Mantan Menteri dalam negeri (Mendagri) Letjen (Purn) TNI Syarwan Hamid menyebut pemerintahan Jokowi saat ini berpotensi menjadi pengkhianat. Hal itu ia sampaikan mengingat tingginya hegemoni atau pengaruh China di Indonesia saat ini.
“Ini ancaman serius, pemerintah harus tahu itu. Tapi kalau tidak, Jokowi cs berpotensi jadi pengkhianat. Ancaman itu terlihat ketika berbondong-bondong penduduk China datang ke Indonesia dan menguasai beberapa sektor penting,” ujar Syarwan Hamid di acara Halal Bihalal Purnawirawan TNI/Polri, di Masjid At Tin, Taman Mini, Jakarta Timur, Selasa (25/6/2019).
Bahkan, lanjut Syarwan, dirinya melihat hal itu seakan sengaja dilakukan oleh pemerintah dengan motif tertentu. Maka dari itu, dirinya saat ini gencar mengkritik Jokowi demi menyelamatkan bangsa dan negara.
“Saya sudah tidak takut mau ditangkap, dibunuh, nyawa saya terlalu murah ketimbang negeri ini jatuh dikuasai Taipan. Maka saya pun mengimbau kepada seluruh hadirin untuk senantiasa menjaga NKRI ini dengan kesungguhan.
Syarwan pun mengaku dirinya sering mengingatkan Jokowi untuk tidak tinggal diam dengan banyaknya TKA asal Tiongkok yang masuk. Sebab, keberadaan mereka bisa mengancam kedaulatan bangsa ini.
“Saya pernah bilang ke Pak Jokowi. Kalau seandainya Anda selalu membiarkan tenaga kerja China masuk terus ke Indonesia, maka akan hancur negara ini,” ungkap Syarwan, Mendagri era Presiden Soeharto.
Kalau Jokowi membiarkan itu terjadi, kecam Syarwan, Jokowi Anda berpotensi sebagai penghianat bangsa ini. “Saya katakan pada usia saya yang sudah tua ini tidak untuk mencari jabatan. Saya tidak akan biarkan itu terjadi,” lanjutnya.
Syarwan menegaskan kedaulatan bangsa ini tengah terancam. Buktinya, ada banyak negara kini di tengah ambang kehancuran akibat membiarkan pekerja asal Tiongkok masuk ke negerinya. Sebab menurut Syarwan, masuknya TKA itu merupakan bagian dari proxi war yang tengah dilancarkan Tiongkok.
Hal itu, sambung Syarwan, sebagaimana terjadi di Tibet, Nepal, Zambia, dan lain sebagainya. Yang mana di negara-negara itu, Tiongkok mengirimkan “pasukannya” dengan dalih melindungi industri mereka.
“China (Tiongkok) membangun proxi war. Membangun tahapan awal. Mereka mudah sekali membuat keributan di negeri ini, mereka dengan mudah dengan masuk ke Indonesia, dengan alasan melindungi aset mereka,” pungkasnya.
Sebelumnya beredar postingan dari mantan Kassospol ABRI sempat menjadi viral di media social (medsos). Sampai berita ini diturunkan, redaksi belum berhasil mendapatkan konfirmasi kebenaran dari postingan tokoh tentara Orde Baru ini. Hasil penelusuran di Facebook juga belum diketahui secara pasti apakah akun yang menyebarkan postingan ini adalah akun resmi dari mantan Menteri Dalam Negeri ini.
Adapun isinya, “Saya hampir 15 tahun bertugas disatuan Intel dan pernah mengalami pendidikan Intel strategis, betul-betul tak paham menterjemahkan fenomena apa, atau pakai teori apa Presiden dengan jajarannya menangani masalah Bangsa, khususnya Keamanan Negara ini.
Semakin hari bertambah terus warga Cina yg patut diduga berstatus atau berkualifikasi paramiliter masuk ke Indonesia, terbanyak di bagian Timur.
Saya kira bagi mereka yang punya rasa memiliki terhadap NKRI, terlebih yg memiliki qualifikasi intel atau punya aparat intel pasti akan sangat risau dan gemas.
Berhari hari ini masyarakat mempertanyakan masalah itu, namun pihak yg kompeten, Presiden,Tni ,Polri, Wakill Rakyat bungkam berjuta juta bahasa.Kenapa????????? Anda semua telah membuka pintu Republik ini lebar-lebar untuk dimasuki oleh anasir Cina, (jangan naif menganggap mereka hanya sekedar buruh ). Sebelum ada jawaban yg masuk akal, maaf Saya menilai Presiden dan jajarannya berpotensi jadi Pengkhianat Bangsa atau bisakah itu dianggap ” kecerobohan ” ? .
Terkutuklah kalian jika kelak terjadi petaka pd Negri ini. Insya Allah Saya yakin Rakyat akan memobilisasi perlawanan, jika gejalanya akan menjadi serius.
Syarwan Hamid. “
Seperti diketahui, Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid (lahir di Siak, Riau, 10 November 1943; umur 73 tahun) adalah tokoh militer dan politik Indonesia. Ia pernah menjadi Menteri Dalam Negeri pada Kabinet Reformasi Pembangunan. Ia juga dikenal sebagai tokoh gerakan Pelajar Islam Indonesia (PII) semasa mudanya dulu.
Lulus Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1966, menurut data wikipedia, ia menempuh pendidikan di Sekolah Staf dan Komando ABRI dan Lemhanas. Hamid pernah menjadi Kasrem 063/SGJtahun 1985. Kemudian menjabat Kapendam III/Siliwangi tahun 1986, Pardor Sarli Dispenad pada 1988 dan Asisten Teritorial Kodam Jaya, 1989.
Setelah itu ia bertugas menjadi Danrem 011/Lilawangsa Aceh, 1990. Saat menjabat Komandan Korem Lilawangsa, Lhokseumawe, Aceh ia berhasil mengatasi pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka terhadap NKRI.
Atas jasanya Hamid diangkat menjadi Kadispen TNI Angkatan Darat pada tahun 1992 dengan pangkat Brigadir Jenderal (bintang satu). Tak lama kemudian jadi Kapuspen TNI tahun 1993, Assospol Kassospol ABRI tahun 1995, hingga menjabat Kassospol ABRI dengan pangkat letnan jederal pada tahun 1996. (net/lin)
sumber: WAG Rakyat Bergerak kiriman Andhy R/ dan rmol.id