Oleh Ahmad Khozinudin *
semarak.co-Dahulu, pelacur disebut Wanita Tuna Susila (WTS). Maksudnya, wanita yang terbiasa melakukan tindakan asusila, berupa pelacuran, yakni menjajakan jasa layanan kemaluannya untuk melampiaskan syahwat lelaki hidung belang.
Belakangan, istilah WTS sudah dinaikan derajatnya menjadi PSK. Pekerja Seks Komersial. Artinya, pelacuran tidak lagi dipandang suatu perbuatan asusila, malah disetarakan dengan pejerjaan yang memiliki nilai komersil.
Namun, mau dengan istilah apapun pelacuran adalah hina, dilaknat agama, salah satu dosa besar. Norma ini tidak boleh digeser dengan dalih kebebasan. Setiap pelacuran harus dihukumk perbuatan tercela. Jangan sampai kemudinan, ada pelacur yang dengan sombongnya berkata ‘kalau saya melacur, salahnya dimana?’
Sayangnya, runtuhnya moral, jatuhnya martabat, rendahnya norma dan nilai telah menjadikan sesuatu yang tercela dianggap biasa. Perbuatan yang sebenarnya tuna susila, menjadi hal biasa dan malah balik bertanya, salahnya dimana?
Sebagaimana beredar viral, potongan video dialog Ganjar Pranowo dengan Deddy Corbuzier yang ketika mengakui gemar menonton video porno, malah dengan bangganya Ganjar balik bertanya, salahnya dimana?
Sosok yang seperti ini jelas terkategori Tuna Susila. Ganjar telah kehilangan standar norma susila, bahwa perzinahan dan segala hal yang mengantarkan pada perkara perzinahan, termasuk menonton video porno (perzinahan) terkategori perbuatan asusila. Namun Ganjar menganggapnya biasa saja.
Apalagi jika diukur dengan norma agama. Jelas, perilaku maksiat yang diakui Ganjar adalah perbuatan maksiat dan tercela. Tapi ganjar dengan bangganya malah bertanya, salahnya dimana?
Karena itu, aneh jika orang yang tuna susila seperti Ganjar ini digadang gadang mau jadi Presiden. Akan seperti apa masa depan bangsa Indonesia? Apakah nantinya, kebijakan ganjar akan mengalokasikan APBN untuk mengapresiasi setiap siswa yang gemar nonton video porno, sebagaimana Ganjar pernah menghadiahi laptop pada siswa yang mengaku nonton film porno?
Rusak sudah. Kita semua tak ingin masa depan bangsa indonesia dirusak oleh pemimpin yang tuna susila. Manusia Tuna Susila tak boleh memimpin bangsa Indonesia. Ya Allah, selamatkanlah negeri kami ini. Jangan Engkau azab kami dikarenakan maksiat dan kezaliman yang dilakukan para pemimpin di negeri ini. Jadikanlah, dakwah kami sebagai perisai sekaligus sebab tidak diturunkannya azab di negeri kami. [].
*) penulis adalah Sastrawan Politik
sumber: WAGroup ALUMNI SMP SBK MEDAN (postSabtu18/6/2022/sapariadi)