yang hadir tidak hanya di ruang rapat, tapidi lapangan,” ujarnya, dirilis humas melalui WAGroup Pewarta KAI Pusat, Jumat (16/5/2025).
Didiek jadi Direktur Utama KAI pada 8 Mei 2020, tepat saat pandemi Covid-19 menghantam. Buku ini merekam keputusan strategis dan cepat yang harus diambil dengan tiga misi utama: operasional tetap berjalan, melindungi karyawan, dan menjaga kepercayaan pelanggan.
“Adaptasi, transformasi, dan keberlanjutan, tiga pilar inilah yang menjadikan KAI tetap relevan, tangguh, dan progresif di tengah masa sulit,” tambah Anne.
Peluncuran buku ini menjadi bagian dari upaya penguatan budaya literasi nasional. Data Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) 2024 menunjukkan skor 73,52, melampaui target 71,4 dan capaian tahun sebelumnya (69,42).
Melalui kisah nyata kondisi lapangan, mulai dari rel KA, prasarana di Balai Yasa hingga lorong stasiun, buku ini menampilkan sisi humanis kepemimpinan Didiek. Tidak hanya pemikir strategi, Didiek juga menyalami langsung tangan para pekerja yang berlepotan oli.
Dalam sambutannya yang turut dimuat dalam buku, Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik buku ini sebagai catatan perjalanan penting dalam sejarah KAI.
“Pandemi menjadi ujian transformasi yang berhasil dilalui. Peningkatan jumlah layanan dan kualitasnya adalah bukti. Tantangan ke depan adalah menjaga transformasi ini tetap berkelanjutan,” ungkap Erick.
Tahun 2023, KAI mencatat layanan penumpang mencapai 371,54 juta orang. Memasuki 2024, rata-rata 35 juta orang per bulan dilayani moda ini, membuktikan keandalan kereta api sebagai transportasi masa depan. (hms/smr)