PT Bank Syariah Mandiri (BSM) atau Mandiri Syariah perkuat kerja sama dengan Muhammadiyah melalui penyediaan fasilitas pembiayaan senilai total Rp1,5 triliun.
semarak.co -Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari menyampaikan, hingga Oktober 2019, Mandiri Syariah telah bekerja sama dalam pengembangan 80 Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
“Terdiri dari 39 AUM di Bidang Jasa Pendidikan, 40 AUM di Bidang Jasa Kesehatan, dan 1 AUM di sektor lainnya. Dengan total portofolio pembiayaan AUM sebesar Rp815,4 miliar,” rinci Toni usai tanda tangan Nota Kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Pengurus Pusat Muhammadiyah, di kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, kawasan Kramat, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2019),
InsyaAllah melalui penandatanganan MoU ini, lanjut Toni, Mandiri Syariah akan menyediakan tambahan plafon pembiayaan sebesar Rp500 miliar. Sehingga total plafon yang disediakan menjadi Rp1,5 triliun.
MoU ini sendiri mencakup kerja sama layanan cash management (liquidity solution, receivable solution dan payable solution). Pemanfaatan produk dana seperti tabungan mudharabah institusi, giro wadiah institusi dan deposito.
Serta pemanfaatan produk pembiayaan untuk berbagai pengembangan AUM hingga penyediaan layanan Pembukaan loket Payment Point Online Bank (PPOB) pada setiap AUM.
“Dengan posisi rasio dana murah atau CASA Mandiri Syariah per November 2019 mencapai 53,20 persen dari total DPK sebesar Rp93,04 triliun, kami optimis dapat terus mendukung kebutuhan Muhammadiyah,” kata Toni.
Mandiri Syariah telah dipercaya sebagai bank mitra pengelolaan keuangan di lingkungan, Pengurus dan LAZISMU. Termasuk menjadi bank mitra tunggal Muhammadiyah dan menjadi payment gateway dalam pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah (SBMPTM) dan Muhammadiyah Online University.
“Sejalan dengan peningkatan layanan terutama electronic channel (Mandiri Syariah Mobile, Net Banking dan ATM), kami berharap kerja sama ini dapat mebawa kemudahan bagi semua pihak. Dan menjadi kontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia,” tutup Toni. (lin)