PT Bank Negara Indonesia (BNI) melalui jaringan Kantor Cabang Luar Negeri di Myanmar memperkuat layanan perbankannya. Yakni melalui penerbitan jaminan uang muka (advance payment bond) dan jaminan pengerjaan (performance bond) kepada cabang luar negeri PT Wijaya Karya di Myanmar.
Direktur Treasury and International Banking BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, penerbitan fasilitas tersebut dimanfaatkan untuk mendukung proyek pembangunan rel kereta api milik Myanmar Railways (MR) di Yangon, Myanmar. Pembangunan proyek sepanjang 45 kilometer ini akan membutuhkan waktu selama 2 tahun.
“Penerbitan jaminan uang muka dan jaminan pengerjaan tersebut tidak terlepas dari kerja sama yang selama ini telah terjalin antara BNI dengan Myanmar Foreign Trade Bank (MFTB). MFTB merupakan bank terbesar milik pemerintah Myanmar,” ujar Rico dalam rilis Humas, Selasa (19/02).
Peran BNI dalam proyek tersebut sangat penting mendukung implementasi integrasi ekonomi di kawasan ASEAN melalui kesepakatan ASEAN Economic Community (AEC). “Tidak hanya itu, hasil dari ekspansi bisnis dari proyek tersebut juga akan menjadi salah satu penyumbang devisa bagi Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, volume transaksi Trade Finance BNI mengalami pertumbuhan sebesar 12,5 persen. Yakni dari USD 40 miliar pada 2017 menjadi USD 45 miliar pada 2018.
Pertumbuhan tersebut turut mendorong pertumbuhan Fee Based Income yang bersumber dari Trade Finance yaitu sebesar 25,9 persen yaitu Rp 1,72 triliun pada 2017 menjadi Rp 2,18 triliun pada 2018.
“Fee Based Income yang diperoleh oleh BNI pada 2018 sebesar Rp 2,18 triliun didominasi oleh transaksi ekspor yang sebesar Rp 1,6 triliun (73,4%). Sedangkan, transaksi impor berkontribusi sebesar 26,6 persen atau Rp 579 miliar,” tukasnya.
Volume transaksi USD 45 miliar pada 2018, sambung dia, didominasi oleh transaksi ekspor sebesar USD 26 miliar (57,6 persen) dan sisanya oleh transaksi impor sebesar USD 19 miliar (42,4%). (lin)