Mandiri Syariah atau Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Lembaga Amil Zakat Nasional Bangun Sejahtera Mitra Umat (LAZNAS BSM Umat) bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) meluncurkan Islamic Sociopreneur Development Program (ISDP).
Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari menyerahkan secara simbolis program ISDP kepada Rektor IPB Dr. Arif Satria di kampus IPB, Kamis (18/1). Pada kesempatan yang sama, Mandiri Syariah menyerahkan beasiswa crash program senilai Rp100 juta.
“ISDP merupakan program beasiswa berupa pemberian uang saku, SPP, pembinaan spiritual, permodalan, pelatihan/magang kewirausahaan serta pendampingan usaha. Program senilai Rp1,9 miliar untuk 25 mahasiswa terpilih dan ini bertujuan mencetak wirausahawan muda yang memiliki kepedulian sosial kepada masyarakat,” ujar Toni dalam rilisnya.
ISDP, lanjut Toni, sejalan dengan misi Presiden Joko Widodo terkait pengusaha muda. “ISDP merupakan fokus dan concern Mandiri Syariah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui program ini diharapkan lahir para pemuda yang mandiri dan bisa berwirausaha dengan segala keterampilan yang dimilikinya,” katanya.
Kerja sama dengan IPB sudah berjalan 2007, Toni bersyukur dan bangga mendapat kepercayaan IPB dalam menyediakan layanan pembayaran SPP mahasiswa melalui host to host. “Ke depannya kami berharap mendapat peluang lebih besar untuk menawarkan layanan dan produk perbankan syariah lainnya kepada karyawan dan mahasiswa IPB,” ujar Toni.
Selain kerja sama jasa dan layanan perbankan, beberapa waktu sebelumnya Mandiri Syariah turut mendukung kegiatan mahasiswa IPB melalui pembangunan musholla di lingkungan kampus, dukungan berbagai kegiatan mahasiswa seperti dies natalies, try out, dll.
Rektor IPB Arif Satria mengatakan, kehadiran Mandiri Syariah sudah tidak asing di lingkungan IPB. Support Mandiri Syariah selama ini, seperti mushola telah dinikmati mahasiswa. “IPB sangat mengapresiasi program ISDP yang diinisiasi oleh Mandiri Syariah. Selama ini sebagian para pelaku usaha adalah by accident. Minim sekali pelaku usaha yang by desain. ISDP adalah program yang akan melahirkan pelaku usaha dan start up yang berasal dari mahasiwa dengan desain yang sangat baik” kata Arif Satria.
Mandiri Syariah telah banyak bekerja sama dengan universitas negeri di antaranya Universitas Gajah Mada, Universitas Andalas, Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, Universitas Islam Malang (Unisma) serta kampus-kampus besar di beberapa wilayah Indonesia.
Mandiri Syariah berharap dapat menawarkan produk perbankan seperti pembiayaan umrah dan tabungan haji, Gadai dan Cicil emas, BSM OTO, BSM Griya, dll. “Kami optimistis produk kami dapat mengakomodasi keinginan karyawan dan mahasiswa untuk berbank syariah” ujar Toni.
SEVP Retail Banking Mandiri Syariah Niken Andonowarih menambahkan, sebagai bank BO II, Mandiri Syariah menjadi bank penyalur gaji pegawai negeri. “Kami sangat senang apabila ada pegawai atau dosen IPB ingin melakukan payrollnya di Mandiri Syariah” kata Niken.
Direktur Eksekutif Laznas BSM Umat, Rizqi Okto Priansyah menambahkan, tujuan ISDP adalah meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai bidang sociopreneur secara umum. Rizqi menyampaikan para penerima beasiswa dituntut mampu memberikan dampak positif khususnya dari sisi sosial ekonomi masyarakat. Mahasiswa yang dikenal sebagai agen perubahan (agent of change), diharapkan tidak hanya memberi perubahan dari segi intelektualitas saja, tetapi dapat menciptakan dan melahirkan entrepreneur yang terampil dan mandiri.
Selama tahun 2017 Mandiri Syariah melalui lembaga amil zakat Laznas BSM Umat telah menyalurkan beasiswa pendidikan sebesar Rp6,02 miliar. Mandiri Syariah merupakan anak perusahaan Bank Mandiri dan satu-satunya bank syariah kelompok Buku III juga bank syariah pertama yang menginisiasi private placement project based sukuk dengan total Rp4 triliun.
Hingga September 2017, Mandiri Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp58,72 triliun atau tumbuh 10,28% dibanding Rp53,24 triliun pada September 2016 dengan total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp74,75 triliun atau tumbuh 13,30% (yoy) dibanding posisi Kuartal III-2016, sebesar Rp65,98 triliun. (lin)