Lion Air member of Lion Air Group memulai layanan penerbangan perdana kembali nonstop untuk layani ibadah umrah dari Jakarta melalui Bandar Udara (Bandara) Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng di Tangerang, Banten tujuan Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz-Madinah, Arab Saudi.
semarak.co-Maskapai Lion Air memenuhi dan menjalankan ketentuan operasional menurut masing-masing negara serta aturan internasional. Penerbangan tujuan Jeddah dan Madinah ini terlaksana setelah Lion Air memenuhi semua kualifikasi.
Dan persyaratan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI dan otoritas penerbangan sipil Arab Saudi atau General Authority of Civil Aviation (GACA) termasuk audit keselamatan dan keamanan.
Lion Air Group tetap menerapkan semua ketentuan penerbangan yang berlaku selama masa waspada pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Untuk pemberangkatan dan pemulangan jemaah umrah dilakukan satu pintu melalui Asrama Haji Pondok Gede.
Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, persyaratan kesehatan telah dipenuhi, semua awak pesawat sudah menjalani pengecekan kesehatan berkalan dan termonitor.
Sudah divaksin dosis lengkap dengan vaksin yang diterima otoritas kesehatan Arab Saudi, lanjut Danang, uji kesehatan Covid-19 (hasil negatif Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), uji kesehatan jantung, tekanan darah dan lainnya.
“Tercatat 414 calon jamaah umrah telah memenuhi persyaratan sebagaimana ketentuan yang berlaku terdiri dari pemeriksaan (screening) kesehatan 1×24 jam sebelum berangkat,” kutip Danang seperti dirilis humas Lion Air Group melalui email semarak.redaksi@gmail.com, Sabtu (8/1/20220).
Meliputi pemeriksaan kesehatan, rinci Danang, vaksinasi Covid-19, meningitis dan pemeriksaan PCR dengan fasilitas kesehatan (rumah sakit dan laboratorium) yang diterima otoritas kesehatan Arab Saudi.
“Penerbangan umrah ditandai pengoperasian Airbus 330-900NEO registrasi PK-LES yang dilayani tanpa henti atau nonstop, sebagai pesawat terbaru berbadan lebar (wide body) dan operator pertama di Asia Pasifik yang menggunakan armada ini,” terang dia.
Pengoperasian Airbus 330-900NEO menjadi bagian dari langkah strategis Lion Air guna memperkuat pengembangan bisnis penerbangan jarak jauh (long haul) yang memerlukan waktu tempuh lebih dari 13 perjalanan nonstop.
A330-900NEO bertata letak lorong ganda (double aisle) berkapasitas 433 kursi penumpang yang nyaman, menyediakan kabin paling senyap di kelasnya, menambah fitur utama dari kabin airspace, desain baru kompartemen bagasi kabin (overhead bin) yang memungkinkan lebih mudah mengatur dan menyimpan barang bawaan di kabin.
“Pelaksanaan umrah perdana kembali tahun ini sebagai bentuk keseriusan Lion Air dalam mengakomodir dan memfasilitasi kebutuhan perjalanan ibadah. Pembukaan pasar umroh kembali merupakan peluang dan ekspansi bisnis Lion Air sekaligus menciptakan pemerataan konektivitas rute internasional dari Indonesia,” ujarnya.
Dalam operasional setiap penerbangan, lanjut Danang, Lion Air selalu patuh dan menerapkan budaya keselamatan (safety culture). Keseriusan inilah yang menegaskan Lion Air mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan (safety first).
Lion Air mempersiapkan dan mengoperasikan 12 armada, yaitu Airbus 330-300 (440 kursi) dan Airbus 330-900NEO (436 kursi). Rata-rata pesawat berusia muda. Seluruh pesawat telah menjalani perawatan intensif, dalam kondisi terbaik dan layak terbang (airworthy for flight).
Armada dilengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter atau penyaringan partikel yang kuat. HEPA filter membantu menjaga kebersihan udara di kabin dan menyaring lebih dari 99,9% jenis virus, kuman, serangga dan bakteri. Udara di dalam kabin pesawat diperbarui setiap 2-3 menit, sehingga lebih segar.
Siklus udara dari toilet (lavatory) dan dapur (galley) langsung dialirkan ke luar pesawat. Peningkatan kegiatan kebersihan dan sterilisasi pesawat udara Lion Air Group secara berkala dengan metode Aircraft Exterior and Interior Cleaning (AEIC) dijalankan di pusat perawatan pesawat Batam Aero Technic (BAT) dan di berbagai basis bandar udara (base station) dimana pesawat Lion Air Group berada.
Sejalan komitmen Lion Air untuk mempertahankan operasional konsisten pada angka terbaik terhadap mutu layanan dan tingkat ketepatan waktu penerbangan, antara lain pengaturan pergerakan jamaah dan pesawat, koordinasi intensif bersama pihak terkait guna memastikan kelancaran setiap hari.
Lalu mengaplikasikan standar prosedur pengoperasian pesawat udara menurut aturan dan petunjuk dari pabrik pembuat pesawat, termasuk pemeliharaan pesawat, pengecekan komponen pesawat, pelatihan awak pesawat serta hal lainnya.
Dalam kaitan perjalanan udara sesuai aspek keselamatan, Lion Air telah menghimbau kepada seluruh jamaah antara lain agar tidak membawa barang berbahaya (dangerous goods) ke pesawat, tidak menerima titipan barang dalam bentuk apapun dari orang lain ke dalam pesawat.
“Barang elektronik harus dilepas dari baterainya serta pengisi daya mandiri atau baterai portabel (powerbank) sesuai kriteria dari segi kapasitas yang boleh dibawa ke dalam kabin dan tidak diperbolehkan untuk digunakan selama penerbangan,” tutup Danang. (smr)